bab 12🎍

190 16 3
                                    

Di rumah sakit, ruang periksa yang sepi. Bailidongjun duduk di kursi, tampak gelisah dan tidak nyaman. Temannya, Lei Mangsha, berdiri di dekat pintu, menunggu dengan cemas. Beberapa detik kemudian, Yedingzhi masuk, wajahnya tampak serius dan penuh kekhawatiran.

---

Yedingzhi (masuk ke ruangan, matanya langsung mencari Bailidongjun, suara agak tegang):
"Apa yang terjadi? Lei Mangsha bilang ada yang aneh denganmu. Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal?"

Bailidongjun (menatap Yedingzhi dengan tatapan cemas, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya):
"Aku... Aku baik-baik saja, Yun Gee. Tidak perlu khawatir."

Lei Mangsha (berdiri di dekat pintu, dengan ekspresi bingung, sedikit terguncang):
"Tapi Dongjun... ini serius. Kau harus mendengarkan dokter."

Yedingzhi (berjalan mendekat, menatap Bailidongjun dengan raut serius, tak yakin dengan jawaban yang diberikan):
"Apa yang terjadi? Kau tidak biasa begini. Jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dariku, Dongjun."

Bailidongjun menghela napas panjang, tangan kirinya gemetar saat ia memegang perutnya, dan tiba-tiba dia terdiam, seolah berat untuk mengungkapkan sesuatu yang besar.

Bailidongjun (menundukkan kepala, suaranya rendah, hampir berbisik):
"Yun Gee... aku... aku hamil."

Yedingzhi (terdiam sejenak, tatapannya seolah terhenti, dan kemudian langsung menatap Bailidongjun dengan mata penuh kebingungan dan ketidakpercayaan):
"Apa... apa yang kau katakan? Hamil? Dengan siapa?"

Lei Mangsha (melangkah maju, sedikit tegang, mencoba menenangkan situasi):
"Tunggu dulu, Yun Gee. Dongjun... dia tidak yakin sebelumnya. Tapi setelah tes itu, kami... kami yakin ini bukan kebohongan."

Yedingzhi (terkejut, langkahnya terhenti, jantungnya seolah berhenti berdetak):
"Hamil... ini tidak masuk akal. Kau... kenapa tidak memberitahuku lebih dulu?"

Bailidongjun (menunduk, merasa cemas dan tak berdaya):
"Aku... aku takut, Yun Gee. Aku tidak tahu harus bilang apa. Aku tidak siap, dan aku tidak tahu bagaimana kita harus menghadapi ini."

Yedingzhi (suara mulai naik, sedikit marah dan bingung):
"Kenapa kau tidak memberitahuku? Kita berdua ada di sini, Dongjun! Kenapa harus menanggungnya sendiri?"

Bailidongjun (tersedu sedikit, namun menahan air matanya, kemudian melanjutkan dengan suara yang lebih lemah):
"Aku... aku takut kau akan meninggalkanku. Ini... ini bukan sesuatu yang mudah, dan aku tidak tahu apakah kita bisa menghadapi semuanya. Aku... aku hanya bingung."

Lei Mangsha (berbicara dengan nada yang lebih ringan, berusaha meredakan ketegangan):
"Hei, tidak perlu teriak-teriak. Ini bukan salahnya, kan? Kita bisa melaluinya bersama. Kita di sini untukmu, Dongjun."

Yedingzhi (menatap Bailidongjun dengan mata yang masih penuh kekhawatiran, namun nada suaranya lebih lembut, mencoba menenangkan dirinya):
"Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal? Aku bisa membantu, Dongjun. Aku akan selalu ada di sini. Kamu tahu itu, bukan?"

Bailidongjun (memandang Yedingzhi dengan tatapan penuh ketakutan dan keinginan untuk melarikan diri, namun suaranya sedikit gemetar):
"Aku tahu, Yun Gee. Tapi aku... aku takut jika aku memberitahumu, kau akan membenci aku. Aku... tidak tahu harus bagaimana."

Yedingzhi (menarik napas dalam-dalam, berjalan mendekat, dan meraih tangan Bailidongjun dengan lembut, memandangnya dengan tatapan penuh pengertian):
"Siapa yang akan membencimu, Dongjun? Aku tidak akan pernah membencimu. Kita akan hadapi ini bersama, ya?"

Bailidongjun (menatap Yedingzhi, air matanya menetes pelan, namun dia mencoba tersenyum tipis meski suaranya masih gemetar):
"Benarkah... kau tidak akan membenciku?"

PERJODOHAN (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang