Facing the past

53 8 0
                                    

Malam itu, setelah berjalan pulang, Sunghoon merasa berat di dadanya. Ketidakpastian masih menggerogoti pikirannya. Ia dan Jake baru saja mulai membuka hati mereka satu sama lain, tetapi bayangan masa lalu kembali menghantuinya.

---

Ke esokan harinya, Sunghoon memutuskan untuk bertemu dengan Kazuha dan Yunjin di taman. Ia ingin berbagi tentang perasaannya dan mencari nasihat dari teman-teman dekatnya. Saat mereka berkumpul di bawah pohon sakura yang sedang mekar, Kazuha dan Yunjin menyambutnya dengan senyuman.

"Hoon! Senang lihat lo!" seru Kazuha, melambai. "Gimana kabar lo sama Jake?"

"Gue… ada beberapa hal yang bikin gue cemas," Sunghoon mengakui. Ia merasa berat untuk berbagi, tetapi ia tahu teman-temannya akan mendukung.

Yunjin memperhatikan wajah Sunghoon. "Apa lo ngerasa nggak nyaman sama hubungan itu?"

Sunghoon menggeleng. "Bukan itu. Gue suka sama Jake, tapi masa lalu gue bikin gue takut."

Kazuha mengerutkan dahi. "Masa lalu lo? Apa yang terjadi?"

---

Sunghoon menelan ludah, mengingat pengalaman pahitnya. "Gue pernah jatuh cinta sama seseorang yang ternyata nggak jujur sama gue. Dia nyakitin hati gue, dan itu bikin gue sulit percaya sama orang lain."

Yunjin dan Kazuha saling bertukar pandang, lalu Kazuha meraih tangan Sunghoon. "Lo nggak perlu merasa sendirian, Hoon. Semua orang punya masa lalu yang menyakitkan."

"Iya, dan yang terpenting adalah bagaimana lo menghadapi itu," tambah Yunjin. "Jangan biarkan masa lalu mengendalikan masa depan lo."

---

Mendengar kata-kata teman-temannya, Sunghoon merasa sedikit tenang. "Tapi gue takut kalau gue nggak bisa mempercayai Jake sepenuhnya. Apa yang harus gue lakukan?"

Kazuha tersenyum lembut. "Bicarain aja samaJake. Kejujuran adalah kunci dalam hubungan."

Yunjin mengangguk setuju. "Iya! Jangan simpan semua beban itu sendiri. Lo harus terbuka sama Jake."

Sunghoon mengangguk, merasa lebih siap untuk berbicara dengan Jake. "Makasih, guys. Gue akan coba."

---

Setelah pertemuan itu, Sunghoon pulang dengan semangat baru. Ia ingin berbicara dengan Jake dan mengungkapkan semua ketakutannya. Saat malam tiba, ia mengajak Jake ke tempat favorit mereka, sebuah kafe kecil yang sepi.

Begitu mereka duduk, Sunghoon merasakan ketegangan dalam udara. "Jake, ada yang harus gue bicarakan," katanya, mengumpulkan keberanian.

Jake menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa itu, Hoon? Lo terlihat serius."

"Gue ingin jujur sama lo tentang masa lalu gue. Gue takut, dan itu bikin gue ragu untuk membuka hati."

---

Jake mendengarkan dengan seksama, tidak menginterupsi. "Gue di sini buat lo, Hoon. Ceritakan saja."

Sunghoon menghela napas, berusaha menenangkan diri. "Gue pernah jatuh cinta dengan seseorang yang kelihatannya sempurna. Tapi, dia ternyata berbohong tentang segalanya. Itu bikin gue merasa hancur."

Jake mengerutkan dahi, terlihat prihatin. "Gue nggak mau lo ngerasa begitu. Lo nggak sendirian lagi."

"Itu yang membuat gue sulit untuk mempercayai lo sepenuhnya," Sunghoon melanjutkan. "Gue takut kalau lo juga akan menyakiti gue."

---

Jake meraih tangan Sunghoon dan menggenggamnya erat. "Hoon, gue bukan orang yang sama. Gue ingin lo percaya sama gue. Kita bisa melalui ini bersama."

Air mata mulai menggenang di mata Sunghoon. "Gue ingin, Jake. Tapi kadang-kadang, rasa takut itu terlalu besar."

Jake mendekat, matanya menatap dalam-dalam ke mata Sunghoon. "Gue janji akan selalu jujur sama lo. Gue nggak akan biarkan masa lalu lo menghalangi kita."

Sunghoon merasa hatinya bergetar mendengar kata-kata Jake. "Makasih, Jake. Itu berarti banyak bagi gue."

---

Mereka terdiam sejenak, hanya mendengarkan detak jantung masing-masing. Sunghoon merasa beban di pundaknya mulai terangkat. Ia berusaha untuk lebih percaya pada Jake, meskipun rasa takut itu masih mengintai.

Setelah beberapa saat, Jake tersenyum. "Jadi, lo siap untuk melanjutkan hubungan ini?"

Sunghoon mengangguk, meskipun ada sedikit keraguan dalam hatinya. "Iya, tapi gue butuh waktu untuk benar-benar percaya."

"Gue akan menunggu. Yang penting kita saling mendukung," kata Jake dengan penuh keyakinan.

---

Kembali ke rumah, Sunghoon merasa lebih ringan. Ia tahu bahwa ia dan Jake sedang berada di jalur yang benar. Namun, saat ia bersiap untuk tidur, teleponnya bergetar. Itu adalah pesan dari Heeseung.

"Hey, Hoon! Ada yang mau gue bicarakan sama lo. Bisa ketemu besok?"

Sunghoon merasa cemas. Apa yang ingin Heeseung katakan? Ia merasa tidak nyaman, tetapi ia tahu bahwa ia harus menghadapi apapun yang datang.

"Oke, kita bisa ketemu."

---

Malam itu, Sunghoon terbangun beberapa kali, merasa gelisah. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi. Apakah ini akan menjadi ancaman bagi hubungan barunya dengan Jake?

Jangan lupa vote org baik 👍

Dangerous attractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang