A meeting that changed everything

311 18 0
                                    


Langit malam Seoul dipenuhi bintang-bintang, memberikan nuansa magis pada gala seni yang diadakan di gedung konser mewah. Jake dan Sunghoon, dua sahabat yang tak terpisahkan, melangkah masuk ke dalam aula yang penuh dengan para seniman, atlet, dan selebriti. Malam itu, kolaborasi antara dunia skating dan balet akan diumumkan. Lampu kristal besar menggantung di atas mereka, menyinari ruang dengan kilauan keemasan.

“Gue beneran nggak tahu kenapa kita harus di sini,” keluh Sunghoon dengan nada dingin, merapikan jaket hitamnya. “Ini buang-buang waktu.”

“Relaks, Hoon. Lo nggak bisa terus-terusan fokus latihan. Sekali-sekali kita perlu bersosialisasi,” jawab Jake sambil tersenyum lebar. “Dan siapa tahu, kita ketemu cewek cantik.”

Sunghoon hanya mendengus, matanya mengamati ruangan dengan sikap acuh. Ia tidak suka pesta, apalagi ketika dirinya harus bertemu dengan orang-orang yang tidak begitu ia kenal. Namun, Jake tampaknya menikmati setiap detik malam itu sikap ramahnya membuatnya mudah dikelilingi orang-orang.

Saat mereka berjalan lebih jauh ke dalam aula, seorang gadis dengan gaun putih panjang dan rambut gelap yang diikat anggun menarik perhatian Sunghoon. Kazuha. Dia berdiri bersama seorang gadis berambut pirang Yunjin dan sedang berbincang dengan beberapa seniman lainnya.

Jake menyikut lengan Sunghoon dengan nakal. “Lihat tuh, yang pakai gaun putih. Cantik, kan? Gue yakin lo suka yang kayak gitu.”

Sunghoon langsung membuang muka, tapi ada sesuatu dalam tatapan matanya sesuatu yang hanya bisa Jake tangkap karena sudah terlalu lama mengenalnya.

“Lo kenal dia?” tanya Jake, mengerutkan dahi.

“Dulu,” jawab Sunghoon singkat, nada suaranya merendah.

Sebelum Jake sempat bertanya lebih jauh, kedua gadis itu mendekat.

“Hei,” Yunjin menyapa dengan suara ceria. “Kalian pasti skater, kan? Aku sering lihat kalian di TV.”

Jake tersenyum lebar. “Benar! Jake, dan ini Sunghoon.”

Kazuha dan Sunghoon saling menatap sejenak, suasana di antara mereka seketika berubah dingin.

“Sunghoon,” ucap Kazuha pelan, seperti mengingat kembali sesuatu yang menyakitkan.

“Kazuha,” jawab Sunghoon dengan datar, namun jelas ada emosi yang tersembunyi dalam sorot matanya.

Jake dan Yunjin, yang tidak tahu tentang masa lalu mereka, hanya bisa merasa bingung namun tetap tersenyum. Yunjin memutar matanya dengan manis dan mengajak Jake untuk bergabung dengan grup seniman lainnya.

“Ayo, Jake. Aku kenalin sama teman-temanku,” ajak Yunjin sambil menggandeng lengan Jake tanpa ragu.

Jake tertawa kecil, melirik Sunghoon dengan tatapan penuh arti. “Lo baik-baik aja sendirian, kan, Hoon?” godanya sebelum pergi mengikuti Yunjin.

Sekarang, tinggal Sunghoon dan Kazuha yang berdiri berhadapan, suasana di antara mereka begitu berat.

“Aku nggak tahu kalau kamu juga akan ada di sini,” ucap Kazuha pelan, menghindari tatapan Sunghoon.

“Aku juga nggak berharap ketemu kamu lagi,” jawab Sunghoon tanpa basa-basi.

Kazuha menggigit bibir bawahnya, terlihat sedikit canggung. “Kita nggak harus gini, Hoon. Udah lama sejak...”

“Sejak kamu pergi begitu aja?” potong Sunghoon tajam.

Kazuha terdiam, rasa bersalah jelas tergambar di wajahnya. Kenangan masa lalu menghantui mereka berdua kenangan saat mereka dulu saling mencintai, sebelum Kazuha meninggalkan Sunghoon tanpa penjelasan.

“Aku punya alasan waktu itu,” Kazuha akhirnya berbicara, suaranya penuh penyesalan. “Tapi aku nggak berharap kamu mengerti.”

Sunghoon menatapnya dalam, matanya tajam seperti es. “Kamu benar. Aku memang nggak akan pernah mengerti.”

Sebelum Kazuha sempat menjawab, suara musik lembut mulai mengalun di aula, menandakan dimulainya acara utama. Sunghoon mengalihkan pandangannya dari Kazuha dan melangkah pergi, meninggalkan gadis itu dengan perasaan campur aduk.

---

Di sisi lain aula, Jake dan Yunjin tengah tertawa bersama grup seniman. Yunjin tampak menikmati perhatiannya pada Jake, menggoda dan menariknya ke dalam dunianya yang penuh misteri.

“Jadi, kamu udah lama kenal Sunghoon?” tanya Yunjin, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu.

Jake mengangguk sambil tersenyum. “Dari kecil. Dia kayak saudara buat gue.”

Yunjin mengangguk pelan, senyum licik menghiasi bibirnya. “Pasti sulit, ya, berteman dengan seseorang seperti dia? Terlalu dingin.”

“Dia nggak selalu gitu,” jawab Jake, membela Sunghoon tanpa berpikir. “Lo cuma perlu waktu buat kenal dia.”

Yunjin tersenyum, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Jake merasa sedikit tidak nyaman seolah dia punya rencana yang tersembunyi.

---

Malam semakin larut, dan para tamu mulai berdansa di bawah cahaya lampu kristal. Sunghoon berdiri di pinggir aula, memperhatikan Jake dan Yunjin yang berdansa dengan penuh canda. Di sudut lain, Kazuha duduk sendirian, memandang kosong ke arah lantai dansa.

Sunghoon mengepalkan tangan, emosi yang selama ini ia kubur perlahan-lahan muncul ke permukaan. Ia tidak tahu kenapa, tapi melihat Jake bersama Yunjin membuatnya merasa tidak nyaman perasaan yang tidak pernah ia sadari sebelumnya.

"Apa ini semua hanya kebetulan?" pikir Sunghoon dalam hati, tatapannya tertuju pada Jake.

Sementara itu, Jake tertawa riang bersama Yunjin, tanpa menyadari bahwa malam itu akan menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih rumit sebuah perjalanan emosional yang akan menguji persahabatan, cinta, dan loyalitas mereka.

Jangan lupa vote ya guys (•̀ᴗ•́)و ̑̑
Sorry kalo misal ceritanya gak jelas atau Cringe
Makasih sudah baca.

Dangerous attractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang