Mentari telah datang dari timur, langit yang cerah dan awan yang putih membantu mentari untuk menghiasi pagi hari. Adnan, seorang lelaki berambut biru tengah berbaring di kasurnya yang empuk itu. Ia sedang berusaha membayangkan, bagaimana hari sekolahnya kali ini. Bila sebelumnya ia selalu bertengkar dengan Arshaka, hari ini apakah hal itu terjadi kembali?
Adnanpun pergi mempersiapkan dirinya untuk pergi ke tempat mencari ilmu di masa Sekolah Menengah Atas. Selepas siap-siap, Adnan pergi ke rumah Agatha dengan motornya serta berkumpul dengan sahabatnya yang lain lalu melanjutkan perjalanan menuju sekolah Pelita Raya.
Singkatnya, mereka di sekolah dan menjalani keseharian di sekolah dengan baik. Namun, saat istirahat sebuah permasalahan baru terjadi. Ian datang ke kelas untuk memberitahu kepada Adnan bahwasannya Ian telah berbicara dengan siswa pelita raya yang lain kalau Bhima adalah anak buangan. Selina yang mendengar itu segera menyahut, "Eh, jangan gitu jangan ngomongin teman." Ian pun menjawab dengan singkat, "Ga kok!" Ternyata, tanpa Ian ketahui Bhima mendengar itu semua dan segera menghampiri Ian. Saat Bhima berada di depan Ian, Bhima memanggil Ian.
"Eh, Ian." Panggil Bhima.
"Apa-apa?" Tanya Ian.
"Apa maksud lu ngomongin aku hah?" Lanjut Bhima menatapi Ian dengan tatapan yang cukup tajam.
"Siapa yang ngomongin elu?" Tanya Ian.
"Ga ada yang ngomongin elu." Lanjut Ian memperjelas ucapannya.
"Gausah, Gausah sok-sok an lu ya! Ngapain lu bawa-bawa orang tua gw?" Balas Bhima tak terima dan memukul Adnan."Hey, hey! Kenapa main mukul gitu?" Tanya Ian.
Mereka 1 kelaspun mulai rusuh. Semuanya menjadi adu mulut dan bertengkar. Para OSIS berusaha mengendalikan keadaan dan mengembalikan suasana. Adnan dan Ian berdarah-darah karena dipukuli oleh Bhima. Ian kesakitan karena pukulan yang cukup keras, dan begitupula dengan Adnan. Mereka berdua beristirahat untuk mengobati luka mereka. Hari yang sial untuk mereka berdua setelah hari-hari sebelumnya.
Ternyata, kehidupan itu selalu ada saja permasalahnya. Apa tidak bisa 1 hari saja kehidupan damai dan tidak penuh dengan keberisikan manusia dan permasalahan yang selalu ada? Sayangnya, kita hanyalah manusia yang ditugaskan untuk hidup di dunia yang hanya sementara. Kita tidak bisa berharap lebih pada keadaan, takdir, maupun sesama manusia. Mengapa sesama manusia? Karena mereka bisa mengkhianatimu kapan saja. Jika beruntung, kau akan mendapatkan yang setia.
Raka,OSIS pertahanan Pelita Raya meneraktir semua temannya agar permasalahan selesai dan terlupakan serta kedamaian dan kondisi sekolah kembali normal. Ian dan Adnan sebenarnya tubuhnya masih cukup sakit, namun mereka harus seperti pohon yang berusaha berdiri kokoh meski telah berusaha dijatuhkan. Demi sebuah traktiran, mereka berdua berusaha bangkit dan pergi ke kantin untuk menerima traktiran. Disaat sedang bersantai sembari menikmati traktiran, OSIS menanyakan segala hal tentang mengapa kerusuhan tadi bisa terjadi kepada Ian. Adnan hanya mendengarkan setiap orang.
Pada akhirnya, setelah Ian menceritakan semuanya. Kini giliran Adnan yang dipertanyakan soal pertengkaran antara dia dan Arshaka. Rakapun segera menyahut, "Arshaka, kemarin kan kamu udah janji. Sana lakukan janjimu!" Dengan enggan, Arshaka beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah tempat duduk Adnan. Disaat Arshaka berada di sebelah Adnan, Arshaka berkata dengan enggan, "Uh-uhm... Maaf ya Adnan soal kejadian kemarin." Untung saja Adnan masih bisa sabar oleh karena itu ia menjawab, "Iya, tak apa-apa."
OSIS pun sedikit membicarakan sesuatu untuk menjaga kesolidaritas kelasnya agar tetap solid. OSIS saling berpendapat, event apa yang akan mereka lakukan untuk menjaga kesolidaritas kelasnya. Pada akhirnya, mereka telah sepakat dalam 1 pendapat. Namun, mereka belum mendapatkan izin dari guru mereka. Pendapat yang mereka setujui adalah camping.
Adnanpun turun kebawah untuk mendatangi satpam sekolah mereka. Didepan pagar sekolah, Odo dan Bhima telah menunggu mereka sejak lama. Ian kebingungan, memangnya mereka belum puas setelah apa yang mereka lakukan barusan? Ian dan Adnan dibawa ke sebuah tempat yang menjadi markas mereka. Semasuknya mereka di markas, Bhima memukuli Ian dan Adnan dengan keras sebagai balasan. Bhima ternyata masih belum puas atas apa yang mereka lalui. Ian selalu berkata untuk jangan melibatkan Adnan karena masalah itu adalah masalah Ian dan Bhima. Hanya mereka berdua, seharusnya beberapa yang lain tak boleh terlibat. Mereka berdua dipukuli habis-habisan oleh Bhima dan Odo.
Sebagai balasan, Bhima menyuruh Ian untuk membayar 1jt-2jt perhari. Entah Ian bisa dapat darimana uang sebanyak itu. Bhima akhirnya meninggalkan mereka berdua dan meninggalkan Odo juga pastinya. "Karena aku masih baik, jadi aku bantu kalian berdua." Ujar Odo sebelum meninggalkan tempat itu dan menyelamatkan mereka berdua. Mereka berjalan ke arah sekolah yang sangat dekat dengan markas itu. Para OSIS bertanya-tanya mengapa mereka berdua ke sekolah dengan keadaan berdarah? Dengan alasan mereka, Ian menjawab bahwa mereka jatuh dari sepeda. Padahal, nyatanya tidak.
Di UKS, Ian dan Adnan berbicara soal mereka yang tadi di markas Bhima. Oh iya, markas Bhima terletak dibawah jembatan ya!
"Aku yakin, kamu bisa bayar itu semua. Kalau kamu gabisa bayar sebanyak itu, aku bisa bantu. Tapi jangan manja ke aku." Pinta Adnan agar Ian tidak manja ke Adnan. Ian segera menjawab, "Untuk apa aku manja?" Namun, tak ada jawaban sedikitpun. Tiba-tiba OSIS datang ke UKS dan menanyakan hal yang sama "Mengapa kalian bisa berdarah-darah?" Tentunya, dengan jawaban yang sama yaitu jatuh dari sepeda.
Adnanpun pulang dengan keadaan tubuh yang masih cukup sakit. Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan Ian kembali. Mereka berdua terkejut dan berbicara sedikit lalu berpisah. Ian melanjutkan kerjanya sedangkan Adnan pulang ke rumahnya.
___
Pesan dari bab kali ini adalah:
Jangan pernah membicarakan seseorang. Kar'na karma bisa datang kapan saja.
Jangan ghibah ya!
Karena balasan bisa datang kapan saja.Jangan lupa vote yah!
Jangan baca doang!
-NajwacwThanks for reading!
Sampai jumpa dan kita akan bertemu lagi di bab 4!Bonus.
-
Sebenarnya, Adnan tidak bersalah dalam hal ini. Yang bersalah adalah mereka berdua, yakni Bhima dan Ian. Bhima, ia menyelesaikan masalah dengan pukulan dan pakaian yang sebesar 1jt. Ian, ia membicarakan seseorang dan menyebarkan hal tersebut ke Adnan.-
BERSAMBUNG
Selamat, kalian telah menyelesaikan bab 3. Selamat menunggu untuk bab 4 ya! Author sedang ditimpa ANBK, jadi kemungkinan sedikit lama.
Aku ini sedikit mengikuti alur bfb yang asli, hanya saja aku mengubah perkataan yang diujarkan oleh tiap karakter.
Adnan Pratama
Setiap hari selalu ada masalah yang dilalui. Apa hidup tidak bisa damai dan bebas dalam 1 hari? Mengapa setiap hari selalu ada masalah?Jangan lupa vote nya yah!
Selamat menunggu semua! Harap sabar karena orang yang sabar akan disayang Tuhan!Maaf ya bila alur yang saya buat tidak lurus (nyambung).
KAMU SEDANG MEMBACA
Adnan Hanya Ingin Di Apresiasi [END]
RandomAdnan, seorang lelaki yang berada di kelas 2 SMA. Ia adalah lelaki yang bisa dibilang cukup pintar, tetapi dengan kepintarannya itu orang tuanya tak pernah bangga kepadanya dan menganggap itu hanyalah hal biasa. Lelaki itu pada akhirnya tak bisa men...