Setelah matahari kembali terbit, dokter mendatangi kamar 406 untuk melakukan apa yang telah diberitahukan.
"Sebelum itu, apakah ananda pasien sudah siap?" Tanya dokter.
"Ya, saya sudah siap dok." Jawab Adnan dan dokter membawa Adnan pergi ke ruang operasi. Sebelum memasuki ruangan operasi, Agatha sempat menyemangati Adnan
"Semangat Adnan!" Ujarnya.
Operasipun dilakukan, Agatha hanya di depan sembari memainkan ponselnya agar tidak bosan. Waktu demi waktu telah terlewati. Agatha juga sudah mulai bosan duduk di depan ruangan operasi Adnan. Tiba-tiba ayah Adnan mendatangi Agatha dan mengucapkan, "Jika kau mau pergi maka pergilah. Aku akan disini menunggu Adnan. Bila Adnan selesai operasi akan ku kabarkan." Agatha mengangguk dan pergi pulang menggunakan Gojek.
"Rumah ini, meskipun baru satu hari ku tinggalkan... Tetapi mengapa rasa rinduku pada rumah ini sangat kuat?" Kata Agatha melangkahkan kakinya satu persatu mendekati pintu rumah. Ia memasuki rumah dengan sangat pelan. Ia juga memperhatikan langkahnya.
"Akhirnya, aku kembali di rumah ini. Saatnya beristirahat.." Ujar Agatha di kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang kamar itu. Agatha tertidur pulas sekali hingga ia terbangun akibat suara notifikasi WhatsApp.
"Kamar 376? Oke, aku akan segera kesana!" Ujar Agatha dan langsung membawa mobilnya dengan cepat datang ke rumah sakit."ADNAN!" Panggil Agatha di depan pintu kamar 376.
"AGATHA!" Jawab Adnan dengan saling memanggil.
"G-gimana operasimu?" Tanya Agatha berada di samping kiri Adnan yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
"Uhm, aku juga kurang tau... Ayahku yang tau, coba deh kamu tanya dia!" Jawab Adnan menatapi Agatha. Agatha pun pergi ke ayah Adnan dan bertanya tentang Adnan.
"Kata dokter, perlu 3 sampai 4 bulan dia bisa sembuh." Jawab Ayah Adnan di depan kamar 376.
"Oh.. begitu ya.."
"Iya, tolong kabarin ke Adnan ya saya mau kembali bekerja seperti biasa!" Pinta Ayah Adnan kepada Agatha.
Memasuki kamar 376 Adnan bertanya, "Jadi apa kata ayahku?" Agatha terdiam sejenak dan menjawab, "Kamu bisa sembuh, tapi perlu 3 sampai 4 bulan Adnan." Adnan terkejut dan bangkit dari tidurnya untuk duduk di ranjang tersebut.
"H-hah? J-jadi aku harus bertahan seperti sampai 3 atau 4 bulan?!" Adnan masih tak menyangka.
"Mungkin iya, Adnan.." Jawab Agatha.
"Oh iya.. Itu disana" Agatha menunjuk kursi roda yang terlipat di sebelah pintu kamar 376.
"Itu punyamu?" Tanya Agatha.
"Kata ayahku sih iya.." Jawab Adnan.
"Oh, baiklah. Kita berbicara biasa aja sambil nunggu dokter." Sahut Agatha.
"Tapi kata dokter tadi besok udah boleh pulang kalau kuat! Tapi kan aku kuat! Aku pasti besok langsung pulang!" Puji Adnan kepada dirinya sendiri.
"Haha, iya kamu pasti bisa langsung pulang besok!" Jawab Agatha dan mereka tertawa bersama.
Waktu demi waktu telah berlalu. Agatha tak sengaja tertidur di posisi duduk namun kepalanya berada di tangan kiri Adnan. Dengan tangan kanan Adnan yang sedang di infus, Adnan mengelus lembut kepala Agatha. Wajahnya sangat imut, rupa wanita ini selalu sempurna di mata Adnan. Tetapi tetap ada yang bisa mengalahkan Agatha. Siapa lagi kalau bukan ibunya Adnan? Meski Adnan dibenci ibunya, tetapi Adnan tetap sayang pada ibunya. "I love you forever, mom" Perkataan yang sering di ujarkan Adnan saat ia sendirian.
"Agatha.. Agatha... Kamu ku elus dengan lembut mirip aku yang dulu dielus dengan lembut oleh ayahku... Ayahku menyanyangiku namun mamaku sebaliknya." Gumam Adnan yang sedang duduk di ranjang.
Beberapa sebelumnya, Adnan sudah sempat mengisi perutnya. Kini, Agatha kelelahan giliran Agatha yang beristirahat. Setelah kurang lebih 20 menit Agatha langsung sadar bahwasannya ia berada di tangan Adnan.
"E-eh.. Maaf Adnan!" Ujar Agatha menundukkan kepalanya dengan berduduk tegak dan tertawa kecil.
"Haha, iya gapapa.. Justru aku suka kamu tertidur meskipun sebentar di tanganku! Kalau bisa tertidurlah disebelahku." Jawab Adnan dengan tertawa lebar.
"H-hah? K-kamu bilang apa tadi? Jangan macem-macem ya kamu!" Ancam Agatha. Bukannya terlihat menyeramkan bagi Adnan justru Adnan malah tertawa karena semua ini terlalu lucu.
"Haha, udah deh! Aku lelah untuk tertawa!" Pinta Adnan yang daritadi tertawa sampai pada akhirnya tawanya telah selesai.
"Kamu gak makan?" Tanya Adnan memperhatikan Agatha.
"Uhm, tidak.. Aku tak lapar..." Jawab Agatha.
"Oh, begitu ya.. Baiklah aku sebenarnya ingin cepat-cepat besok agar aku bisa kembali ke rumah!" Ujar Adnan dengan semangatnya yang membara.
"Tidur aja, pasti cepet kok!" Saran dari Agatha.
"Yaudahlah, gantian aku ya yang tidur! Jangan foto aku loh!" Jawab Adnan.
"Iya-iya!" Lanjut Agatha dan Adnan menidurkan dirinya pada ranjang rumah sakit.
"Adnan, kamu sebenarnya pintar tetapi mengapa orang tuamu tak pernah mengapresiasi mu ya? Gak! Bukan orang tua! Ibumu, mengapa?" Tanya Agatha
"Percuma sih gw tanya begini, gabakal dia jawab!" Jawabnya seperti berbicara pada diri sendiri. Dengan tatapannya yang mengarah ke Adnan, Agatha sempat tersenyum sebentar lalu menghilangkan senyuman itu.
"Mending aku tidur juga. Untung dibawah kasurmu ada kasur kecil buat tidur para tamu! Kalau ga ada aku pasti pulang inimah!" Ujar Agatha dan mereka berdua tertidur bersama.
Sang Arunika yang menyinari langit malam telah mulai turun. Langit malam perlahan berubah menjadi langit yang sangat cerah. Langit biru dan awan putih membantu Sang mentari pagi untuk menyinari langit pagi hari dan siang hari.
Agatha sudah terbangun dari tidurnya sejak lama, Adnan terbangun sangat lama.
"Adnan, kamu gamau pulang?" Ancam Agatha dengan lelucon.
"E-eh mau dong!" Jawab Adnan dan langsung terbangun dari tidurnya. Agatha membukakan kursi roda yang terlipat kemarin untuk dipakai Adnan. "Duduk disini!" Pinta Agatha.
Adnanpun duduk di kursi roda tersebut. "Untuk barang-barangmu udah banyak dibawain sama ayahmu!" Ujar Agatha mereka turun kebawah untuk kembali pulang.
BERSAMBUNG
Selamat, kalian telah menyelesaikan bab 8. Selamat menunggu untuk bab 9 ya! Author sedang ditimpa ANBK, jadi kemungkinan sedikit lama.
Aku ini sedikit mengikuti alur bfb yang asli, hanya saja aku mengubah perkataan yang diujarkan oleh tiap karakter.
Adnan Pratama
Kamar 406 dipindah ke kamar 376 karena Adnan operasi. Adnan hanya ingin normal! Adnan hanya ingin normal!Jangan lupa vote nya yah!
Selamat menunggu semua! Harap sabar karena orang yang sabar akan disayang Tuhan!Maaf ya bila alur yang saya buat tidak lurus (nyambung).
-Najwacw-
KAMU SEDANG MEMBACA
Adnan Hanya Ingin Di Apresiasi [END]
RandomAdnan, seorang lelaki yang berada di kelas 2 SMA. Ia adalah lelaki yang bisa dibilang cukup pintar, tetapi dengan kepintarannya itu orang tuanya tak pernah bangga kepadanya dan menganggap itu hanyalah hal biasa. Lelaki itu pada akhirnya tak bisa men...