"Kembali lagi aku di rumah ini namun dengan kondisi yang berbeda." Ujar Adnan disaat Agatha membawa kursi roda dimana Adnan sedang duduk di kursi roda tersebut pada depan pagar rumah Adnan.
"Kamu bisa sendiri tidak kira-kira?" Tanya Agatha.
"Bisa kok, kamu istirahat aja.. Kamu pulang terus istirahat. Aku tau kamu pasti lelah menungguku. Maaf ya, karena aku kau musti kelelahan." Jawab Adnan.
"Iya, gapapa. Lagian aku juga ikhlas kok membagi waktuku! Tak perlu khawatir! Selagi kamu aman, aku senang kok! Kalau kamu tanya kenapa aku bilang gini, karena kita sahabat." Sahut Agatha
"Aku pamit dulu ya!" Pamit Agatha melambaikan tangannya dibalas oleh Adnan.
"Rumah ini lagi, rumah ini lagi. Eh? Ada mobil seseorang? T-tapi... Siapa? Ini bukan mobil ayah..." Ujar Adnan kebingungan.
Adnanpun dengan kursi rodanya berusaha masuk ke rumah dan melihat sang mama sedang bersantai di ruang televisi.
"Nah, datang juga kau anak sialan. Apalagi yang kau lakukan?! DASAR ANAK GA BERGUNA!" Murka sang mama mendekat ke arah Adnan dan memukul wajah Adnan dengan keras.
"S-sakit ma..." Rintih Adnan.
Floryn tak terlalu peduli soal Adnan, selagi ia murka Adnan lah yang menjadi pelampiasannya. Floryn kembali duduk di ruang televisi dan melanjutkan menonton tontonannya. Adnan hanya menunduk sembari menahan tangisannya yang hendak jatuh. Roda demi roda dari kursi roda berputar. Anak tangga demi anak tangga dinaiki. Adnan telah sampai di kamarnya dan ia beristirahat setelah lama di rumah sakit. Esok, ia sudah harus ke sekolah.
"Heh, anak lemah! Kamu tuh cuman beban di keluarga ini. Kamu berharap apasih sama saya?! Saya ga bakal melakukan apapun untukmu karena kau tak melakukan apapun untukku!" Ujar Floryn di kamar Adnan sebentar dan langsung pergi begitu saja.
"Iya ma, aku memang anak lemah.. aku beban... aku juga ga melakukan apapun untuk mama.. Tapi ma.. tugas mama sebagai ibu dari seorang anak apa? Menyanyangi anak kan? Apa ia sudah melakukannya? Tetapi, bila kenyataannya mama memang benci Adnan, gapapa Adnan terima. Adnan juga seharusnya berterimakasih karena mama telah membuat Adnan ada di dunia ini!" Gumam Adnan menatapi langit-langit kamar sembari tersenyum tipis.
"Aku sudah dibuat tidak bisa jalan normal selama beberapa bulan oleh temanku. Aku sudah dibuat hancur oleh mamaku. Sekarang, siapa yang mau menghancurkan hidupku lagi? Apa semuanya yang seperti ini masih kurang?" Lanjut Adnan bergumam.
Hari yang melelahkan bagi Adnan karena musti melewati hal-hal yang sulit. Mulai dari ia yang harus pergi kemanapun menggunakan kursi roda, lalu ada Floryn yang selalu membencinya, Abian yang selalu sibuk akan pekerjaannya. Satu-satunya yang bisa menemani Adnan kapanpun hanyalah Agatha. Sahabat Adnan dari saat Sekolah Dasar.
Ditengah tatapan kosong dengan langit-langit kamar, Adnan mulai pusing. Pikirannya penuh dengan luka yang tak dapat dilihat oleh manusia. Hatinya yang masih kecil juga selalu dihancurkan oleh ibunya. Betapa kejamnya dunia terhadap Adnan. Adnan ingin menyerah, ia sudah lelah, ia sudah muak, ia sudah patah semangat! Adnan, ingin mengakhiri hidupnya. Ia pergi ke sebuah pantai yang beberapa hari sebelumnya pernah ia kunjungi saat ia masih normal. Laut semakin mendekat dengan kaki Adnan. Adnan mulai hilang kendali, ia berdiri dari kursi rodanya dan mulai jalan acak-acakan. Adnan terjatuh ditengah lautan dalam dan ditelan oleh laut yang tenang.
"Aku lelah, aku muak, aku patah semangat, aku INGIN MENGAKHIRI HIDUPKU!" Batin Adnan sebelum kejadian ia hilang kendali.
Sebelumnya, Adnan juga meninggalkan secarik kertas yang berisi kertas untuk orang tuanya, dan Agatha.
Selama ini Adnan pintar, ia juga berprestasi tetapi yang dipandang Floryn bukanlah sisi terang melainkan sisi gelap. Floryn selalu melihat Adnan dengan versi buruknya. Floryn tak pernah melihat Adnan dengan versi terbaiknya. Pencapaian Adnan selama ini hanya dipandang biasa oleh Floryn. Tak ada istimewanya.
BERSAMBUNG
BAB 9 TELAH SELESAI
BAB 10 MENDATANGTerima kasih telah membaca sampai akhir, meskipun banyak ceritaku yang sekarang bisa dibilang sangat singkat. Semua ini singkat karena meluruskan dengan judul bab.
ADNAN PRATAMA
Seorang lelaki yang kembali pulang namun kembali pulang dengan arti lain. Lelaki yang muak, patah semangat, nan lelah ini memutuskan pergi ke pantai untuk mengakhiri hidupnya, ia sudah sangat lelah. Sudah saatnya ia melakukan semuanya.MOHON BERSABAR MENUNGGU BAB SELANJUTNYA
-Karena yang sabar disayang Tuhan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Adnan Hanya Ingin Di Apresiasi [END]
RandomAdnan, seorang lelaki yang berada di kelas 2 SMA. Ia adalah lelaki yang bisa dibilang cukup pintar, tetapi dengan kepintarannya itu orang tuanya tak pernah bangga kepadanya dan menganggap itu hanyalah hal biasa. Lelaki itu pada akhirnya tak bisa men...