Percampuran antar tiga warna yang menyatu dalam satu langit di sore hari, senja namanya atau yang kini disebut orang sebagai "sunset" matahari mulai terbenam secara perlahan, awan membantu menghiasi langit sore. Hari sore yang indah ini, Adnan berencana untuk datang ke pantai menenangkan dirinya dan melihat dunia luar yang sunyi nan indah seperti apa yang dikatakannya kemarin.
Tibalah Adnan di pantai itu. Laut berusaha membuat suara di pantai tersebut agar pantai itu tampak aman dan tidak terlalu sunyi. Kicauan burung tak Adnan hiraukan, justru ia memandangi burung yang terbang di sekitar pantai tersebut dengan kicauannya yang merdu. Percampuran tiga warna dalam satu langit membuat suasana pantai lebih indah. Pantai & senja, tempat ternyaman untuk menenangkan diri bila ada masalah. Pantai yang didatangi Adnan kebetulan sangat sepi hanya ada ia di dalam pantai tersebut.
"Laut, apakah boleh aku menceritakan semua keluh kesahku kepadamu?" Tanya Adnan dengan suara pelan. Laut menjawab menggunakan ombak yang pelan mendatangi kaki Adnan yang sedang berdiri tegak di pantai itu. Adnan menatapi laut yang sunyi sembari menghela nafasnya untuk melanjutkan ucapannya, "Huft, aku lelah. Kapan aku di apresiasi, diperhatikan, dipedulikan? Mengapa mamaku sejahat ini? Justru, ayahku yang selalu menghadapi kerjaannya yang sulit masih sempat untuk menyanyangiku.. Mengapa? Mengapa mama tidak?" Tanya Adnan dengan suara lembutnya dan saat Adnan mengucapkan kalimat dimana 'Justru ayahku yang selalu menghadapi kerjaannya yang sulit' Adnan sempat menjatuhkan tangisannya ke pasir di pantai itu.
Adnanpun duduk dan saatnya ia memandangi langit yang mulai menggelap dan bertanya kembali pada alam, "Apa sudah saatnya aku pulang? Tetapi rumah itu selalu menjadi rumah yang sepi bagiku. Kenapa aku tidak memiliki seseorang di rumah itu untuk aku bercerita, alam? Kalian yang menghiasi hari-hari di dunia lebih baik dari manusia ya.. Ternyata benar, semua manusia di dunia ini tak banyak yang bisa dipercaya." Langit pun sudah mulai gelap, bulan sudah mulai datang dan Adnanpun beranjak dari duduknya untuk pulang ke rumah.
"Tempat ini lagi." Ujar Adnan setibanya ia di depan rumah. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Adnan dengan lembut. Adnan berusaha tidak menoleh kebelakang tetapi karena ia penasaran, jadi ia menoleh kebelakang dan ternyata tidak ada siapapun.
BERSAMBUNG
Selamat, kalian telah menyelesaikan bab 6. Selamat menunggu untuk bab 7 ya! Author sedang ditimpa ANBK, jadi kemungkinan sedikit lama.
Aku ini sedikit mengikuti alur bfb yang asli, hanya saja aku mengubah perkataan yang diujarkan oleh tiap karakter.
Adnan Pratama
Pantai dan senja, sebuah perpaduan alam yang indah tak lupa laut yang menemani pantai untuk membuat pantai bersuara dan tidak sunyi. Disaat Adnan pulang, ia dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya secara tiba-tiba dan saat ia menoleh tidak ada siapa-siapa.Jangan lupa vote nya yah!
Selamat menunggu semua! Harap sabar karena orang yang sabar akan disayang Tuhan!Maaf ya bila alur yang saya buat tidak lurus (nyambung).
Maaf jika bab kali ini sangat singkat karena aku pengen bab ini itu berakhir mistis. Kalian para readers tebak aja siapa yang menepuk pundak Adnan! Tenang aja, di bab 7 bakal terjawab kok! (Kayaknya).
Kurang lebih bab ini hanya mencapai 506 kata.
-
Thanks
to
All
Readers
!
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Adnan Hanya Ingin Di Apresiasi [END]
RandomAdnan, seorang lelaki yang berada di kelas 2 SMA. Ia adalah lelaki yang bisa dibilang cukup pintar, tetapi dengan kepintarannya itu orang tuanya tak pernah bangga kepadanya dan menganggap itu hanyalah hal biasa. Lelaki itu pada akhirnya tak bisa men...