- Simpan Tenaga -

859 65 9
                                    

Tak ingin mendengar lebih banyak ucapan ucapan terimakasi yang tidak diperuntukan untuknya. Sebelum alaric menyelesaikan ucapanny malam itu. Aira sudah lebih dulu pergi meninggalkan acara api unggun dan memilih untuk masuk kedalam tenda. Raisa tentu lebih memilih untuk mengikuti dan menemani aira. Raisa juga sangat terkejut dengan apa yang alaric ucapkan.

Dan saat kedua perempuan itu pergi. Bersamaan dengan kata kata terakhir yang merupakan inti dari kesempatan yang di dapatkan oleh alaric ini.

"Tapi bukan itu bagian yang paling penting untuk saya ucapkan malam ini. Sebagian teman teman disini mungkin dudah tau untuk siapa ucapan ini akan saya berikan. Yap, perempuan satu satunya setelah mama yang paling saya sayangi yang paling saya cintai, yang selalu saya bangga banggakan dimanapun saya berada, dengan siapa pun saya bertemu. Untuk yang belum mengenalnya, seiring berjalan nya waktu kalian akan mengenal dia. Dia cantik. Dia pintar. Dia sempurna. Tapi yang pasti kalian tidak akan mengenal dia sebaik aku mengenal aira salma. Dia bukan cuma adik, tapi sahabat, teman, kekasih, bahkan tepat aku menaruh seluruh pusat duniaku. Terimakasi adek atas semuanya. Terimakasi sudah hadir di hidup abang. Dan satu pesanku. Aira salma adalah miliku. Tak akan ada siapapun di luar yang boleh memilikinya selain aku. Bahkan papa sekalipun."

Entah mengapa semua orang sangat suka jika alaric sudah membahas soal aira. Oleh sebab itu semua orang yang sudah tau tentang abang adik ini sedikit kaget saat alaric tidak menyebut nama aira malah nama perempuan lain.

Dan, malam itu harusnya aira ada disana mendengar kalimat terakhir alaric. Dan bodohnya lagi, saat itu alaric tidak sadar ketika aira memustuskan untuk pergi dari acara itu. Difikiran alaric pasti aira kini tengah merasa bangga dan melihatkan ekspresi ejekannya kepada perempuan lain yang tak seberuntung dirinya, dan itu membuat alaric gemas.

Sangkin alaric fokus untuk menyampaikan ucapan terimakasi kepada aira, ia tak sadar jika aira tak ada disana. Dan setelag acara selesao baru alaric menyadari ketidakhadiran aira disana.

Alaric menjelaskan semuanya kepada aira, bahkan alaric melihatkan rekaman malam itu yang di rekam sendiri oleh sahabatnya roman.

"Sekarang adek percaya kan sama abang? Abang gamungkin lebih milih perempuan lain dsri pada adek. Adek tau sendiri seberharga apa adek di hidup abang"

"Tetap aja adek gasuka, abang tetap nyebut perempuan lain kan dan itu sebelum nama aku. Itu tandanya aku udah di urutan kedua di hati abang"

"Engga sayang. Kenapa abang ucapin nya terakhir. Karna yang berada di urutan terakhir itu yang menjadi hal ditunggu tunggu semua orang. Adek tau? Semua orang seneng setiap abang bahas adek. Setiap abang ceritain adek. Itu kenapa ditaruh di belakang karena adek itu special sayang"

"Tetap aja adek gaks....mmmmhh" bibir manyun yang sudah menggoda sedari tadi itu masih saca mengeluarkan kata kata tak sukanya membuat alaric geram mau tak mau alaric harus membungkamnya saat itu juga.

Tidak ada pergerakan alaric hanya menempelkan saja bibir nya dengan bibir aira. Niat nya hanya ingin membungkan mulut adiknya itu agar tidak marah marah lagi.

"Hiihh abang" aira mendorong tubuh alaric agar pautan bibir mereka terlepas. Aira teringat dirumah masih ada kedua orang tuanya, ia tak ingin nanti tiba tiba kedua orang tuanya masuk dan melihat mereka seperti itu.

"Kenapa dilepas?" Tanya alaric sambil mengusap bibir pink lembab milik aira.

"Abang lupa dirumah ada mama papa, kalau nanti mama papa ma....mmmhhh"

"Ck abang" lagi lagi alaric membungkan bibir aira karna anak itu masih saja mengomel. Dan aira langsung mendorong tubuh alaric membuat alaric tertawa karna wajah merah aira yang berarti bukan saltinh tapi marah.

Unexpected BondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang