- Berlian -

892 56 6
                                    

Sudah menunjukan pukul 10 pagi, tetapi masih tidak ada pergerakan dari penghuni rumah besar itu.

Aira yang tertidur pulas di atas tubuh alaric, begitu juga alaric masih bergulat di alam mimpinya sembari memeluk tubuh polos milik aira. Permainan panas semalam membuat kedua anak manusia itu kelelahan bahkan penyatuan mereka sampai lu mereka lepaskan.

Jika tidak dibangunkan secara paksa mungkin tidak akan ada niat dari masing masing mereka untuk sekedar membuka matanya

Pintu kamar aira di ketuk sangat keras dari luar. Mungkin ada 5 menit pintu itu di ketuk dengan sangat kuat.

"Masuk aja lah kak. Itu anak berdua kalau ga dibangunin paksa kalau udah teler kaya gitu ga akan bangun"

"Ntar kalau mereka ga pake baju kaya waktu lagi gimana?"

"Ya rezeki namanya. Kamu bisa liat tubuh cantik nya aira, aku bisa liat tubuh kekar nya bang aric"

Roman meraup wajah raisa, "sembarangan kalau ngomong, suka ga di saring. Aku kurang kekar apa hah?"

"Tapi ga se sexy bang aric"

"Kamu juga ga se sexy aira"

"Dih emang pernah liat aira ga pake baju?"

"Ini mau liat" ucap roman dengan nada ketus nya, lalu membuka pintu kamar aira yang memang tidak di kunci karena setiba mereka disana tadi pintu kamar nya terbuka sedikit.

"Hm apa aku bilang, tu orang masih aja naked berdua. Untung pake selimut" ucap raisa berjalan mendekati ranjang milik aira.

"WOI BANGUN, INI UDAH JAM BERAPA GILA" teriak raisa tepat di telinga alaric dan aira.

"Engghhh, berisik" ucap aira. Bukannya bangun aira kembali mencari posisi ternyamannya di atas tubuh alaric.

"Minggir sayang, aku tau caranya" ucap roman meminta raisa untuk sedikit menjauh.

Roman mendekati mulut nya di telinga alaric dan aira seperti yang raisa lakukan tadi.

"WAH MAMA SHA SAMA PAPA VAN UDAH BALIK" teriak roman tak kalah kuat nya dari suara raisa tadi.

Kedua mata alaric dan aira terbuka lebar saat mendengar teriakan roman. Alaric menegakan tubuhnya otomatis aira juga ikut terduduk di atas pangkuan alaric. Selimut yang menutupi tubuh mereka tak sengaja ikut turun dan kini melihatkan punggung mulus milik aira.

"Mulus nyaaaa" ucap roman melihat punggung aira.

"ANJING. NGAPAIN LO DISINI. KELUAR GA" teriak alaric sambil meraih selimut untuk menutupi punggung aira dan membaluti tubuh mereka.

"Kak mama sama papa balik" ucap aira dengan ketakutan.

"Ngga ada, mama sha sama papa van belum balik. Sengaja gue bilang gitu biar lo pada bangun" ucap roman tanpa bersalah.

Bugh. Satu bantal melayang tepat di depan wajah roman. Alaric yang melemparkan.

"KELUAR LO" teriak alaric, melihat wajah merah alaric membuat raisa cepat cepat menarik lengan roman keluar dari kamar aira, yang mana sama sekali tidak melihatkan ekspresi takut nya malah tertawa.

Kini aira bisa bernafas lega. Ia, menjatuhkan wajahnya di atas bahu alaric.

"It's okey sayang. Aman, gausah khawatir ya" alaric mengusap usap punggung mulus aira memberikan ketenangan.

"Mau mandi bersama?" Tanya alaric lagi sambil mengangkat kepala aira.

Aira menggeleng, ia masih shok dengan suara roman yang membangunkannya tadi. Alaric mengerti, "abang antar ke kamar mandi ya"

Unexpected BondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang