- Salah Faham -

965 67 6
                                    

Sudah seminggu lebih anak gadis berumur 18 tahun yang kerap di panggil aira itu tak menyapa alaric. Kaka pertamanya.

Sudah berbagai bujukan yang alaric berikan, sama sekali tidak membuat aira luluh. Permasalahan kali ini tidak seperti biasanya. Bagi aira ini permasalahan yang sangat besar.

Diruang tengah, keluarga kecil ivan kini sedang berkumpul. Jika weekend tiba, ini sudah menjadi rutinitas mereka. Tapi , suasana yang biasanya hangat dan penuh keributan seperti biasanya, kini berubah menjadi hening, dingin serta mendadak menjadi suram.

"Ai" panggil alaric yang duduk di sebrang aira. Sedangkan aira duduk di samping ivan, seperti meminta pertolongan kepada ivan dari gangguan alaric.

"Adek. Itu abang nya manggil lo dari tadi nak" ucap alisha.

"Ha? Iya ma" hanya itu jawaban dari aira. Setelahnya, aira kembali fokus pada televisi di hadapannya.

"Aira" panggil alaric lagi. Tapi kali ini posisi duduk alaric sudah berpindah di samping aira.

Aira masih tak menggubris. Lengan aira bertaut dengan ivan. Aira memeluk lengan ivan sangat kuat.

"Ini adek sama abang kenapa sih? Ga biasa biasanya kaya gini. Kamu apain adek sih bang?" Ivan yang mulai geram pun akhirnya angkat bicara.

"Masalah kecil pa. Abang bisa atasi"

"Masalah kecil abang bilang? Kalau menurut abang itu masalah kecil, harusnya abang gausah susah susah bujuk aku sekarang" sudah seminggu aira bungkam. Baru kali ini ia merespon dan menjawab alaric. Tapi bukannya berbaikan, aira malah semakin marah padanya.

"Adek mau kemana?" Tanya ivan saat aira memutuskan untuk pergi dari sana.

"Ke kamar. Masalah kecil itu bikin adek ga nyaman ada disana" ucap aira dan berlalu masuk kedalam kamarnya.

"Jelaskan bang" bersisa ivan alisha dan alaric disana. Ivan langung menyidang alaric meminta penjelasan pada anak pertamanya,

Hal seperti ini sangat jarang ivan temui. Alaric yang sangat sayang pada aira, bahkan tak pernah sekalipun alaric menjadi alasan aira marah, sedih, kecewa bahkan sekalipun. Tapi kali ini?

"Aira salah faham sama abang pa"

"Jelasin yang bener bang, kalau jelasin nya kaya gini papa juga jadi salah faham nantinya"

"Panjang pa ceritanya, abang harus selesaiin masalahnya dulu sama aira" ivan menahan tangan alaric. Menarik nya agar kembali duduk. Saat alaric mencoba untuk pergi dari sana.

"Selesaikan sama papa dulu. Kamu udah bikin anak perempuan papa sedih"

Alaric hanya bisa pasrah sekarang. Mau tak mau ia harus menceritakan semuanya pada ivan terlebih dahulu barulah ia selesaikan dengan aira. Siapa tau dengan bantuan ivan nantinya aira bisa memaafkannya.

Setelah mendengar penjelasan putranya. Ivan kini faham mengapa aira bisa semarah itu padanya. Awalnya ivan juga dibuat kesal mengapa alaric lebih mementingkan perempuan lain di banding adik ya sendiri. Tapi setelah ivan menjelas posisi nya saat itu, ivan mulai mengerti. Kesalahan tidak hanya berasal dari ivan tetapi juga dari anak perempuannya aira yang tak mendengarkan ucapan alaric sampai selesai karena sudah lebih dulu di bakar api cemburu dan dikuasai amarah.

"Abang udah bilang pa, masalah nya kecil. Tapi karna selama ini abang ga pernah bikin kesalahan ke aira, aira mikirnya ini kesalahan yang besar. Abang udah minta maaf dan berusaha jelasin ke aira. Tapi aira sama sekali ga kasi ruang abang buat jelasin itu"

Yap. Anak perempuannya itu cemburu saat merasa alaric lebih memilih perempuan lain di banding dirinya. Pada kenyataannya bukan seperti itu.

Seminggu yang lalu. Kampus mereka mengadakan acara malam keakraban untuk 3tahun angkatan terakhir di fakultas mereka. Yang mana alaric adalah kaka senior aira di kampus, dan aira merupakan mahasiswa baru di sana.

Unexpected BondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang