Chapter 2: Langkah Pertama dalam Tubuh Baru

944 102 1
                                    

Alger berdiri diam di depan cermin, masih berusaha mencerna kenyataan yang baru saja menghantamnya. Tubuh yang ia lihat bukanlah miliknya. Sejumlah potongan ingatan terus membanjiri pikirannya—Louis yang penuh percaya diri, kekayaan yang melimpah, dan obsesi buta terhadap Lucas, pria yang tampaknya tidak pernah merespon perasaannya.

Sebuah ketukan di pintu mengganggu lamunannya. "Tuan Louis, rapat Anda dimulai dalam setengah jam," suara seorang wanita terdengar dari balik pintu, suaranya penuh hormat.

Alger terdiam sejenak, lalu mengangguk, meskipun wanita itu tak bisa melihat. "Ya... akan segera," jawabnya dengan nada yang berusaha meniru Louis dari ingatan yang ia dapatkan. Namun, dalam batinnya, Alger bergetar—dia bahkan tidak tahu rapat apa yang dimaksud.

Wanita itu pergi, meninggalkan Alger yang kini sendirian lagi di kamar yang luas itu. Dia berjalan perlahan, memperhatikan sekeliling. Barang-barang mewah memenuhi ruangan, mulai dari lemari pakaian yang penuh dengan setelan mahal hingga meja yang dipenuhi dengan dokumen-dokumen bisnis yang tampak penting. Alger menghela napas panjang. Ini adalah dunia Louis—dunia yang sama sekali berbeda dari kehidupannya yang penuh kesederhanaan dan perjuangan.

Namun, sebelum dia sempat merenung lebih lama, dorongan untuk memahami hidup baru ini muncul. Dengan hati-hati, ia mulai membaca beberapa dokumen di meja. Semuanya tentang bisnis, investasi, dan proyek-proyek besar yang tak pernah bisa dia bayangkan sebelumnya. Tapi, entah bagaimana, ingatan Louis membuatnya bisa memahami dengan cepat, seolah otak barunya sudah terlatih untuk itu.

Di sudut lain ruangan, ponsel Louis tergeletak di atas meja. Alger memandangnya ragu. Tangan Louis, yang sekarang adalah tangannya, mengambil ponsel itu dan menelusuri pesan-pesan yang masuk. Salah satu pesan itu berasal dari Lucas.

"Louis, berhenti menghubungi aku. Aku sudah bilang, kita tidak punya masa depan bersama. Tolong hormati batasanku."

Pesan itu singkat, tetapi cukup jelas menggambarkan sikap Lucas terhadap Louis. Sebuah penolakan tegas yang sebelumnya tidak pernah dihiraukan oleh Louis. Namun, bagi Alger, pesan ini terasa lebih sebagai pembebasan. Dia tidak lagi harus mengikuti jejak Louis yang terus-menerus mengejar seseorang yang tidak menginginkannya. Dia bisa memulai hidup baru, dengan cara yang berbeda.

Alger meletakkan ponsel itu kembali ke meja. "Aku bukan Louis," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. "Dan aku tidak akan hidup seperti Louis."

Saat itulah ia memutuskan. Dia akan menjalani hidup di tubuh ini, tetapi dengan caranya sendiri. Dia tidak akan melanjutkan obsesi buta Louis terhadap Lucas, dan dia pasti tidak akan menjadi orang yang sama seperti Louis. Dia akan menikmati kesempatan ini untuk hidup sebagai seseorang yang bebas dari keterbatasan lamanya, namun tanpa mengulangi kesalahan-kesalahan Louis.

Dengan langkah pasti, Alger membuka lemari dan menarik setelan jas hitam yang terlihat sangat mahal. Kali ini, dia akan menghadapi dunia sebagai Louis, tapi dengan jiwanya sendiri.






Tbc.

Soul in Reverse - BL (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang