Chapter 11: Batas yang Semakin Kabur

432 43 0
                                    

Pagi itu, Alger terbangun dengan tubuh Lucas masih bersandar padanya di sofa. Sinar matahari pagi menembus jendela apartemen, memberikan kehangatan yang lembut ke dalam ruangan. Alger menatap Lucas, yang masih terlelap, napasnya teratur dan damai. Di saat seperti ini, sulit baginya untuk mengingat bahwa dia bukanlah Louis yang Lucas kenal. Tapi, semakin lama dia berada di tubuh ini, semakin dia merasa bahwa kehidupannya yang dulu sudah jauh di belakang.

Alger pelan-pelan bangkit, berusaha tidak membangunkan Lucas. Saat dia berdiri, tubuhnya terasa lebih ringan, lebih nyaman—mungkin karena dia telah membiarkan dirinya merasakan perasaan yang selama ini ia pendam. Di satu sisi, dia tahu bahwa ini salah, karena Lucas tidak benar-benar tahu siapa dia sebenarnya. Tapi di sisi lain, Alger tak bisa menahan hatinya yang terus-menerus ingin dekat dengan Lucas.

Setelah merapikan sedikit kekacauan di apartemen Lucas, Alger menuju ke dapur untuk membuat kopi. Dia ingin memberikan sedikit kejutan kecil untuk Lucas saat bangun nanti. Aroma kopi perlahan memenuhi ruangan, dan tak lama kemudian, Lucas bangun dari tidurnya. Dia tampak sedikit linglung, tapi saat matanya bertemu dengan Alger, sebuah senyum tipis terukir di bibirnya.

“Selamat pagi,” ucap Alger, suaranya tenang namun ada sedikit kehangatan di sana.

Lucas mengangguk pelan, mengucek matanya. “Pagi... Kau bangun lebih awal dari yang aku kira.”

“Aku tidak ingin membangunkanmu. Kau kelihatan sangat tenang tadi,” kata Alger sambil menyerahkan secangkir kopi pada Lucas.

Lucas mengambil cangkir itu, menyesapnya sedikit sebelum kembali menatap Alger. "Kau memang berubah. Dulu, Louis tidak pernah repot-repot membuatkan kopi untukku."

Alger tersenyum tipis. "Mungkin aku sedang mencoba menjadi orang yang lebih baik."

Lucas tertawa kecil, meskipun ada nada ragu di dalam tawanya. "Ya, mungkin."

Mereka duduk bersama di meja dapur, menyesap kopi dalam keheningan yang nyaman. Alger merasa lega bahwa Lucas tidak terus-menerus mempertanyakan perubahan dalam dirinya. Meski Lucas jelas-jelas merasakan sesuatu yang berbeda, dia tampaknya memilih untuk mengabaikan itu untuk sementara waktu.

Namun, di dalam benak Lucas, pertanyaan-pertanyaan itu tetap ada. Mengapa Louis tiba-tiba berubah? Mengapa sekarang dia terasa lebih peduli, lebih tenang, dan bahkan lebih hangat? Lucas menatap Alger, mencoba mencari petunjuk dari wajahnya, namun tidak menemukan jawaban yang memuaskan.

***

Saat siang menjelang, Alger memutuskan untuk kembali ke apartemen Louis. Di perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan tentang masa depan. Alger tahu bahwa ini tidak bisa bertahan lama. Cepat atau lambat, Lucas akan menyadari bahwa orang yang bersamanya bukanlah Louis yang dia kenal. Dan ketika saat itu tiba, Alger takut akan reaksi Lucas.

Ketika dia tiba di apartemen, Alger menyalakan laptop dan membuka beberapa file pekerjaan Louis yang tertunda. Dia harus tetap menjaga rutinitas hidup Louis, bagaimanapun juga. Namun, tak lama setelah dia mulai bekerja, sebuah pesan masuk di ponselnya.

Itu dari Lucas.

"Kau sibuk? Aku... ingin bicara tentang tadi malam."

Alger merasakan degup jantungnya meningkat. Dia tahu ini akan terjadi—momen di mana Lucas ingin mencari kejelasan. Alger menatap layar ponselnya sejenak, mempertimbangkan balasan yang tepat, lalu mengetik, "Tidak terlalu. Aku bisa ke tempatmu lagi jika kau mau."

Beberapa menit kemudian, balasan datang. "Tidak perlu. Aku bisa ke tempatmu. Aku butuh jawaban."

Kata-kata itu membuat Alger terdiam. Lucas sepertinya sudah merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa. Alger tahu bahwa dia tidak bisa terus bersembunyi di balik identitas Louis, tapi dia juga belum siap untuk sepenuhnya membuka diri. Namun, dia tak bisa menghindari Lucas selamanya.

Saat sore tiba, pintu apartemen Louis diketuk. Alger berjalan menuju pintu, menarik napas dalam-dalam sebelum membukanya. Di depan pintu berdiri Lucas, dengan tatapan serius dan sepertinya siap untuk percakapan yang berat.

Lucas masuk tanpa banyak bicara, langsung duduk di sofa seperti biasa. Alger mengikuti, duduk di sebelahnya, merasakan ketegangan yang tiba-tiba muncul di antara mereka.

“Ada yang ingin kau tanyakan?” tanya Alger akhirnya, mencoba untuk membuka pembicaraan.

Lucas menatapnya tajam, tapi tidak dengan marah. “Louis, aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Kau... bukan Louis yang aku kenal selama ini. Kau... berubah, bukan hanya soal sikapmu, tapi semuanya. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi?”

Pertanyaan itu membuat Alger terdiam. Inilah saat yang dia takutkan. Bagaimana dia bisa menjelaskan situasinya tanpa terdengar gila? Tapi, dia juga tidak bisa terus berbohong pada Lucas, bukan?

“Aku... tidak tahu bagaimana menjelaskannya,” ujar Alger pelan. “Tapi yang pasti, aku memang bukan Louis yang kau kenal. Aku... orang lain, Lucas.”

Lucas menatapnya dengan mata membelalak, bingung dan tidak percaya. “Apa maksudmu? Kau bukan Louis? Siapa kau sebenarnya?”

Alger terdiam, menundukkan kepala, mencoba merangkai kata-kata yang tepat. Namun sebelum dia bisa menjawab, Lucas berdiri dan mundur, ketakutan bercampur kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

“Ini gila,” ujar Lucas. “Aku tidak tahu apa yang sedang kau mainkan, Louis, tapi ini sudah terlalu jauh!”

“Lucas, tunggu!” Alger mencoba menghentikan Lucas yang tampak ingin pergi. “Aku bisa menjelaskan, tapi kau harus memberiku waktu. Ini tidak mudah bagiku juga.”

Lucas berhenti, meskipun ekspresi wajahnya tetap tidak percaya. “Jadi kau mengaku bahwa kau bukan Louis? Lalu siapa kau?”

Alger menarik napas panjang. "Namaku Alger. Aku... tidak tahu bagaimana ini terjadi, tapi suatu hari aku terbangun dalam tubuh Louis."

Lucas terlihat semakin bingung, namun rasa ingin tahunya membuatnya tidak langsung pergi. “Ini... sulit dipercaya. Apa kau serius?”

Alger mengangguk, berharap Lucas bisa mempercayainya. Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa kebenaran ini akan sulit diterima oleh siapa pun.






Tbc.

Soul in Reverse - BL (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang