|LAT 2| MAKO

115 13 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Danutama Caesario Faith Morais
______

Door Door Door

Tiga suara tembakan tendengar keras menusuk telinga. Namun orang-orang disana tampak biasa karena ini termasuk makanan mereka setiap hari. Terdapat satu orang yang masih fokus dengan pistolnya dan penutup telinga masih terpasang di telinga.

Tubuh tegap dengan punggung lebarnya berdiri menatap sasaran tembak sepuluh meter jauhnya. Tiga orang berdiri di belakangnnya yang tengah memperhatikan sembari merapikan barang mereka di meja.

Door door door

" udah habis tu peluru " salah satu dari mereka berbicara dengan keras.

Danu berbalik menghampiri ketiga orang itu, tanganya melepas penutup telinga dan menaruhnya di meja. Mendudukkan diri di kursi, menyugarkan rambutnya ke belakang.

" gimana kabar soal itu ?" Fargas bertanya sembari tangannya sibuk mengupas kuaci.

"Bulan depan berangkat " jawabnya Danu santai

Andre berdecak, " seneng banget kalo dapet tugas begituan, padahal udah berapa kali dapat tugas kek gitu. Sekali-kali yang agak biasa gitu lah"

" gak usah heran dah, adhimakayasa mah apapun dilaksanain, trabas terus" Danu terkekeh mendengarmya

" ya gak gitu juga lah, ini aja mumpung gak ada kegiatan " jawabnya sambil iku memakan kuaci

Andre menggelengkan kepala heran dengan temannya ini, " gak ada kegiatan katanya, kalo gak ada kegiatan mana ada nih dua balok di pundak sama list merah lagi mana ada" tanganya menepuk pundak Danu letak tanda pangkatnya.

" ckck, diantara angkatan kita aja lo yang paling cepet naik, mana masih jomblo lagi " celetuk Fargas dengan sibuk mengunyah kuaci

" mau dong bang jadi jodohmu "

" jadiin aku istrimu bang "

" abang mau gak jadi pacarku "

Danu merinding sendiri melihat tingkah teman-temannya ini. Ada saja tingkah mereka yang tertutup tegasnya seragam di badan mereka. Untung saja dirinya sudah kebal dengan tingkah mereka sedari pendidikan, jadi tidak kaget dengan keanehan mereka.

Andre sedikit memajukan kursinya, " kalian tahu Hana gak ?" ucapnya dengan berbisik dan pelan

Bayu dan Fargas ikut mendekatkan kursi ke depan, ini pasti ada info panas terbaru nih.

" anaknya komandan andre bukan sih, yang suka sama Danu sampe ngejar-ngejar banget" jawab Fargas

Bayu menaik turunkan tangannya tanda untuk menurunkan volume bicara.

" husst jangan keras broo, iya bener. Katanya mau magang di bagian kantor kelapa dua denger denger sih "

" A1 gak nih " Andre mencoba menvalidkan informasi

Tanganya mengambil sebotol minuman di depannya, " A1 bro, lihat aja minggu depan udah ada mungkin tu cewek " Danu hanya menggelengkan kepalanya

Mereka bertiga diam sejenak dan memandang Danu yang hanya diam mendengar pembiacaraan sembari sibuk dengan hp nya.

Kemudian kembali saling pandang, " kasian dah komandan kita satu ini, pasti bakal ada fans yang tiap hari nongol " bayu mengelus dada dengan mimik wajah kasihan.

" bro tu cewek masih sering nyariin lo ?" Andre menepuk pundak Danu membuatnya menoleh.

" masih apalagi kalo ada acara sama bokapnya " jawabnya

Andre mengangguk, " pasti banyak atasan yang nyoba jodohin anaknya sama dia nih"

" jelas itu mah, siapa sih yang gak mau punya mantu Danutama Caesario Fiert Morais. Perwira dengan kenaikan pangkat tercepat, kalo jadi cewek dah gue nikahin " sambung Fargas dengan nada hiperbola.

" ogah gue sama lo " Danu menendang kaki Fargas

Seseorang tampak berjalan mendatangi arah mereka, " maaf mengganggu komandan, izin memberi tahu kalau komandan Danu dipanggil kombes Deni ke ruangan sekarang "

Mereka semua diam dan melihat ke orang itu, Danu mengiyakan dan menyuruh orang itu untuk kembali.

Danu beranjak dari duduknya dan berpamitan dengan ketiga temannya itu untuk menemui atasan mereka. Kakinya melangkah cepat menuju area kantor di mako, melewati lorong panjang

Langkah kakinya menelusuri lorong yang berisi kantor para petinggi. Dirinya masuk ke ruangan yang berada di pojok kanan.

"Duduk aja dan"

Baru saja masuk dirinya sudah diperintahkan untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan atasannya ini.

"Sudah terima suratnya?"

"Siap sudah" jawabnya dengan tegas serta tegap

Pria di depannya terkekeh dengan tangan membolak balikkan lembaran kertas yang berada di depannya. Sesekali matanya menatap Danu.

"Gak usah formal banget, santai aja"

"Siap ndan" Danu merileks kan tubuhnya tidak seperti sebelumnya

"Gimana orang tua kamu?" Komandan Deni menatap dan bertanya kepadanya

Danu mengangguk pelan, "sehat ndan, baru kemarin dari pusat"

Komandan Deni mengangguk angguk kepala, "udah lama saya gak ketemu orang tua kamu, padahal dulu ayah mu sama saya temenan waktu pendidikan"

Danu hanya mendengar dan menjawab pertanyaan dari sang atasan dengan singkat jika tidak ada yang perlu dijelaskan lebih.

Cukup lama dirinya bertemu dengan atasannya, membicarakan berbagai macam masalah yang ada saat bertugas. Sampai akhirnya ia undur diri dan keluar dari ruangan

Dilihatnya jam tangan di tangan kirinya terlihat jam tiga sore. Kakinya berjalan ke area mess yang berisi para bujangan perwira di mako, ia bergegas membersihkan diri. Kemudian mengambil tas ransel yang sudah disiapkan sedari kemarin.

Sore hari lingkungan mess nya memang terlihat ramai, banyak penghuni yang sedang olahraga ataupun bersih-bersih entah itu motor, mobil ataupun hewan mereka bersihkan.

Danu menyapa beberapa mereka yang berpapasan dengannya, shift nya berkahir sore ini dan tiga hari ini dirinya ada cuti sehingga bisa membuatnya bepergian.

Berjalan menuju parkiran mobil yang penuh dengan kendaraan. Dirinya pergi ke salah satu mobil besar hitam yang terparkir.

"Woi bro mau kemana nih" Andre berteriak kepadanya saat melihat temannya ini berjalan ke dalam mobil sambil membawa tas ransel di bahunya

Danu menoleh ke sumber suara, terlihat Andre tengah berdiri di pintu rumah pilar mess dengan beky si kucing oyen miliknya di gendongannya

"Kepo lu" jawabnya singkat

Andre mengernyit heran, "sok banget lu kagak mau ngasih tau, ya gak kan ly" sembari menatap kucingnya

"Ada perlu sama temen magang gue, udah ye gue pergi dulu. Jaga tuh si loly jangan sampe ilang dihamilin kucing garong" Danu masuk ke dalam mobil dan menjalankan keluar dari area mess

Andre mengelus elus kucingnya, "kamu jangan hamil dulu ya loly, awas aja ogah gue urus anak lu" kemudian berjalan masuk ke salah satu ruangan.

______________


© Ewitamey | 2024

LOVE A THIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang