Erlangga Mahasatya itu namaku, orang-orang terdekat sering memanggilku Angga.Aku bukan lah orang kaya, hanya anak dari seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh cuci.
Ayahku? Entah lah, mungkin sudah kembali ke dalam tanah.
"Angga!" teriak Siska.
Dia adalah sahabatku sedari kecil, satu-satunya.
Aku bisa di bilang introvert, tidak mudah bergaul. Takut nanti di bilang sok asik.
"Ga, gua baru saja bikin novel nih. Dan lo adalah orang pertama yang harus baca novel gua" ucap Siska sesampainya di depanku.
Dia membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah buku yang lumayan tebal, lalu memberikannya padaku.
"'My Little Baby'" gumamku membaca sampul buku itu.
Aku sebenarnya tidak suka dengan judulnya karna menurutku itu sedikit cringe(?).
Tapi bagaimanapun Siska adalah sahabatku dan aku tidak mau membuat dia sedih atau kecewa.
"Hm, oky nanti aku baca"
"Oky deh, kalo dah baca kasih tau gua ya. Bye.."
Aku membalas lambaian tangan Siska dengan senyuman kecil.
Aku dan dia memang sekolah di sekolah yang berbeda. Aku khusus lelaki sedangkan dia khsusus perempuan.
Tapi jarak sekolahan kami tidak jauh, hanya beberapa milimeter saja.
Setelah memasukkan buku yang di beri Siska ke dalam tas, aku pun segera menuju sekolah.
••••
••••
Kriiing!
Bel istirahat berbunyi, aku pun berdiri dari kursi ku dan beranjak pergi ke kantin.
Oh ya, tentang novel buatan Siska. Aku sudah membacanya, dan ceritanya sangat tidak memuaskan.
Itu hanya cerita klasik tentang seorang gadis cantik yang di gemari oleh para pria.
Saat baru setengah jalan menuju kantin, tiga orang yang merupakan berandalan sekolah menghadangku.
"Heh culun! Bagi duit"
"...."
Aku berusaha tidak peduli dan berjalan melewati mereka begitu saja, tapi tiba-tiba kerah seragam ku di tarik dan aku di banting ke tembok.
Aku sedikit meringis.
"Berani-beraninya lu, sialan! Hajar dia terus ambil duitnya" ucap salah satu dari mereka yang ku ketahui bernama Raffi.
Dia adalah ketuanya.
Belum sempat melawan, dua anak buah Raffi yang badan nya lebih besar dari ku meninju wajah serta menendang perut dan dadaku.
Mereka tanpa ampun menghajar ku hingga akupun lemas.
"Haha! Seharusnya gini aja dari tadi, gak usah minta baik-baik. Cabut!"
"Ba- balikin.." lirihku menatap Raffi dan dua anak buahnya yang telah menjauh.
Banyak murid di sana, tapi mereka hanya sekedar melihat atau melirikku tanpa ada niatan membantu.
Nafasku mulai sesak, karna memang aku memiliki riwayat penyakit asma.
"T- tolong.. Sesak.. Sakit.."
Aku mulai terengah-engah dan kesulitan bernafas, pandanganku pun perlahan mulai kabur.
"Woy! Ini ngapain pada diem aja? Cepet panggil guru atau kepsek kek.."
"Kenapa gak lu aja?"
"Males gua"
"Yeuhh!"
Suara-suara itu yang aku dengar sebelum kesadaranku benar-benar hilang.
Ketika terbangun, aku sudah mendapati diriku berada dalam tubuh figuran yang mati karna menyelamatkan protagonis utama.
•••• ✧(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Me in Another World with Sistem || [√]
FantasyKetika terbangun aku sudah mendapati diriku dalam tubuh figuran yang mati karna menyelamatkan protagonis utama. - - - - - • Lapak pelangi, buat yang gk suka di mohon untuk pergi.. (*'︶'*)♡Thanks!.