• Eight •

3.2K 408 41
                                    


"Akhirnya selesai juga.." ucap orang itu tersenyum puas, kemudian dia pun pergi dari area parkiran.

Ting!

Stevano menatap ponselnya dengan seringaian lebar sebelum lanjut berjalan sembari bersiul.

Beberapa saat kemudian, bel pulang sekolah berbunyi.

Para murid beranjak keluar kelas mereka masing-masing, begitu pun murid dari kelas Luca dan Lily.

"Lily, kamu nanti pulang naik kendaraan apa?" tanya salah satu siswi, panggil saja Rere.

Lily menunduk sedih. "Aku jalan kaki, mau naik ojek, tapi uang gak ada"

Rere menatap Lily kasihan. "Kalo gitu kamu sama aku aja, kamu tinggal di jalan Melati 02 'kan?"

"Iya, tapi gak usah deh. Aku takut ngerepotin.." ucap Lily.

Rere tersenyum. "Enggak kok, aku malah seneng bisa dapet temen baru"

Lily terdiam. 'Tck, paan sih?! Sokap banget.. Gua mau nya di anter Stevano atau Jeff' gerutu batinnya.

Tapi tidak dengan wajahnya yang tersenyum manis. "Makasih, tapi aku beneran gak papa kok.. Lagian jalan kaki 'kan sehat.."

"Hm, ya udah deh. Kalo gitu aku duluan yaa.." ucap Rere kemudian beranjak keluar kelas.

Setelah Rere pergi, raut wajah Lily berubah drastis menjadi sinis. Tak ada yang melihat karna kelas sudah kosong. Mungkin.

••••••

••••••

Beralih ke Luca, saat ini remaja manis itu sedang berjalan menuju tempat parkir.

Sesampainya di sana dia langsung memakai helm dan menaiki motornya.

Namun ketika di nyalakan, mesin motornya tersebut sama sekali tidak bekerja.

Di coba berkali-kali tetap sama saja, Luca mengernyit. Dia membuka helm dan turun dari motor.

Ia berjongkok, memeriksa apa ada yang salah dengan motornya itu. Tapi Luca bingung karna tidak terlalu paham dengan mesin motor.

Dia pun kembali berdiri. "Tck, ada-ada aja sih! Perasaan tadi gak papa deh.."

[ Tuan, saya tau siapa yang merusak mesin motor anda ]

"Huh? Siapa?" tanya Luca dengan suara pelan.

[ Itu adalah karakter utama pria, tuan ] ucap Luxi membuat Luca mengernyit.

"Stevano maksudnya? Tapi buat apa dia ngelakuin itu?"

[ Entah 'lah, tuan. Mungkin dia ingin anda pulang bersamanya? ]

[ Kalau anda ingat, ini juga termasuk salah satu adegan di novel. Di mana karakter utama pria memaksa protagonis untuk pulang bersama ] lanjut Luxi.

Luca terdiam, ingatannya berputar. Setelah cukup lama akhirnya dia mengingat adegan tersebut.

"Oh iya!" serunya tak sengaja berteriak, untung saja di sana sudah lumayan sepi.

Dalam novel, Lily berangkat ke sekolah mengendarai sepedah. Dan saat pulang, ban sepedahnya kempes juga rantainya copot.

Hampir mirip dengan yang dia alami saat ini, dan yang melakukan itu tak lain adalah Stevano.

Luca menghela nafas sembari mengusak rambut kasar, ini seperti yang dia duga. Adegan yang seharusnya di mainkan oleh protagonis, jadi di mainkan olehnya.

"Kenapa?"

Suara berat tiba-tiba muncul di sampingnya, membuat Luca tersentak kaget.

Tentu saat dia menengok, Luca mendapati Stevano dengan senyuman yang menyebalkan menurutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me in Another World with Sistem || [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang