8.

983 187 12
                                    

Di salah satu markas tersembunyi, ada tiga orang wanita yang sedang berkumpul untuk membahas sesuatu. Mereka terlihat serius.

Anggap saja ketiganya berkeluarga, anak pertama, anak kedua, dan anak ketiga.

“Aku bingung, kenapa kita harus melindungi mereka?” yang bertanya adalah si bungsu.

“Hm, aku juga bingung.” Tambah anak kedua.

Melihat pada keduanya, yang tertua melihat jauh ke luar jendela saat dia mulai menceritakan sesuatu yang selama ini dia simpan.

FLASHBACK ON…

Seharusnya sebuah hutan terlihat menyeramkan ketika di waktu malam, tapi berkat sebuah vila yang megah, banyak lampu-lampu kecil menerangi setiap titik di hutan tersebut, hutan yang dulunya belantara, hampir menjadi sebuah kota baru, tidak tahu hutan ini terletak di negara mana, pemandangan ini jika dilihat dari udara, pasti membuat kagum sang pilot dan co pilot. 

Di bagian taman yang dikhususkan untuk tempat berkumpul keluarga, duduk dua orang pria dan satu orang gadis muda yang masih berusia 15 tahun. Salah satu pria terlihat seperti Kakeknya, sementara yang satunya lagi terlihat seperti Appanya.

Gadis remaja ini sedang menikmati cerita Kakeknya, layaknya seorang anak yang berbaring di tempat tidur mendengar dongeng pengantar tidur.

“Dulu, kita berjuang bersama-sama untuk menjadi abdi negara. Kita memiliki gairah yang sama untuk menjaga agar tanah kelahiran kita tetap aman dan sejahtera. Sahabatku itu mengorbankan banyak hal untukku, setiap kali aku bertanya tentang alasannya, dia hanya berkata bahwa aku lebih baik darinya. Tapi sebenarnya aku tahu, dia seperti itu karena latar belakang keluargaku selalu dihina…”

“...saat itu, tim kami dikirim ke libanon untuk berperang, singkat cerita ada salah satu teman dalam tim bermaksud untuk berkhianat, karena perang itu akan menjadi satu-satunya penentuan naik jabatan, jaman dulu memang ekstrim untuk mendapatkan jabatan tinggi. Aku tidak tahu tentang rencana orang itu, tapi sahabatku itu mengetahuinya. Aku tidak perlu menjelaskan secara detail, saat peperangan itu pecah, seharusnya aku gugur karena ditipu oleh rekan kami itu, tapi sahabatku datang seperti pahlawan untuk menggagalkan rencana jahat mereka…”

“...seharusnya, saat itu aku yang mati di dalam jebakan, tapi dia entah bagaimana berhasil menukar posisi untuk dia yang masuk ke dalam brankar itu. Dia hanya berkata padaku, jika aku berhasil dalam perang ini dan berhasil naik ke tempat yang lebih tinggi, aku harus berjanji untuk menjaga keluarganya. Aku ingat senyum itu, senyum terakhir kali saat dia meminta agar aku memperhatikan Istri dan Putra satu-satunya.”

Pria paru baya itu menatap pria yang duduk di depannya dengan serius, itu putranya.

“Sekarang aku sudah pensiun, ada beberapa hal yang tidak bisa aku lakukan tapi kau, kau harus meneruskan itu.” Katanya sebagai penutup.

Gadis remaja itu penasaran, jadi dia bertanya, “Siapa keluarganya Halabeoji? Apakah aku mengenalnya juga?” 

“Hm, itu keluarga Manoban, pemilik hotel Elite Global.” 

FLASHBACK OFF…

“Meskipun Halabeoji bukan kakek kandungku, itu hanya sebatas formalitas karena di hatiku, dia lebih dari itu. Sejak Ayahku meninggalkan aku dan Ibuku, dia dan Appa yang muncul seperti malaikat. Sebenarnya ada banyak hal yang dilakukan oleh Halabeoji Manoban untuk Halabeoji kita, secara garis besarnya, keluarga kita bisa hidup makmur seperti ini, ada campur tangan darinya. Sekarang Halabeoji juga sudah pergi, aku berharap dia sudah bersatu kembali dengan sahabatnya dalam keabadian, tapi kita sama-sama tahu, sebelum dia pergi, dia tidak memberikan wejangan apapun untuk kita, selain meneruskan sumpahnya.”

UNKNOW. (JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang