[3] The Presence

345 59 33
                                    

Bunyi bell yang berkali-kali itu membuat pemilik rumah mau tak mau harus bangkit dari aktivitas berbaringnya membaca novel. Ini menjelang malam, siapa yang mengunjunginya? Biasanya jika ada tamu yang berkunjung, selalu ada panggilan atau pesan yang masuk. Apa ada paket yang datang?

Seingatku, aku tak memesan apapun.

Betapa terkejutnya ia, saat melihat sosok itu berdiri dan tersenyum di layar intercom apartment Hyeyeon.

Betapa terkejutnya ia, saat melihat sosok itu berdiri dan tersenyum di layar intercom apartment Hyeyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa, mwohaneun geoya yeogireul?! (Apa yang Oppa lakukan disini?)" Tanyanya panik.

Wooseok hanya tersenyum lalu menjawab, "Aku mengunjungi Hongsi, katanya kan kemarin sakit. Ini aku bawakan wet food dan vitamin yang bagus untuk kucing."

Pria ini gila, dia jelas baru sampai Korea, dan langsung kesini? Teriak batin Hyeyoon.

"Apa Oppa gila datang kesini tanpa masker? Bagaimana Oppa tahu alamatku?" Wooseok menggunakan kaos abu-abu dan celana jeans, sedangkan kepalanya hanya ditutupi dengan topi. Siapapun pasti akan mengenalkan, bahkan dengan masker sekalipun, postur tubuhnya yang tinggi dan tegap tetap akan mudah dikenali.

"Itu mudah. Kau kan pernah cerita tinggal di gedung ini. Soal unit dan lantai, tak begitu sulit. Aku tanya satpam di bawah."

"T-tapi Oppa tidak bilang berkunjung hari ini. Kapan-kapan, kan?" Tanya Hyeyeon gugup. Setelah pergolakan yang panjang selama dua minggu lamanya tidak berkabar, dan pertemuan pertama mereka malah disini. Di apartment Hyeyoon, hanya berdua. Tidak, ada Hongsi juga. Hyeyoon mendadak gugup sejadi-jadinya.

"Kapan-kapan kan bisa berarti hari ini."

"T-tapi?"

"Kau akan biarkan aku berdiri disini sampai kapan? Aku capek loh habis penerbangan." Hyeyoon yang tersadar akhirnya mengajak Wooseok masuk dan mempersilahkannya duduk di sofa depan televisi. Disitu ada Hongsi sedang tertidur dan tanpa basa-basi langsung diusapnya bulu Hongsi yang terasa lembut oleh Wooseok.

"Hongsi benar-benar gendut. Ibumu merawatmu dengan sangat baik ya."

Tak lama dia pun kembali berdiri dan berjalan menuju meja makan Hyeyoon sambil membawa bawaan yang dibungkus kantong plastik.

"Aku bawa topokki dan eomuk. Ada mangga juga! Ayo makan bersama."

Hyeyoon yang mendengar itu, tidak bisa menolak. Ada mangga! Hyeyoon akhirnya memilih makan bersama, toh perutnya juga sudah berontak.

Selama makan, mereka berbagi cerita tentang hal-hal kecil selama aktivitas mereka, melanjutkan obrolan tadi malam yang terputus, tapi kali ini Wooseok yang mendominasi percakapan. Hongsi entah pergi kemana, yang jelas mereka sibuk berdua.

Setelah beres dengan kebutuhan makan, mereka melanjutkan aktivitas dengan menonton variety shows di TV. Mereka duduk di sofa, masing-masing di ujung-ujung sofa dalam keheningan. Hyeyoon selama tadi terlihat canggung dengan situasi mereka. Hanya menanggapi obrolan pria itu seadanya. Pun saat ini, ia duduk dengan posisi tegak, dan tanpa disadarinya, ia sudah menggigit kuku tangannya sedari tadi dan salah satu kakinya bergoyang memukul lantai pelan.

How Can I Love The Heartbreak, You Are The One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang