[5] The Signal

247 57 21
                                    

Setelah malam yang terasa seperti roller coaster itu, semuanya kembali normal. Hyeyoon kembali membalas pesan-pesan dan selalu mengangkat setiap panggilan dari Wooseok. Mengobrol hal-hal random dan menanggapi lelucon masing-masing. Hyeyoon hanya tidak ingin pria itu sakit, mungkin dengan tetap berhubungan dengannya bisa membayar kelelahan Wooseok akibat agendanya yang padat. Apalagi melihat betapa damainya wajah pria itu saat tidur di sampingnya, Hyeyoon tidak tega menjauhinya. Dan ya, begitu hadir di fanmeet dan pemotretan selanjutnya, sumringah di wajah Wooseok tidak pernah lepas meski dalam kesibukan yang ekstrim.

Saat kesibukan Fanmeeting Asia Tour Wooseok berakhir di awal Bulan Juli, Hyeyoon justru baru akan mulai di pertengahan Juli hingga Agustus. Di kondisi ini, Wooseok cenderung menunggu pesan dari Hyeyoon. Karena saat itu, Hyeyoon-lah yang paling sibuk, ia hanya tidak ingin mengganggu waktu istirahat wanita itu meski intensitas kontak pesan mereka menjadi lebih sedikit.

Dan ternyata menunggu itu hal yang menyebalkan ya? Wooseok selama ini selalu menjadi yang pertama mengambil inisiatif, bertindak dengan spontan dan penuh kepercayaan diri, baik dalam pertemanan, saat tampil di depan penggemar, maupun dalam hubungan percintaannya yang lalu-lalu. Jadi apa yang dilakukannya sekarang terasa sangat baru baginya. Dia tidak pernah menunggu.

Tidak kuasa menahan diri, akhirnya Wooseok berinisiatif menghubungi agensi yang menaungi Hyeyoon untuk memperbolehkannya mengirim video message di acara fanmeet Hyeyoon di Taipei. Terkejut dengan surprise yang tiba-tiba, Hyeyoon tidak menyangka akan mendapatkan video massage dadakan itu di depan para penggemar. Paling parahnya, Hyeyoon tidak bisa menahan dirinya untuk tidak salah tingkah di hadapan orang sebanyak itu. Bagaimana tidak, mereka sudah nyaris sebulan tidak berjumpa dan tiba-tiba sosok itu muncul di acara spesialnya.

"Y-ya Oppa! Kenapa mengirim video tiba-tiba? Kenapa Oppa tidak berkabar dulu?"

Setelah acara fanmeet selesai, di Hotel, Hyeyoon langsung menghubungi Wooseok sesaat menjelang tidur.

"Kau tidak menghubungiku. Jadi itu cara agar kau mencariku, jigeum chorom (seperti sekarang)." Wooseok tersenyum lebar merasa menang.

Hyeyoon tersentak, tapi ia juga sadar egois sekali tidak memahami perasaan Wooseok yang selalu menyempatkan waktu untuknya bahkan di saat sibuk sekalipun, namun sebaliknya ia tidak berusaha menyempatkan waktu untuk Wooseok seperti halnya yang pria...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyeyoon tersentak, tapi ia juga sadar egois sekali tidak memahami perasaan Wooseok yang selalu menyempatkan waktu untuknya bahkan di saat sibuk sekalipun, namun sebaliknya ia tidak berusaha menyempatkan waktu untuk Wooseok seperti halnya yang pria itu lakukan.

"Maafkan aku. Terima kasih Oppa untuk video-nya. Itu sungguh berarti sekali bagiku."

"Itu saja?"

"Ya Oppa! Aku kan sudah mengirim video balasan. Apalagi?" Wooseok terkekeh mendengar omelannya. Dia tahu gadis itu malu, begitu jelas terlihat di video fanmeeting yang terekam oleh para penggemar dan media yang memberitakan.

"Kau memintaku untuk tidak terlalu memperlihatkan perasaanku di depan kamera, tapi kau sendiri tersenyum malu-malu begitu," ledeknya.

Hyeyoon sadar soal itu. Dia kelepasan, tidak mampu menahan reaksinya yang tidak normal. Tapi bagaimana tidak? Jika selama ini dia paling jago menahan ekspresi, tapi untuk yang satu ini sungguh berada di luar kendalinya. Rindu itu meledak saat melihat wajah yang sudah lama tidak dilihatnya itu tampil di depan layar di hadapan para penggemar. Serasa sedang melakukan video call tapi disaksikan oleh orang banyak.

How Can I Love The Heartbreak, You Are The One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang