"Itu hanya akan menyakiti Oppa. A-aku tidak bisa," ucapnya bergetar.
Dia benar-benar merasa tidak pantas dari segi apapun untuk mendapat cinta dari seorang Byeon Wooseok.
Baginya, pria itu adalah sosok yang begitu sempurna dan rasanya sangat tidak adil jika dia yang berada di sisinya. Byeon Wooseok adalah orang yang rendah hati meski sudah sepopuler sekarang dan tidak ada yang berubah dari sikapnya. Masih seramah dan sebaik pertama kali mereka bertemu. Semua yang pernah bekerja dengan Byeon Wooseok pasti akan setuju dengan pendapat Hyeyoon.
Dia menjadi idola para wanita. Tubuhnya tinggi dan proporsional, parasnya begitu tampan dan senyumnya begitu memikat. Siapa saja akan tenggelam dalam ketampanan surgawi itu. Tidak salah ketika teman-teman modelnya-sebelum ia berpindah karir menjadi aktor-pernah bilang bahwa dia model tertampan di masanya dari seluruh model pria yang ada di Korea.
Dengan karakternya yang baik, visual yang outstanding, dan bakat akting-nya yang tidak diragukan lagi, Byeon Wooseok akan selalu menjadi top-star di hati semua orang, seperti Ryu Sunjae, perjalanan karirnya yang gemilang akan panjang. Dia definisi dari sebuah kesempurnaan.
'Ayo kita pacaran saja.'
Dari jutaan wanita cantik dan sempurna di luar sana, kenapa memilih aku? Tidak ada yang hebat dari diriku. Rasanya sungguh tidak masuk akal. Tidak, aku cantik, tapi kalau dibandingkan dengan model dan aktor lainnya, sudah jelas aku bukan apa-apa.
Hyeyoon sadar, terkadang pikirannya soal fisik ini sangat tidak layak, sungguh tidak sehat.
Sudah lama permasalahan soal fisik itu dibuangnya jauh-jauh. Terutama soal tinggi tubuhnya yang tidak proporsional untuk takaran seorang aktor wanita, sempat menjadi alasan mengapa dia ditolak casting dalam sebuah drama. Dia masih ingat betul dengan perkataan producer yang meng-castingnya saat itu, bahwa bakat dan skill saja tidak cukup, kau juga butuh appearance yang setidaknya sebanding dengan aktor lainnya. Begitu menyesakkan dan menjadi trauma. Hingga membuatnya berpikir untuk mundur dari industri ini di awal-awal perjuangannya.
Dan kini perasaan rendah dirinya itu muncul lagi sesekali.
Semua kekhawatiran dan ketakutan itu menumpuk di kepalanya. Rasanya begitu berat, membuat kepalanya berkecamuk tanpa henti.
Tanpa dia sadari, air mata itu sudah menggenang dan jatuh ke pipinya. Hyeyoon gagal menahan dirinya untuk tidak menangis. Wooseok bingung, bagian mana yang membuat dirinya tersakiti sampai Hyeyoon bilang ia terlalu sering menyakiti Wooseok? Tidak membalas chatnya bukan masalah, ia tahu wanitanya juga sama sibuknya seperti dia. Jadi kenapa harus dipermasalahkan? Melihat air mata itu, ia merasa tidak kuat hati.
"Sungguh, aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin terus berhubungan denganmu Hyeyoon-ah." Direngkuhnya tubuh gadis yang rapuh ini di pelukannya. Gadis ini jarang menangis di luar lokasi syuting. Tapi hari ini air matanya tumpah ruah tidak berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love The Heartbreak, You Are The One I Love
FanfictionBadai-badai itu memaksaku untuk menjauh. Jika itu memang benar bisa membuat sinarmu semakin terang, maka aku akan pilih pergi. Jika aku bisa memilih hidup bersamamu lebih lama, maka aku akan pilih selamanya. Percayalah, selamanya hanya ada kau disin...