..
Terhitung sudah 7 hari genap. Mereka akhirnya sudah bisa menemukan pemukiman.
Cesselie menghela nafas lega. saat pemukiman sudah mulai terlihat. Mungkin Ia lebih merasa lega karna tak perlu menaiki kereta yang membuatnya terus merasa pusing dan mual.
Winston yang tengah memejamkan mata itu membuka mulutnya. "Tutup mulutmu Cesselie, jangan bertindak seperti orang bodoh."
Yang di tegur dalam sekejap menutup mulut. Ah, mana sadar ia menganga kagum melihat pemandangan di bawah sana?
Sesaat Mereka tiba di pedesaan, Cesselie mendapati pintu masuk yang megah di desa ini, namun, dengan Ia yang mengendarai kereta kuda. Penduduk desa yang Cesselie lewati malah bersorak dan melambaikan tangan, mengagumi kehadirannnya, cukup mengesankan, karna Ia bahkan tak tahu mengapa mereka begitu bahagia.
Untuk Winston, sosoknya yang menjulang tinggi di atas semua orang iti, menampilkan sosok yang mengintimidasi, mungkin untuk pengingat akan kekuatan dan keperkasaan aliansi yang Cesselie akan tawarkan.
Sambutan hangat di dapatkan, saat mendekati pemimpin dan beberapa dari mereka, mereka tampak menerima kedatangam Cesselie bersama Winston dengan senang hati, memperjelas bahwa seolah mereka, tak menganggapnya remeh.
Dengan Winston di sisi Cesselie, Keduanya masuk ke dalam istana. Menikmati kemewahan yang syukurnya dapat mencuci mata.
Keduanya di iringi beberapa mentri di sekitar, sesekali bertukar kata untuk menghangatkan suasana.
Raja sendiri juga tengah berbincang-bincang dengan Winston, itu sudah ada di prediksi yang ia susun dalam kepalanya.
Berjalan beriringan, setibanya di ruang temu, meja yang rapi beserta beberapa hidangan membuatnya cukup terkesan, terlihat sangat hati-hati dan di susun dengan rapi.
Raja masuk terlebih dahulu, di susul beberapa Pangeran yang ikut serta, Winston, Cesselie, Pangeran dan Raja dari kerajaan lain, dan selanjutnya para mentri.
Duduk di samping Winston, Dia melirik Kakaknya yang lebih mendominasi, bersyukur karna Ia tak perlu bekerja lebih keras.
Tapi bagaimana dengan janjinya pada Raja dan Tetua?
Dia menoleh saat merasa tengah di perhatikan. Berfikir bahwa Ia hanya berhalusinasi.
Namun sebenarnya, Memang beberapa dari mereka tengah memperhatikannya, karna Cesselie tak cukup peka, jadi Dia tak bisa mendapati siapa pelakunya, dan berakhir merenung sendiri di dalam keramaian.
"Siapa itu?"
Pelayan di sampingnya menunduk, memberi tahu Pangeran dari Lendor, Pangeran Zachariah.
"Sepengetahuan saya, beliau adalah Pangeran, dari kerajaan Aereth, Pangeran Winston."
"Tidak." Zachariah mengoreksi pelayannya.
"Bukan Winston, siapa yang di samping Winston?"
Pelayan itu termenung sebentar, sebelum memahami siapa yang di maksud Zachariah. "Beliau, Pangeran Cesselie."
Zachariah mengangguk, meskipun tak sedetik pun mengalihkan pandangan, terfokus pada kesenangannya, hingga saat di tegur Pangeran pertama, Ia malah menunjuk Pangeran ketiga, Pangeran Arthur.
"Kenapa aku? Lihat dia, telinganya, sudah memerah." Katanya.
"Sudahlah, kalian berdua, berhenti melalukan itu." Putus Pangeran pertama. Pangeran Aaron.
Arthur bergumam, membuat Aaron mengernyit. "Apa katamu?"
"Tidak, apa kamu pikir dengan tubuh seperti itu, bisa menjadi pemimpin?"
Menghiraukan Cesselie yang merasa tak nyaman, namun bingung, atas apa rasa ketidak nyamanan tersebut.
Zachariah ikut menoleh. "Benar, apa dia pikir dia bisa memimpin? lucu sekali." Ujarnya, ikut terkekeh.
Mengejek, dengan kekehan yang ternyata membuat Cesselie tak nyaman adalah mereka, ugh. Cesselie sebal setelah sadar.
Tangan yang berada di bawah meja mengepal, marah mendengar bisikan itu, apa mereka pikir dia tuli atau semacamnya?
Kelopak matanya mengkerut, sebab rasa segera ingin menyelesaikan tugas ini, akibat ketidak sopanan mereka.
Apanya anggota kerajaan? Cesselie berdecih. Mulut saja mereka tak bisa menjaganya.
Lalu, Winston yang menyadari gelagat tak nyaman dari Cesselie memperhatikannya.
"Ada apa, Cesselie?" Tanya Winston berbisik.
Cesselie segera mengangkat pandangannya, senyum canggung terpampang di wajahnya.
"Tidak, aku hanya merasa tubuhku tidak nyaman." Alibinya.
Dengan itu, Winston menjadi sedikit lebih menajamkan matanya untuk teliti. "Apa kamu sakit?"
Cesselie menggeleng, "Tidak, aku baik."
Hingga tanpa sadar waktu jamuan sudah berlalu, jamuan berjalan dengan lancar, tentu bagi mereka.
Kini saatnya mereka unjuk diri. Sesuai perjanjian dan kesepakatan yang Winston dan Cesselie bicarakan sejak awal, bahwa mereka akan bergantian.
Dan di sini lah, masuk ke dalam negosiasi, mempresentasikan kasus keduanya untuk aliansi. Beberapa dari mereka, awalnya terkesan ragu, melihat bagaimana Cesselie yang awalnya hanya diam saja sedari pertama kali tiba.
Namun atas segala penjelasannya yany rinci, meyakinkan dan yidak bertele-tele, mereka sedikit tidakmya sekarang lebih menerima proposal Cesselie, melihat potensi untuk bergabung dengan kubu Cesselie.
Namun kebimbangan tak hanya ada pada mereka yang di tawarkan, tapi pada Cesselie sendiri.
Bahkan untuk memastikan apakah mereka akan bergabung dengan pihaknya, membuat Cesselie cukup kesulitan, beberapa kandidat yang hadir, mungkin lebih banyak memiliki tawaran yang lebih bagus dari pada darinya.
Keramaian yang ada antara beberapa Kerajaan tentu membuat Cesselie beberapa kali berdoa dalam batinnya agar mereka setidaknya mau menimbang-nimbang tawarannya.
Jika tidak ingin mengecewakan, setidakmya, dia tidak mempermalukan.
Sungguh perjalanan yang menyulitkan.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aereth
FantasyDia tidak bodoh, Dia tahu berada di tempat asing, yang bukan asalnya.