"Lucifer is a MorningStar, how about you?"
"Well, Evan Brooke is a FallenStar," said the Guardian gently, her protective Guardian Angel.
Gaius Julee Moonstone (Juleeus/Julius) adalah nama sematnya. Hanya karena penghianatan yang tak sengaja didapati...
Hallo! Playlist The Fallen udah ada, ya. Sengaja ga diurutin biar kalo mau denger bebas pilih yang mana aja. Pencet aja link di bio gue kalo mau denger lagunya. Hope y'all like it. Happy reading!
•••
CW // harsh words // cursing // violent // kissing
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Brenda?" Langkah kakinya cepat dan terburu. Jane sudah menyusuri beberapa ruangan kantor namun masih belum temukan sahabatnya.
"BRENDA?" Ia tinggikan nadanya ketika temui orang yang di maksud berada di koridor belakang. Ia tarik kasar lengan Brenda untuk pergi dari sana membuat empunya kaget karena sebelumnya Jane tak pernah melakukan hal ini kepadanya.
"Are you fucking kidding me?" Jane duduk di atas meja wastafel. Kini keduanya berada di toilet wanita. Terlihat muka kesal wanita itu sementara Brenda hanya menunduk dan diam.
"Bisa kau menatapku sebentar?" Jane turun mendekat.
Brenda angkat kepala. Ia sudah mulai sesenggukan. "Maaf, Jane. Maaf ...."
"Dia mengancam akan membunuhku jika tidak melakukannya ...." Suaranya menciut. Ia tutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Lagi, Jane bukan tipe orang yang bisa marah dengan sangat lama. Jane mengerti, Jane paham. Maka ia lebih memilih merangkul sahabatnya. Karena Jane tahu, Brenda tak akan pernah melakukannya kecuali ada sesuatu di baliknya.
Tapi lebih pahit lagi kenyataannya. Mengapa harus sahabatnya yang dijadikan wadah dan Jane adalah bahan pengisinya? Jane tak tahu pasti, sebab dalang sebetulnya belum ketemu. Dan itulah sebabnya Brenda rela membagi nomor pin rekeningnya dengan Jane. Itu pun ia lakukan diam-diam.
"Aku minta maaf ... semua ini bukan kemauanku ...."
"Stop apologizing, I beg you ...." Satu tangan Jane mengelus punggung Brenda untuk menenangkannya.
"Cut me off, Jane."
"Brenda, what the fuck? Apa aku tadi menyalahkanmu? Adakah diriku memojokkanmu pula? Pun tujuanku berbicara empat mata di sini supaya yang lainnya tidak tahu. Oh, fuck." Ia sibakkan rambutnya ke belakang.
"I can't tell you, who." Berat, bibir Brenda kelu mengucapkannya. Dan lagi-lagi ia mengecewakan Jane.
Jane mengernyit heran. Mengapa Brenda masih membela pelaku yang sebenarnya. Tapi dilihat dari mata wanita itu, Brenda begitu ketakutan.
"You would die one day, but not today. I would never let everyone hurt you." Kedua tangannya pegang kedua tangan Brenda. Jane gagal menahan air matanya. Di satu sisi dirinya sudah kecewa, namun di sisi lain ini bukan salah Brenda dan ia benar-benar tak tega melihat ketakutan di mata sahabatnya yang semakin menjadi.