Chapter 6 | Blinding Lights

10 5 0
                                    

Pernah berpikir jika otakmu tak sengaja memutar kejadian memalukan otomatis tubuhmu bereaksi? Seperti hal nya Jane refleks menggelengkan kepalanya yang membuat seluruh kolega di rapat pertemuan fokus padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah berpikir jika otakmu tak sengaja memutar kejadian memalukan otomatis tubuhmu bereaksi? Seperti hal nya Jane refleks menggelengkan kepalanya yang membuat seluruh kolega di rapat pertemuan fokus padanya.

"Maaf, silakan dilanjutkan, Pak."

Setidaknya seminggu belakangan ia harus repot bolak-balik kantor untuk rapat, revisi, rapat, revisi. Hingga jam tidurnya harus terpotong tiga hingga empat jam per-hari nya demi menjadi wanita independent, katanya.

Ia berusaha memfokuskan pikirannya pada rapat yang berlangsung, meski layar ponselnya kini menyala berulang menampilkan notifikasi spam, pikirnya mungkin hanya sesuatu tak penting. Ah, akan ia urus seusai rapat nanti.

Empat puluh menit berlalu dan ia sudah bisa memegang ponselnya kembali. Ingatkan Jane jika dunia itu penuh dengan orang-orang buruk di dalamnya. Harga dan martabatnya, juga reputasinya yang tak luput dikelilingi oleh orang-orang yang ingin menjatuhkannya, seperti Dylan.

Napasnya terasa sesak ketika sebuah nomor asing mengiriminya pesan video yang memutar video Jane dan Evan di dalamnya. Jane tak mampu memutarnya hingga selesai, matanya sudah berkaca-kaca. Ia bingung. Untungnya hanya tersisa dirinya yang masih berada di ruang rapat sendirian. Ketika yang lainnya mungkin sudah melakukan agenda makan siang bersama, Jane mengurungkan niatnya untuk ikut.

Jane berusaha mengingat. Nihil, ia seperti mengalami lost memory. Seseorang sedang iseng membuat video AI tentangnya. Atau memang ini semua murni tentang Alkohol sialan?

Ia berusaha tenangkan dirinya. Mengambil napas sedalam mungkin. Ia tak mungkin terlihat kacau dalam pekerjaannya. Mungkin nanti setelah pulang ia akan mengunjungi Evan lagi. Dengan langkah yang lebih berat tentunya. Dan baru saja disadarinya, pantas saja Evan menunjukkan ekspresi tak suka ketika Jane menanyakannya kemarin lalu.

Lagi, nomor asing itu mengirim satu bubble chat. Videonya belum tersebar dan akan selamanya seperti itu. Pun semuanya memiliki tanggungan yang dibebankan padanya.

Jane bingung ....

"Psst!" Brenda mengintip di balik pintu ruangan membuat Jane mengucek matanya dan langsung membereskan barang-barangnya untuk keluar dari sana.

"Kita sudah telat makan siang."

"Oh, kau tadi menungguku?"

Brenda tepuk jidat. Jika ia tidak menengok ke belakang dan mencari Jane tadi, mana mungkin ia sadar.

"Aku tak akan memesan. H-hey, kau duluan saja. Aku mau kembali ke rumah dulu." Jane berucap seperti orang kebingungan.

Brenda memandang tak percaya. Karena Jane tak seperti biasanya yang selalu taat aturan perusahaan. "Kau bolos lembur? Hey, ada apa?"

"No, no, no. Ada berkasku yang tertinggal."

Lega ketika Brenda mendengarnya, karena ekspresi Jane benar-benar seperti orang ketakutan. "Kabari aku."

The Fallen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang