bab 7

221 30 0
                                    


---

Malam di Mansion: Pertemuan Rahasia

Shani duduk di ruang kerjanya, menatap peta dan diagram yang tersusun di meja. Di sampingnya, Cornelia berdiri sambil memegang ponselnya, memantau informasi terbaru dari sumber-sumber terpercaya mereka. Keheningan memenuhi ruangan itu, hanya dipecahkan oleh suara dentingan halus dari jam dinding.

"Shani, mereka semakin berani. Beberapa orang yang kita percayai telah disuap untuk mengumpulkan informasi tentang mansion ini. Mereka tidak hanya mengincar bisnismu, tapi juga Gracia," ujar Cornelia serius.

Mata Shani menyipit, tangannya mengepal kuat. "Jika mereka berpikir bisa menggunakan Gracia sebagai alat untuk menekanku, mereka salah besar. Aku tidak akan membiarkan mereka mendekat ke mansion ini, apapun caranya."

Cornelia mengangguk. "Kita perlu langkah yang lebih agresif. Ini bukan hanya tentang Gracia lagi, tapi tentang mempertahankan kekuasaanmu di dunia ini."

Shani mengangguk, kemudian memberikan isyarat pada Cornelia untuk mengatur beberapa pertemuan rahasia dengan sekutu yang masih setia padanya. Ia tahu, permainan ini telah berubah menjadi perang terbuka, dan ia siap menghadapi siapa pun yang berani mengancamnya.

---

Di Kamar Gracia

Gracia duduk di tepi tempat tidur, merasakan bayi di dalam kandungannya bergerak pelan. Meski ada ketakutan yang membayangi, ada kehangatan aneh yang muncul setiap kali ia merasakan gerakan itu—seperti ada secercah harapan kecil yang menggantung di ujung kehidupannya.

Pintu kamar terbuka, dan Shani masuk dengan langkah mantap. Raut wajahnya lebih keras daripada biasanya, namun ada kelembutan yang mencoba ia sembunyikan di balik tatapannya.

“Kau terlihat lelah,” ujar Shani sambil duduk di kursi dekat Gracia, suaranya lebih rendah dari biasanya.

Gracia tersenyum tipis, meski senyum itu tidak sepenuhnya mencapai matanya. “Banyak yang kupikirkan. Tentang... masa depan. Tentang kita.”

Shani menatap Gracia sejenak, kemudian menghela napas panjang. “Aku tahu ini tidak mudah untukmu. Aku... mungkin bukan orang yang tepat untuk menjanjikanmu keamanan dan kedamaian. Tapi aku akan mencoba. Aku akan mencoba untuk membuat tempat ini cukup aman untukmu dan anak kita.”

Gracia mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. Ada sesuatu dalam nada suara Shani yang membuatnya percaya, setidaknya untuk saat itu. “Aku hanya ingin bayi ini lahir dengan selamat, Shani. Mungkin itu satu-satunya harapan yang tersisa untukku.”

Shani tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun, tatapannya yang tajam melunak sedikit, dan ia meraih tangan Gracia, menggenggamnya seakan ingin meyakinkan bahwa ia benar-benar akan melakukan apa pun untuk melindungi mereka.

---

Hari-Hari yang Semakin Tegang

Penjagaan di mansion semakin diperketat. Para pengawal bersenjata terlihat di setiap sudut, membuat suasana di dalam rumah besar itu semakin mencekam. Gracia merasa seperti tahanan, namun ia tidak bisa menyalahkan Shani sepenuhnya. Di luar sana, ancaman nyata sedang menunggu mereka.

Di balik ketegangan itu, Shani terus bekerja keras. Ia mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengan sekutu lamanya, memastikan bahwa setiap langkah yang ia ambil akan menghentikan musuh-musuhnya. Di balik meja kerja, ia berubah menjadi sosok yang dingin dan perhitungan—siap melakukan apa saja demi melindungi kedudukannya.

Cornelia, yang selalu berada di sisi Shani, tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada suatu malam. “Apa yang sebenarnya kau rasakan tentang Gracia? Mengapa kau mempertaruhkan banyak hal untuknya?”

Shani terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis, seakan mencoba menertawakan dirinya sendiri. “Mungkin karena dia adalah satu-satunya hal yang terasa nyata dalam hidupku yang penuh dengan tipu daya ini. Dan sekarang, dengan bayi itu... aku merasa memiliki alasan untuk berjuang lebih keras.”

Cornelia hanya mengangguk, menyadari bahwa perubahan dalam diri Shani lebih besar daripada yang ia bayangkan. Namun, ia juga tahu bahwa perasaan itu bisa menjadi kelemahan terbesar Shani, dan musuh-musuh mereka pasti akan memanfaatkannya.

---

Konfrontasi di Tengah Malam

Pada suatu malam yang dingin, Shani terbangun dari tidurnya karena suara tembakan di luar mansion. Ia segera bergegas keluar kamar, melihat para pengawalnya sudah bersiap siaga menghadapi sekelompok orang bersenjata yang mencoba menerobos masuk.

Gracia, yang mendengar keributan itu, turun dari kamarnya dengan wajah pucat ketakutan. Shani menghampirinya, menariknya ke tempat yang aman di dalam rumah besar itu. “Tinggal di sini. Jangan keluar sampai aku mengatakan aman,” perintahnya.

Gracia menggenggam lengan Shani dengan kuat, matanya dipenuhi ketakutan. “Jangan pergi... Aku tidak ingin kau terluka.”

Shani menatapnya sejenak, kemudian tersenyum tipis, meski senyum itu tidak menghilangkan kekhawatiran di wajahnya. “Aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada kita. Percayalah padaku.”

Shani kemudian bergegas keluar, memimpin para pengawalnya dalam pertempuran singkat melawan para penyusup. Dentuman senjata api dan teriakan perintah menggema di halaman mansion, sementara Gracia hanya bisa menunggu dengan cemas di balik tembok, merasakan ketakutan yang menyelimuti dirinya.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, suara tembakan mereda. Shani kembali ke dalam rumah, dengan beberapa luka ringan di lengannya, namun ia masih berdiri tegak.

“Sudah selesai. Mereka mundur,” ucapnya dengan suara yang sedikit terengah-engah.

Gracia menghampirinya, menatap luka di lengan Shani dengan raut cemas. “Kau terluka... Kita perlu memanggil dokter.”

Shani menggeleng pelan. “Tidak perlu. Ini hanya goresan. Yang terpenting, kau dan bayi itu aman.”

Gracia tidak bisa menahan air mata yang mengalir di pipinya. “Aku... aku tidak pernah menyangka akan terjebak dalam semua ini. Aku hanya ingin hidup tenang, Shani.”

Shani meraih wajah Gracia dengan kedua tangannya, memandangnya dalam-dalam. “Dan kau akan mendapatkannya. Aku akan memastikan itu, Gracia. Sekali lagi, aku berjanji.”

Gracia terdiam, merasakan kekuatan dalam kata-kata Shani. Meski rasa takutnya belum sepenuhnya hilang, ada sedikit kepercayaan yang mulai tumbuh di dalam dirinya—bahwa mungkin, di balik segala kekacauan ini, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.

---

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Dengan musuh yang semakin berani, mampukah Shani mempertahankan perlindungan bagi Gracia dan bayi yang dikandungnya? Akankah kepercayaan Gracia pada Shani cukup kuat untuk bertahan di tengah ancaman dan konflik yang terus membayangi? Ataukah justru pengorbanan yang lebih besar akan diperlukan untuk memastikan masa depan yang lebih aman bagi mereka semua?

budak dan tuan shaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang