bab 10

228 39 0
                                    


---

Kedatangan Adel dan Sekutu Baru

Kemenangan kecil atas para penyusup membuat Shani menyadari bahwa dirinya tidak bisa terus menghadapi semua ancaman ini sendirian. Cornelia juga tahu bahwa mereka perlu memperkuat barisan. Oleh karena itu, ia menghubungi sekutu-sekutu lama yang pernah bertempur bersama mereka. Beberapa hari kemudian, seorang pria dengan postur tegap dan wajah yang penuh ketegasan tiba di mansion Shani.

Pria itu adalah Adel, seorang mantan rekan tempur Shani dan Cornelia yang memiliki jaringan informasi luas di seluruh kota. Di sisinya, berdiri seorang wanita anggun dengan tatapan tajam namun lembut. Ia adalah Ashel, istri Adel yang memiliki keahlian dalam pertempuran jarak dekat dan seni penyamaran.

Adel menyambut Shani dengan anggukan penuh rasa hormat. "Kabar tentangmu menyebar jauh lebih cepat daripada yang kau kira, Shani. Kami datang karena kami tahu kau membutuhkan bantuan," ucapnya sambil melirik Ashel yang mengangguk sebagai tanda setuju.

Shani menatap mereka, merasakan sedikit kelegaan. "Bantuan kalian datang di waktu yang tepat. Musuh kita tidak hanya kuat, tapi mereka juga licik. Aku membutuhkan orang-orang yang bisa diandalkan."

Cornelia, yang berdiri di samping Shani, menambahkan, "Adel dan Ashel memiliki kontak yang bisa memberi kita informasi tentang pergerakan musuh di kota ini. Mereka bisa menjadi kunci dalam menghadapi ancaman yang lebih besar."

Adel tersenyum kecil, lalu menepuk bahu Shani. "Kita pernah melewati masa-masa sulit bersama, Shani. Dan aku akan berdiri di sisimu lagi, apapun yang terjadi."

---

Pertemuan Rahasia di Mansion

Malam itu, Shani, Cornelia, Adel, dan Ashel berkumpul di ruang kerja mansion, memetakan rencana baru untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Cornelia menyajikan laporan tentang mata-mata yang berhasil mereka tangkap, sementara Adel mengungkapkan informasi mengenai pergerakan kelompok musuh yang berusaha merekrut sekutu baru di kota.

"Kelompok ini tidak hanya berfokus pada kekuatan fisik, tapi juga membangun aliansi politik," kata Adel sambil mengarahkan jarinya ke peta yang terbentang di atas meja. "Mereka mencoba mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh berpengaruh di kota ini."

Shani menyimak dengan seksama, menimbang setiap informasi yang diberikan Adel. "Jika mereka berhasil mendapatkan dukungan politik, maka kita akan kehilangan pijakan. Kita harus menghentikan upaya mereka sebelum itu terjadi."

Ashel, yang duduk di samping suaminya, menambahkan, "Aku bisa menyamar dan menyusup ke dalam pertemuan mereka. Dengan begitu, kita bisa mengetahui rencana mereka lebih lanjut."

Shani mengangguk setuju, menyadari bahwa kehadiran Ashel akan memberikan mereka keunggulan tak terduga. "Kita akan bergerak cepat. Cornelia, kau pastikan keamanan di mansion tetap ketat. Adel, fokuskan pada penyusupan Ashel. Kita harus selalu selangkah di depan."

---

Perkenalan Indah, Gita, dan Jessi

Sementara itu, Cornelia memiliki kekuatan lain yang tersembunyi di balik kepribadiannya yang dingin. Di balik perjuangannya melindungi Gracia dan Shani, ada seorang wanita yang menjadi sumber kekuatannya, yaitu Indah, istrinya. Indah adalah seorang ahli strategi yang pernah bekerja di badan intelijen sebelum ia memutuskan untuk membantu Cornelia secara penuh.

"Dengan kehadiran Adel dan Ashel, kita memiliki lebih banyak pilihan strategi," ujar Indah saat ia berbicara dengan Cornelia di ruang rahasia mansion. "Namun, kita perlu memastikan bahwa setiap langkah kita terkoordinasi dengan baik. Satu kesalahan kecil saja, dan mereka akan menemukan celahnya."

Cornelia tersenyum lembut kepada Indah, lalu menggenggam tangan istrinya dengan erat. "Kehadiranmu selalu membuatku yakin, Indah. Bersama-sama, kita akan menghadapi mereka."

Di sisi lain kota, Gita dan Jessi, dua sekutu lain yang memiliki latar belakang di bidang teknologi dan logistik, juga bergabung. Gita adalah seorang ahli peretasan yang mampu menembus sistem keamanan apapun, sementara Jessi adalah mantan tentara yang beralih menjadi penyedia logistik untuk operasi rahasia.

Keduanya membawa serta pasangan mereka: Kathrina, istri Gita, yang memiliki kecerdasan tajam dalam membaca situasi politik, dan Olla, istri Jessi, yang memiliki keterampilan dalam menyamar dan pengumpulan informasi lapangan.

"Kami siap memberikan semua yang kami miliki untuk memastikan misi ini berhasil," ucap Gita saat mereka bertemu dengan Shani di mansion. "Dengan dukungan teknologi yang aku miliki, kita bisa memantau pergerakan mereka secara real-time."

Jessi menambahkan dengan senyuman percaya diri. "Dan aku akan memastikan kita selalu punya pasokan yang cukup. Peralatan, senjata, dan semua yang dibutuhkan untuk menghadapi mereka."

Shani memandang sekelompok sekutu baru yang kini berkumpul di mansion. Ia merasakan harapan baru, namun juga beban yang lebih besar. Dengan kekuatan baru ini, mereka mungkin bisa menghadapi ancaman yang datang, tapi juga berarti bahwa kesalahan sedikit pun bisa menjadi bencana.

"Terima kasih sudah datang," ucap Shani dengan tulus. "Aku tidak akan melupakan ini. Mari kita pastikan bahwa setiap langkah kita tepat, karena kita semua tahu apa yang dipertaruhkan."

---

Persiapan untuk Pertempuran Baru

Beberapa hari berikutnya, mansion dipenuhi dengan aktivitas. Indah dan Kathrina bekerja sama memetakan situasi politik kota, sementara Gita meretas ke dalam sistem komunikasi musuh. Olla dan Ashel mengumpulkan informasi dari pertemuan rahasia musuh, memastikan bahwa setiap gerakan mereka diketahui sebelum terjadi.

Adel dan Cornelia, di sisi lain, melatih para pengawal Shani agar siap menghadapi serangan yang lebih besar. Shani dan Jessi merancang strategi pertahanan baru, memastikan setiap sudut mansion terlindungi dengan baik.

Di tengah kesibukan itu, Gracia memperhatikan dari kejauhan, menyadari bahwa kekuatan besar kini terkumpul di sekitar Shani. Namun, ia juga menyadari betapa besarnya risiko yang dihadapi mereka semua. Meskipun ia khawatir, ia juga merasakan sedikit harapan dalam hatinya-harapan bahwa mungkin, dengan semua kekuatan ini, mereka bisa menemukan jalan keluar dari semua kekacauan ini.

Saat malam tiba, dan persiapan mereka hampir selesai, Shani mendekati Gracia yang sedang duduk di balkon. Tanpa banyak bicara, ia meraih tangan Gracia, menggenggamnya erat. Mereka saling memandang dalam keheningan, menyadari bahwa di tengah semua rencana dan persiapan ini, ada sesuatu yang lebih besar yang mereka pertaruhkan: kehidupan dan masa depan yang mereka dambakan.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku akan berusaha untuk tetap di sini," ucap Shani pelan, seakan memberikan janji yang tidak terucapkan.

Gracia mengangguk, merasakan air mata hangat mengalir di pipinya. "Aku percaya padamu, Shani. Dan aku akan menunggu hingga semua ini berakhir."

Mereka tahu bahwa pertempuran sebenarnya baru akan dimulai, dan musuh yang lebih besar sedang menunggu di luar sana. Namun, dengan sekutu-sekutu baru yang kini berdiri di sisi mereka, mungkin, hanya mungkin, mereka punya kesempatan untuk memenangkan pertempuran ini-dan menemukan akhir yang mereka cari.

---

Apakah mereka akan berhasil mengatasi musuh-musuh yang mengintai dalam bayang-bayang? Bagaimana dinamika di antara mereka akan berubah ketika tekanan semakin meningkat? Dan akankah Shani dan Gracia menemukan jalan menuju kebahagiaan di tengah badai ini?

Petualangan mereka baru saja dimulai, dan hanya waktu yang akan mengungkapkan bagaimana akhir dari kisah ini.

-------

mau lanjut gak? draf masih banyak nih VOT JANGAN LUPA!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

budak dan tuan shaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang