AM 4

251 39 4
                                    

Renjun sangat kaget karena dia melihat Haechan pingsan dengan tangan menggenggam bagian pisau yang tajam hingga mengeluarkan darah dia segera membawa Haechan ke Rumah Sakit setelah memanggil ambulance

Sekarang Renjun tinggal menunggu Haechan siuman kata dokter tadi Haechan hanya terlalu sedih dan melukai dirinya sendiri untuk menjadi lebih tenang

Renjun memandangi tangan Haechan yang di perban "lo masih ada gue chan, anggep gue saudara lo ayo kita bangkit sama sama" ucap nya

Jeno yang mendengar kabar jika Haechan dilarikan ke Rumah Sakit dia langsung tancap gas kesana

"Renjun gimana keadaan Haechan?" Tanya Jeno

"Haechan hanya terlalu stres saja pak dan melukai dirinya sendiri"

Dapat Jeno lihat tangan Haechan yang di perban serta wajah yang terlihat sangat lelah

"Saya yang akan jaga Haechan kamu kembali ke kantor saja" Ucap Jeno

"Baik pak saya titip Haechan"

Jeno mengangguk

Setelah Renjun pergi kini Jeno duduk di samping bangsal Haechan dan netra Jeno tertuju pada kalung yang di pakai Haechan waktu itu ia baru ingat jika dia juga punya kalung yang sama berbentuk Bulan ia sempat mencari cari informasi tentang kalung milik nya dan Haechan ternyata itu kalung yang digunakan seorang pasangan

Jeno sempat tak percaya namun kalung itu pemberian kedua orang tua Jeno ketika dia masih bayi dan ternyata bahan dan warna nya sama dengan Haechan

Jeno dengan setia menunggu Haechan bangun

"Eungh... sshh" Haechan sadar dia merasakan nyeri pada telapak tangan nya

"Haechan, ada yang sakit?" Tanya Jeno

Haechan kaget kenapa dia sudah ada di rumah sakit siapa yang membawa nya kemari apa Jeno? Atau Renjun? Dua nama itu yang ada di benak Haechan

"Kok saya sudah di rumah sakit pak" ucap Haechan

"Tadi Renjun yang membawa kamu kemari," Ucap Jeno

"Lalu kemana dia?" Tanya Haechan

"Dia kembali ke kantor"

"Kenapa bapak selalu mau menunggu saya?" Tanya Haechan karena selama ini selalu ketika dia ada masalah atau apapun itu selalu ada Jeno dan Jeno juga yang menemani nya bahkan rela jauh jauh dari kantor untuk menjaga nya

"Sebenarnya saya sudah lama memendam rasa sama kamu Haechan tapi saya masih ragu jika kamu menolak saya" ucap jeno

Haechan membelalakkan matanya "untuk kali ini saya belum bisa membalas cinta bapak karena saya belum bisa menemukan rumah ternyaman saya pak, tapi jika saya siap saya akan menjawab keraguan bapak selama ini" jelas Haechan

Jeno sudah bisa menebak pasti dia akan di tolak "tapi izinkan saya untuk selalu berada di sisi kamu Haechan sebelum kamu bertemu dengan rumah ternyaman kamu"

Haechan mengangguk mengiyakan ucapan Jeno

Setelah kejadian 2 bulan di rumah sakit itu kini Haechan dan Jeno hanya sebatas teman karena memang itu kemauan Haechan

Haechan sedang makan di sebuah tempat dimana dia dan Renjun biasa nya makan siang "Njun minggu depan gue udah wisuda, apa gue keluar aja ya kerja di kantor pak Jeno" celetuk Haechan

"Kenapa gitu?"

"Kalau gue ngga keluar dari kantor wisuda nya gimana mau di dalam kantor gitu"

Renjun yang awalnya serius menjadi emosi dia menjitak kepala sahabat nya itu

"Hahahaha" tawa puas Haechan

"Dahlah yuk kerja lagi" Ucap Renjun dia beranjak pergi

Sampai kantor Haechan melihat sepasang suami istri yang menyelamatkan nya waktu itu

Haechan membungkuk memberi salam "mencari siapa?" Tanya Haechan

"Ah kamu anak yang waktu itu?"

"Iya saya"

"Ruangan CEO dimana ya?" Tanya nya

"Mari saya antar" Haechan mengantar kedua nya sampai depan ruangan Jeno "kalau begitu saya permisi" Haechan membungkuk lalu pergi meninggalkan kedua nya

"Ada apa Jeno kau memanggil om dan tante?" Tanya Taeyong

"Aku menemukan Anak kalian"

"Maksudmu?"

"Ya, anak kalian yang hilang 22 tahun lalu dia karyawan di kantor ku" ucap jeno

BERSAMBUNG...

Anak Magang  (nohyuck)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang