05. Constance

48 10 1
                                    

La salle de danse d'Hugand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

La salle de danse d'Hugand.

Menjadi Tuan Rumah dari pesta kelas atas adalah hal yang melelahkan. Selain harus menyambut Ratu Victoria yang herannya sejak kecil hingga sekarang tak pernah absen dari pesta keluargaku-mungkin karena wanita itu menyukai anggur. Sebagai tuan rumah, aku juga harus dengan ramah menerima ajakan dansa dan obrolan dari para wanita.

Waktu yang tepat seperti saat ini. Setelah berdansa dengan putri dari keluarga Hamilton dan Dupont, aku melarikan diri ke sudut ruangan untuk menyicip sepotong Lemon Tart dari resep milik Joceline-yang tak ada duanya di dunia.

"Segila apa permainan kalian semalam, sampai-sampai gadis itu bahkan tak keuar dari penginapan hingga matahari kembali tenggelam?"

Aku melirik ke arah laki-laki yang terkekeh di sebelahku. Itu suara Jonathan sialan yang meninggalkanku di public house semalam.

"Dan wanita gila mana yang membuatmu meninggalkanku bersama seorang wanita penghibur dalam keadaan mabuk tanpa sepatah kata pun di public house?" sindirku setelah melahap potongan kue itu dengan sendok kecil. Sesekali kujulurkan lidahku untuk mengambil sisa krim yang tertinggal di sana.

Jonathan terkekeh di sela ia menikmati gelas anggur dalam genggamannya. "Wanita yang bernyanyi di sana tadi malam, sama seperti suaranya. Tubuhnya tidak kalah menggoda, kau tahu?"

Ucapan Jonathan membuatku mendecih. Temanku ini memang pemain ulung untuk urusan wanita. Membuatku menggeleng pelan sebelum meraih segelas mojito dan menyesapnya.

"Wanita yang bersamaku semalam, dia berambut hitam atau emas? Rasanya aku banyak berhalusinasi tadi malam. Semuanya tampak buram. Aku hanya ingat dia hampir membuat bibirku sobek karena gigitannya," ucapku pelan pada Jonathan. Tak ingin orang-orang di sekitar kami mendengar perkataanku dengan jelas. Karena di saat seperti ini, rasanya dinding saja dapat mendengar setiap perbincangan yang ada.

Alih-alih mendapatkan jawabanku, Jonathan kini justru menatapku bingung. Membuatku ikut bingung dengan ekspresi yang tak bisa kubaca itu.

"Kamu sepertinya benar-benar mabuk semalam ya, Jeff. Wanita itu berambut emas, sejak kapan menjadi wanita berambut hitam?" Jonathan kini menggeleng heran. "Ada apa sebenarnya denganmu akhir-akhir ini? Jujur saja, kamu tampak aneh belakangan ini."

Membuatku beralih menatap cairan mojito di genggamanku sebelum kembali menyesapnya. "Entahlah. Ada sesuatu yang mengusikku sejak kembali dari pesta debutante di Paris waktu itu. Dan hal itu mulai menghantuiku sejak berburu dengan Lord Hamilton," jelasku.

Memang benar yang dikatakan Jonathan. Aku merasa aneh dengan diriku akhir-akhir ini. Karena aku yang tak pernah pingsan sejak kecil, mendadak tak sadarkan hanya karena sebuah dengungan. Belum lagi wanita bernama Elrien yang-entahlah-kupikir adalah seorang Penyihir juga tak kalah menghantui pikiranku.

Bahkan-sebentar. Tunggu dulu. Wanita itu ... kenapa aku mendadak teringat jika semalam aku berhubungan seks dengannya? Pun menggunakan kedua tanganku yang tadi malam bahkan begitu menikmati saat mencengkeram leher itu dan menyentuh setiap jengkal tubuhnya.

THE WITCH IN MY ROOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang