04. Carol

29 6 0
                                    

Rachel membuka matanya ketika jam menunjuk pada pukul 06.00 pagi.

Ia memandangi wajah Emma yang masih tertidur di sebelahku. Tumben sekali Emma tidak langsung bangun.

"Emma, ayo bangun. Sudah jam enam pagi." Ucap Rachel sambil menggoyangkan bahu Emma.

Emma pun bangun dari tidurnya.

Rachel mengelus rambut Emma. "Hmm... sepertinya kamu masih agak mengantuk. Kalau begitu, aku yang akan membangunkan yang lain."

"Semuanya, ayo bangun! Sudah pagi, loh! Ayo sarapan." Rachel membangunkan anak-anak yang ada di kamar. Karena biasanya Emma yang akan membangunkan mereka.

Setelah semuanya bersiap, mereka pun pergi ke ruang makan untuk menyiapkan sarapan.

Rachel yang sedang menata piring tidak mempedulikan Emma dan Norman yang sedang berusaha untuk bersikap normal.

"Selamat pagi, Rachel." Sapa Nat kepadaku.

Rachel pun mengangguk dan tersenyum. "Pagi, Nat."

Don yang berada di sebelah mereka berdua menghela napasnya. "Aku kangen Conny."

"Hei, Conny kan pergi tadi malam. Cepat sekali kamu merindukannya." Ujar Nat kepada Don.

Rachel hanya terkekeh dan melanjutkan persiapan sarapan.

Di saat jam bermain, semuanya bermain seperti biasanya meskipun langitnya sedang mendung.

Rachel sedang merajut syal, dan di sebelahnya ada Anna dan Nat yang sedang mengobrol.

Rachel memang dekat dengan mereka berdua. Terlebih, Nat memang menyukai alat musik, sama sepertinya.

"Kau sedang merajut apa?" Tanya Nat penasaran.

Rachel menoleh. "Aku sedang membuat syal untuk musim dingin nanti. Aku ingin menghadiahkannya pada Norman, Ray, dan Emma."

"Wah, persahabatan sejati." Ucap Nat menanggapi yang membuat Anna terkekeh.

Angin berhembus dengan kencang, udara terasa semakin dingin, dan langit menggelap. Sebentar lagi akan hujan.

Rachel pun membereskan peralatan merajutnya.

Tak lama setelahnya, Mama pun membunyikan loncengnya agar anak-anak yang sedang bermain agak jauh segera kembali.

Emma dan Norman pun kembali sambil berlari.

Angin yang berhembus kencang membuat rambut Rachel menutupi pandangannya. Ia pun segera membereskan rambutnya kembali agar dapat melihat Emma dan Norman lagi.

"Rambutmu sudah panjang sekali, Rachel. Tidak ingin dipotong atau dikepang?" Tanya Yvette kepada Rachel.

"Benar juga, kurasa aku harus mengepangnya. Anna, nanti ajari aku mengepang rambut, ya? Saat aku mengepangnya sendiri, hasilnya cukup berantakan." Ucapnya sambil menatap Anna.

"Baiklah!"

"Huh? Kurang dua orang." Kata Gilda sehabis menghitung jumlah anak yang baru saja kembali.

Rachel menghampiri Gilda.

"Apakah itu Mark dan Naila?"

Pertanyaannya pun dijawab dengan anggukan oleh Gilda.
"Oh! Itu dia." Ucap Rachel sambil menunjuk Mark yang sedang berlari sambil mengusap ingusnya.

"MAMAAAA!"

Mama pun berjalan menuju Mark dengan wajah penuh kekhawatiran. "Mark! Ada apa?"

"Bagaimana ini? Aku terpisah dengan Naila di hutan! Aku sudah mencarinya, tapi tidak bisa menemukannya!" Tangisan Mark pun semakin kencang.

Lokawigna (The Promised Neverland)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang