06. Pembicaraan

25 5 0
                                    

Setelah bermain kejar-kejaran bersama -atau lebih tepatnya latihan melarikan diri- Rachel bertemu dengan trio semesta yang mengajaknya untuk bertemu di perpustakaan saat malam, tentu saja untuk membicarakan itu.

Malam pun tiba, Rachel bertemu dengan Don dan Gilda yang diajak untuk berbicara juga oleh trio semesta.

"Loh? Kau juga?" Tanya Don.

Rachel mengangguk. "Sepertinya mereka ingin berbicara dengan kita bertiga." Ia pun duduk di sebelah Gilda.

"Anu, Rachel... apakah menurutmu Emma-"

Belum selesai Gilda berbicara, terdengar suara langkah kaki trio semesta.

Pintu perpustakaan kembali terbuka saat mereka datang.

Don pun membalikkan badan ke arah pintu. "Mau bicara soal apa?"

Emma dan Norman pun menjelaskan tentang kebenaran panti asuhan. Tentu saja mereka tidak memberitahu tentang Conny yang sudah mati.

"Perdagangan manusia?" Don bertanya tak percaya.

Emma menundukkan kepalanya. "Selama ini, saudara-saudara kita dijual pada orang jahat."

Don pun tertawa terbahak-bahak saat mendengar perkataan Emma. "Enggak, enggak, enggak!"

"Tapi, tembok, gerbang, dan saudara-saudara kita yang tidak pernah mengirim surat balik itu..." Norman menyebutkan alasan-alasan masuk akal dari pernyataannya dan Emma yang tadi.

Don pun menyelesaikan tawanya. "Ya ampun kalian ini... Jadi, apa lucunya? Sebenarnya lelucon apa ini?"

Keadaan pun menjadi hening setelah Don menanyakan hal itu.

"Kalian takkan bilang bahwa ini sungguhan, kan?" Tanya Don melihat ke arah Norman dan Emma.

Rachel membuka suara. "Don, kurasa mereka mengatakan yang sebenarnya. Dan... alasan yang mereka berikan itu, menurutku cukup masuk akal."

"Tunggu, kalau begitu, Mama bagaimana?" Don kembali bertanya.

"Dia adalah orang jahat yang... menjual kita semua." Emma masih menundukkan kepalanya.

"Hah? Orang sebaik Mama tidak mungkin melakukannya! Tarik kembali kata-katamu, Emma!" Don mulai meninggikan suaranya dan mencengkram bahu Emma.

"Don, Emma yang amat mencintai Mama dan panti asuhan ini... tidak mungkin berbohong." Gilda pun mulai bersuara.

Don pun melepaskan cengkramannya pada bahu Emma dan menatap Gilda.

Gilda menundukkan kepalanya. "Lagipula. Aku merasa Emma berubah setelah dia dan Norman pergi ke gerbang untuk menemui Conny... Biasanya mereka berdua akan langsung meminta maaf, meskipun melanggar peraturan, dan semuanya akan kembali seperti semula..."

"Benar juga..." Rachel menanggapi perkataan Gilda.

"Emma, kamu menjadi sangat serius. Sehingga aku menjadi tidak sanggup untuk bertanya..." Gilda pun menangis.

Rachel dan Emma pun berusaha untuk menenangkannya.

"Maaf ya, maaf ya, Gilda. Aku membuatmu cemas, ya." Emma meminta maaf kepada Gilda.

"Emma... apa kamu melihatnya? Apakah kamu melihat saat Conny dijual kepada orang-orang jahat itu?" Rachel bertanya untuk menggantikan Gilda yang masih terisak.

Norman pun mengiyakan pertanyaannya. "Tapi, kami tak tepat waktu."

Don menatap Norman. "Conny baik-baik saja, 'kan?"

"Entahlah."

Setelah mendengar jawaban Norman, Rachel tidak sengaja melihat ke arah Ray yang tidak suka dengan jawaban yang diberikan oleh Norman.

Lokawigna (The Promised Neverland)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang