#23

816 12 2
                                    

Dewi terkekeh saat mendengar permohonan putus asa dari Irene. Dia kemudian menjauh dari tubuh wanita itu dan beranjak untuk lebih dekat ke kaki Irene.

Dewi kemudian mengambil posisi dan berada tepat di depan vagina telanjang Irene. Saat dia melihat pemandangan itu, dia merasa dirinya benar-benar terangsang. Sang resepsionis muda itu tahu kalau sekarang tubuh Irene sangat sensitif, sudah waktunya membuat Irene tergila-gila secara seksual.

Ada sesuatu yang membuatnya terdorong oleh rasa penasaran saat menyiksa tubuh wanita melalui titik paling pribadinya, melalui kemaluannya. Dewi ingin membuat Irene kehilangan akal sehatnya melalui banyak orgasme, yang juga akan membuatnya semakin geli nantinya.

Dia lalu menoleh ke kanan dan menatap Andrew dan Rara.

Dewi bisa melihat kegembiraan di mata sang suami muda itu dan inilah saatnya membiarkan dia lebih menuruti keinginannya. "bagaimana rasa kaki istri anda, Pak Andrew?" dia bertanya.

Andrew merasakan suhu tubuhnya meningkat saat mendengar pertanyaan itu. Dia selalu ingin bermain-main dengan kaki istrinya, bahkan menggelitiknya. Pria itu bermimpi menggerakkan lidahnya ke seluruh telapak kaki dan jari kaki Irene.

Andrew merasa emosional karena inilah momen yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Sang suami kemudian melihat kaki istrinya yang baru saja digelitiknya. Dia menyukai bentuk kaki dan jari kaki Irene.

Air liur sang suami menetes menghantam dagunya sendiri ketika momen itu akhirnya tiba. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan kemudian mencium bagian ujung kaki. Andrew menanamkan ciuman penuh cintanya lagi, lalu ciuman lainnya, lalu ciuman lainnya. Dia bisa merasakan adrenalinnya mengalir dan juga merasakan dirinya menjadi sangat basah di antara kedua kakinya.

Sang suami menyukai rasanya dan mau tidak mau terus mencium kaki sang istri.

"geli, Drew! Udah! Udah! Geli banget!" Irene terkikik dengan setiap ciuman yang mendarat di kakinya. Rasanya terlalu menggelitik dan dia bisa merasakan bibir suaminya yang sangat lembut itu mencium telapak kakinya, mengirimkan sensasi geli ke seluruh tubuh Irene.

Irene ia merasakan ciuman itu mulai menjadi lebih basah dan dia tahu kalau sang suami pasti sedang berada di alam mimpi, di surga impian yang selama ini dinantikan oleh pria itu.

"ohhhh!! Earrrgghh!!", Kemudian Irene ia meneriakan jeritan geli yang sangat keras saat dia merasakan sesuatu meluncur di tempat paling pribadinya, di antara kedua kakinya. Dia merasakan sehelai bulu halus membelainya. Irene kaget saat merasakan seseorang mengusap bulu itu di atas vaginanya, merasakan sedikit sensasi geli. "tant, ... tante, ... Rara, ..., tante Rara, ... udahan please! Apa yang tadi gak cukup?!" dia bertanya.

"tidak ada kata cukup untuk anda, bu Irene" jawab Rara sambil mulai menggesekkan bulu itu ke seluruh area kemaluan Irene. Sekarang giliran Rara yang ingin membuat Irene benar-benar terangsang, sehingga dia bisa memaksanya untuk mencapai orgasme.

Pemilik spa itu menyukai cara dirinya membelai bulu-bulu yang meluncur di bibir vagina Irene dan dia bisa melihat pinggul wanita itu bergetar saat disentuh. Rara menyukai apa yang dilihatnya, dan memikirkan tentang seksualitasnya sendiri. Dia sering memikirkan tentang seks dengan wanita, tetapi tidak pernah terlibat dalam fantasi itu.

Sedangkan di sisi lain, Andrew membayangkan berapa kali dia harus melakukan masturbasi di tempat tidur, memikirkan istrinya yang sangat cantik. Sang suami tidak pernah bisa memberi tahu siapapun tentang apa yang dia lakukan saat Irene tidak menunaikan tugasnya sebagai seorang istri.

"tunggu, ... tante Rara?! Jangan bilang kalau saya bakal di gelitikin di situ lagi?" Irene bertanya dengan panik. Dia merasakan bulu berputar-putar melayang di atas vaginanya dan mulai merasa gugup.

Hukuman untuk Sang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang