#17

976 15 12
                                    

Irene mendengar Andrew dan Dewi yang sedang ngobrol-ngobrol licik dan itu membuat dirinya ternganga. Suami dan resepsionis bodoh itu baru saja mengolok-oloknya.

"dua lawan satu itu gak adil! Awas lo, Drew!", Irene marah, membentak, "suami tolol!" dan memaki.

"jangan khawatir, Bu Irene. Saya bisa membuat anda menjadi sangat bergairah dan kembali mencintai suami anda seperti dulu" goda Dewi. Gadis resepsionis itu hanya ingin memberikan harapan palsu kepada Irene, agar dia benar-benar bisa menyiksanya. "tunggu sampai saya main-main sama kaki anda, ... saya akan pastikan bu Irene squirting lebih banyak hari ini".

"hah! lagi? Squirt lagi?", Irene merasa dirinya mulai berkeringat saat mendengar rencana Dewi. Dia menelan ludahnya, "..., gua udah kencing-kencing sampai lima kali! Lo gila ya! Gua gak pernah sampai kaya gini!".

Irene membuat tekad dalam pikirannya bahwa dia tidak peduli seberapa besar jari-jari Andrew membuatnya gila, dia tidak akan menyerah. Andrew hanyalah pria culun yang beruntung mendapatkan istri seperti dirinya.

"udah, Drew! Udah! Lepasin gua!", Irene menutup matanya rapat-rapat dan berusaha sekuat tenaga untuk. Dia bisa merasakan setiap belaian Andrew pada setiap jengkal tubuhnya dan Irene ingin menggila. Setiap belaian mirip aliran listrik yang menggelitik menembus dirinya, tapi dia harus tetap kuat. Dia merasakan keinginan untuk mulai memekik setiap kali di colek oleh Andrew.

Di ruangan yang lain, Rara senang melihat wajah Irene berkedut dan bergerak karena dia tahu bahwa Irene begitu sensitif setelah digelitik tiga jam dan telah melalui tiga kali orgasme secara paksa. "kondisi afterglow adalah dimana wanita berada pada puncak sensitifnya. Setiap saraf terasa seperti bara api" kata Rara pada salah satu terapisnya.

"kenapa, sayang? Ngomong yang jelas." Andrew mengejek sambil mendorong jarinya lebih dalam tinggi lalu naik turun di sepanjang ketiak Irene. Sudah waktunya untuk membuat Irene benar-benar tidak nyaman dan berada di ambang kehancuran setiap saat.

Irene merasakan jari-jari itu menekan pinggang hingga ketiaknya dan dia semakin putus asa. Itu sangat menggelitik dan dia hampir kehilangan akal sehatnya. Dia belum pernah digelitik seperti ini dalam hidupnya. Sepertinya tubuhnya jauh lebih responsif. Matanya sekarang terbuka lebar dan dia bisa merasakan matanya dipenuhi air mata saat dia merasakan intensitas yang menggelitik itu. Sudut bibirnya kemudian melengkung dan kini dia tersenyum. Dia mengertakkan gigi dan bertahan sebaik mungkin.

"kitik, kitik, kitik!!" ejek Andrew sambil lalu meletakkan tangan kirinya di samping tangan kanan dan meremas pinggang istrinya. Dia tahu tindakan ini pasti akan menghancurkan Irene.

"GELI!!!! GAK TAHAN! ANDREW! PLEASE!" Irene tertawa terbahak-bahak begitu dia merasakan tangan yang lain menekan pinggang dan perutnya. Satu tangan kanan telah menempatkannya di ambang kegilaan yang menggelitik, tetapi tangan kiri membuat dirinya kehilangan fokus.

Rara memasang ekspresi puas di wajahnya saat melihat Irene menjerit histeris tak terkendali. Melihat penderitaan Irene benar-benar membuatnya merasa senang. Sudah lama dia tidak menemukan klien seperti ini. Rara bisa melihat betapa histeris Irene dan dia berharap akan ada lebih banyak penderitaan karena itu akan membuatnya merasa jauh lebih baik.

"Dewi, ... coba kamu tolong Pak Andrew", perintah Rara kepada pegawainya itu, "coba kamu bikin bu Irene lebih panas lagi, ... kamu suka 'kan kalau sama-sama perempuan".

"tenang, bu Irene,... Dewi bisa kok kalau cuma main-main sama gelitikan. Apalagi Dewi itu lebih nyaman ke wanita dari pada ... ups, ... sorry ya Dewi, ... Bunda Rara keceplosan" Rara mengejek sambil melihat penderitaan di wajah Irene. Dia tahu dari kulitnya yang memerah bahwa saingannya akan segera kehilangannya.

Rara memandang Dewi dan dia tahu kalau wanita itu sudah tidak sabar ingin ikut menyiksa Irene. Dia tahu momen itu akan segera terjadi, tetapi dia harus membuat Andrew puas dengan istrinya terlebih dahulu.

Hukuman untuk Sang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang