#18

868 13 10
                                    

"Posisi litotomi biasanya digunakan saat persalinan ibu hamil", kata Dewi menjelaskan,"dalam kasus ini, istri anda, ... bu Irene berbaring telentang dengan punggung sepenuhnya menyentuh tempat tidur. Kaki bu Irene diangkat dan ditekuk di lutut, kemudian ditempatkan pada penopang khusus yang disebut stirrups yang terletak di kedua sisi tubuh" Dewi menunjuk palang yang menopang lutut Irene, "Kedua lutut direntangkan lebar-lebar, memungkinkan area panggul dan genital terbuka untuk akses yang mudah, ... yang tentunya akan jadi target gelitikan kita hari ini"

Rara pun menambahkan, "Posisi litotomi juga memberikan sudut pandang optimal bagi kami untuk mengakses area bawah perut, perineum, dan vagina".

"Kemudian kondisi afterglow yang dijelaskan bunda Rara tadi, ... itu adalah perasaan hangat, nyaman, dan puas, ... yang seringkali dirasakan setelah berhubungan intim dengan pasangan", jelas Dewi, "Ibarat seperti cahaya api yang meledak, ... memberikan perasaan bahagia dan kedekatan yang lebih dalam, tetapi meningkatkan sensitivitas tubuh berkali-kali lipat".

Dewi melihat bagaimana reaksi Irene terhadap gelitik ketiak yang barusan dia lakukan, dan dia ingin menjelajahi ketiak wanita itu lebih banyak.

Saat Dewi merasakan kulit Irene lembut, dia semakin tidak sabar ingin menyentuhnya. Dia meletakkan tangan kirinya di ketiak kanan dan mulai menggoyangkan jari-jarinya. Dia ingin membuat Irene menjadi liar.

"Oh, ya ... tadi anda bilang kalau anda tidak suka wanita?", tanya Dewi dengan desis napas sensualnya, "saya suka wanita, ... apalagi wanita muda, ... wanita yang sudah bersuami, ... wanita sombong dengan mulut kasar seperti anda" katanya dengan penuh semangat. "saya bisa membuat anda suka dengan saya, bu Irene, ... dan saya akan membuat anda tergila-gila dengan saya"

Irene merasakan kedua ketiaknya disentuh dan dia tidak punya pilihan selain tertawa. Intensitasnya terlalu kuat dan ini benar-benar membuatnya gila. "geli! Geli! Geli! Dewi, ... Mbak Dewi! Please! Geli!" teriaknya.

Rara memperhatikan Dewi yang semakin pandai menggelitik ketiak Irene. Dia bisa mendengar tawa Irene yang tersiksa. Gelitikan ketiak pasti terlalu susah bagi Irene untuk mencoba melawan sensasi tersebut. Rara ingin melihat seberapa hebat si Dewi memaksa Irene hingga berubah menjadi seorang lesbian.

Di sisi lain, Andrew gairah saat dia melihat Dewi menggelitik ketiak Irene. Andrew menikmati tawa geli istrnya yang merdu. Dia dapat melihat tubuh Irene mengejang. Matanya kemudian menoleh dan melihat jari-jari kaki Irene meringkuk mengepal. "wah, wah, wah, ... kamu bener-bener geli ya, sayang. Pasti mbak Dewi ini bikin kamu gila, ya" katanya pada dirinya sendiri, "aku gak sabar mau jilat kaki kamu setelah ini".

Dewi terus mengelus-elus ketiak Irene dengan jemarinya. Dia sangat memenikmati saat melakukan hal yang sama pada ketiak kiri dan kanannya secara bersamaan. Dewi mulai menggerakkan jarinya sedikit lebih cepat untuk melihat apakah dia bisa membuat Irene tertawa lebih keras.

"mau stop? ... kasih saya satu kecupan sayang, bu Irene, ... saya akan bikin anda bergairah lebih dari yang pernah anda bayangkan" dia bertanya sambil bercanda.

Dewi mulai menggelitik ketiak Irene."satu kecupan? Atau saya bikin anda jadi gila!!!" dia terkikik.

Dewi semakin bersemangat! Dia terus menggelitik ketiak Irene, dan setiap detiknya mulai membuatnya benar-benar terangsang.

Sekarang, dia benar-benar ingin menggelitik ketiak Irene untuk mengirimkan pesan bawah sadar kepada wanita itu: bahwa semakin lama dia bertahan, semakin dirinya dibuat gila! "

Rara terkekeh saat menyaksikan Dewi menggelitik Irene. Dia bisa melihat antusiasme Dewi dan itu membuatnya sangat bangga. Suara tawa liar Irene memenuhi ruangan dan lagi-lagi Rara merasa sangat puas. Masih banyak hal yang harus dikerjakan Dewi untuk Irene, dan itu membuatnya semakin bersemangat. "Ayo, Dewi, ... terus gelitik bu Irene sampai dia kencing-kencing, ... sampai dia gila" suruhnya.

Hukuman untuk Sang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang