Chapter 07: Ujian atau penyiksaan hidup [02]

15 5 0
                                    

Happy Reading

*******************************************

Arabelle keluar kamar dengan membawa tas ransel di pundak. Penampilannya sudah berbeda dari sebelumnya, rambut yang tadinya pirang dan iris mata biru langitnya itu sekarang sudah tergantikan oleh rambut palsu dan lensa mata coklat gelap.

Sesaat gadis itu sampai di ruang makan, dia tersentak ketika melihat sosok ibunya sudah berada di meja makan dengan secangkir kopi hangat di tangannya. "Kenapa ibu masih di sini ?" Itu mengejutkan sekali, mengingat biasanya sang ibu tak pernah sampai menginap jika mengunjunginya.

"Begitukah cara mu menyapa ibu mu ini ?" Godaan Mrs. Gvin seketika membuat Arabelle tersenyum kikuk. "Duduklah, ibu sudah meminta Ezra menyiapkan susu coklat hangat kesukaanmu."

Arabelle pun menarik kursi di depan Mrs. Gvin, lalu mendudukinya. "Bagaimana hari-harimu di sini, kau tidak membuat Ezra kesulitan, bukan ?"

Arabelle mengalihkan pandangannya ke arah Ezra yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka di meja dapur. "Tidak, tentu saja tidak. Aku tidak punya waktu untuk merepotkan paman Ezra, Ibu."

"Benarkah ? memangnya apa saja yang kau lakukan selama di sini ?"

"Ah, itu..." Arabelle terkekeh canggung sejenak seakan mencari-cari alasan untuk dikatakan. "Aku hanya menghabiskan waktuku dengan membaca buku-buku lamaku dan mengulang materi pelajaran sebelumnya."

Mata ibunya menyipit dengan tubuhnya sedikit mendekati Arabelle, seakan mencurigai sikap Arabelle yang terlihat seperti menyembunyikan sesuatu darinya. "Kau... tidak melanggar aturan yang ibu buat kan, sayang ?"

"Apa, tentu saja tidak, Bu."

Senyuman puas terukir di bibir manis Mrs. Gvin saat kalimat itu keluar dari mulut Arabelle. "Baguslah, jika seperti itu."

Keheningan menerpa sekitar mereka sejenak, hingga Ezra datang dengan membawa sarapan mereka. Sesaat pria itu meletakkan makan di atas meja, Mrs. Gvin tiba-tiba berujar. "Sepertinya aku harus menitipkan Arabelle padamu lebih lama dari perjanjian sebelumnya, Ezra."

Ezra melirik ke arah Arabelle yang sedang menatap Mrs. Gvin dengan kebingungan, lalu kembali melihat Mrs. Gvin. "Apakah ada masalah di kediaman, Nyonya ?"

"Tidak, hanya saja Stella masih belum pulih dari traumanya, aku hanya khawatir keadaannya semakin parah jika Ara juga ada di sana." Penjelasan Mrs. Gvin sempat membuat ekspresi kecewa muncul di wajah Arabelle, namun detik berikutnya, ia kembali menampilkan raut yang monoton.

"Saya tidak masalah, tapi bukankah anda juga harus menanyakan pendapat nona ?" Pertanyaan Ezra yang tiba-tiba sempat membuat Mrs. Gvin mengerutkan alis tipisnya. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah Arabelle dengan raut wajah lembut.

"Kau tidak masalah, kan sayang ?" Nada bicaranya terasa lembut, tapi sorot mata yang dipancarkannya terasa begitu menusuk, hingga membuat Arabelle hanya bisa membalas dengan anggukan patuh kepadanya. Setelah itu hanya suara dentingan sendok dan piring yang mengisi ruangan itu.

* * *

Terlihat sebuah mobil berhenti di depan pagar sekolah. Di dalamnya terdapat Arabelle dan sang ibu yang berada di kursi pengemudi.

Awalnya Arabelle menolak ajakan ibunya, tapi Mrs. Gvin yang begitu memaksanya, membuat gadis itu menyerah.

"Terima kasih, Ibu." Di saat Arabelle berniat membuka pintu mobil, tangannya ditahan membuatnya mengurungkan niatnya. "Ada apa, Ibu ?"

PIPRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang