"Ada guru ada guru," ucap murid bernama Milon berlari masuk ke dalam kelas.
Grasak,
Grusuk,
Bragk,
Bragk,
Dor,
Gbruk.
Siswa berbadan besar itu berlari sangat rusuh menuju tempat duduknya hingga banyak meja menjadi miring akibat tersenggol dan tertabrak olehnya.
"Duduk! Duduk! Duduk dibangku masing-masing!" komando Alfi karena kini kelas mereka akan kedatangan guru perempuan paling galak di Vitanion.
"Siap-siap semua segera berpegangan!" teriak murid bernama Dayot yang duduk dipojok kanan.
"Ya allah Adit masih pengen hidup, Adit masih muda, belum bisa bahagiain orang tua Adit, Adit juga belum kawin. Ya allah, jangan robohkan kelas ini," doa salah satu murid.
"Eh, bukan. Bukan Bu Loly tapi Bu Ayana."
"Loh? Kok Bu Ayana, kan sekarang jamnya Bu Loly?"
"Gak tahu, tapi Bu Ayana bareng sama murid baru itu. Kayanya dia akan masuk kelas kita deh."
"Ah, yang bener lo Lon?!"
"Beneran sumpah, lo lihat aja nanti!"
Sementara itu, dua murid yang mengenakan jaket sama yang duduk dibangku tengah masih tetap santai, tak perduli dengan orang-orang yang pada heboh sendiri. Seperti kelasnya akan kedatangan monster mengerikan. Lebay kalau kata mereka mah.
Kreek!
Pintu terbuka. Semua murid terdiam, kelas menjadi hening seketika. Semua murid masih tak bersuara, semua mata tertuju kearah pintu, menunggu orang yang membuka pintu tersebut masuk.
Tok tok tok!
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ayana.
Bu Ayana masuk ke kelas tersebut tak sendirian. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Milon, guru itu datang bersama seorang gadis berbadan kecil dan cantik. Jika dilihat dari wajahnya, cewek itu seumuran dengan penghuni kelas XI-1. Ya, itulah si murid baru.
"Selamat pagi Bu," serempak semua murid menjawab wali kelasnya itu.
"Maaf mengganggu waktunya. Ibu boleh minta waktu sebentar?"
"Boleh dong Bu, apa sih yang nggak buat Ibu."
"Yasudah, kalau gitu mohon perhatiannya!" anak-anak tak ada lagi yang bersuara.
"Baik anak-anak, jadi hari ini kita kedatangan teman baru," Bu Ayana menoleh murid baru itu sambil tersenyum.
"Kamu, sini!"
"Iya, Bu," gadis itupun maju mendekati Bu Ayana.
"Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu dulu!"
"Baik, Bu."
"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Binara Mouva Kencana, kalian bisa panggil Nara! Terimakasih."
"Hallo Nara!" pekik semua murid, Nara tersenyum.
"Nah itu namanya, awas jangan di jailin! Terutama kalian para cowok," Bu Ayana menunjuk kearah murid yang dipojokkan.
"Loh, kok saya Bu?" sahut Dayot.
"Kamu silahkan duduk di—" Bu Ayana memperhatikan sekeliling mencari bangku yang masih kosong.
"Nah kamu duduk disana saja sama Kyla! Kyla kamu duduk sendirian, kan?" tanya Bu Ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNARA
Random"Gue akan balikin ini kalung ke elo, tapi ada syaratnya." "Syarat?" Rey mengangguk. "Apa?" tanya Nara, "Bukan yang aneh-aneh kan?" "Nggak, cuman tiga aja kok syaratnya, gak banyak dan gak aneh." "Oke, apa aja syaratnya?" tanyanya lagi dengan malas. ...