Saat teman-temannya terus berjalan, Rey justru menghentikan langkahnya karena kini matanya menangkap sosok Nara yang sedang berjalan sendirian di koridor sekolah.
Lelaki itu masih berdiri saat semua temannya sudah berada jauh darinya, dia masih memperhatikan Nara yang sedang mengikat kembali tali sepatunya yang lepas.
"Rey!"
Sampai akhirnya dia tersadarkan oleh suara Bima yang memanggil namanya entah itu panggilan untuk keberapa kalinya. Rey menoleh teman-temannya.
"Eh lo semua duluan aja! Gue ada perlu bentar."
"Perlu apa?" tanya Langit penasaran.
"Lo mau kemana?"
"Ada lah, kalian duluan aja!"
"Yaudah kita duluan ya." Rey mengacungkan jempolnya sambil berjalan mundur.
Rey berlari kecil mengejar Nara yang untungnya masih terlihat oleh kedua matanya, belum pergi jauh dari tempat dia tadi saat benerin tali sepatunya.
"Hai!" sapanya saat sampai disamping Nara, Rey berjalan sejajar dengan cewek yang sama sekali tak menghiraukannya itu. Nara hanya berdesis dan melirik Rey dengan sinis sambil mempercepat langkah kakinya. Namun, Rey tak tinggal diam, dia juga mempercepat langkahnya.
"Eh tunggu dong! Mau kemana sih buru-buru banget?" Nara tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap sebal cowok didepannya itu.
"Mau ke kantin, gue laper," ketusnya.
"Oh," jawab Rey sembari kembali berjalan mengikuti Nara yang sudah lanjut jalan lebih dulu.
"Entar sore gue mau ke rumah lo, bolehkan?"
"Ke rumah gue?" Nara menghentikan langkahnya lagi. "Mau ngapain?"
"Mau lamar lo. Ya mainlah."
"Kaya tau aja gue tinggal dimana?" Rey hanya tersenyum kecil mendengar kalimat tersebut.
"Yaudah kalo gitu tunggu aja entar sore!" katanya sembari berhenti melangkah, Rey kini hanya menatap punggung Nara yang semakin menjauh darinya dengan senyum masih terpancar di wajahnya.
🐒🐒🐒
Tik
Tik
Tik
Jam kini menunjukkan pukul 5 sore, suara detik jarumnya terdengar menyatu dengan suara dari benda kotak tipis yang ada didepan mereka mengisi ruangan. Nara kini sedang bersantai duduk di sofa menonton sinetron bersama dengan sang nenek.
Nara duduk disana hanya untuk menemani neneknya saja karena sebenarnya dia sama sekali tak menyukai sinetron dengan tema apapun, dia lebih suka nonton film action atau film yang penuh plot twist.
Kalau boleh jujur, sebenarnya Nara sudah merasa bosan duduk disana. Namun dia tidak bisa pergi karena sang nenek tak memperbolehkannya untuk pergi, jadi yang dia bisa lakukan hanyalah terus mengunyah cemilan yang ada ditoples yang di genggamnya.
Tak ada suara dari nenek dan cucu itu, mereka saling bisu dengan sang nenek menatap fokus kearah depan dimana layar kotak nan tipis terpampang. Sementara Nara yang sudah jenuh hanya bisa mengaduk makanan ditoples itu. Apalagi saat ini dia tak membawa handphonenya karena sedang di charger dikamarnya.
"Mau kemana kamu?"
"Mau ambil minum, Nek. Haus," sahut Nara sembari mengusap tenggorokannya yang terasa kering.
"Balik lagi kesini, loh!"
"Iya."
Tinung!
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNARA
Random"Gue akan balikin ini kalung ke elo, tapi ada syaratnya." "Syarat?" Rey mengangguk. "Apa?" tanya Nara, "Bukan yang aneh-aneh kan?" "Nggak, cuman tiga aja kok syaratnya, gak banyak dan gak aneh." "Oke, apa aja syaratnya?" tanyanya lagi dengan malas. ...