Bab 13. Bunga Dandelion

116 15 17
                                    

HAPPY READING

***

"Aku akan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku itu janjiku untukmu suamiku, walau hanya mendapatkan rasa sakit darimu mas raden."

Nadira Safa Apriliani

"Aku begitu kejam terhadap istri hamba sehingga membuat hidupku di selimuti oleh rasa bersalah dan dipenuhi dengan kata menyesal telah menyia-nyiakan sosok istri seperti mu nadira."

Raden Arsen Dirgantara

***

Sudah terhitung 1 Minggu sang istri terbaring lemah dengan alat-alat medis yang tertempel di tubuh Nadira, Raden tidak pernah bosen untuk datang ke rumah sakit untuk menjaga Nadira, karena baginya itu adalah tugas sebagai suami.

Keesokan paginya Raden sudah bersiap untuk pergi ke kantor, sebelum ke kantor ia terlebih dahulu menjenguk Nadira istrinya yang belum juga membuka mata cantiknya, sebelum ke rumah sakit Raden menyempatkan membeli bunga dandelion kesukaan dari sang istri, untuk ia kasih nanti kepada kekasih halalnya, yang kini ia sadar dan akan menganggap Nadira sebagai istri dan wanita satu-satunya yang akan Raden cintai setelah mamanya dan adik perempuannya.

Raden pun melangkah keluar dari kamar, sampai di ruang makan ia bertemu Bibi Rumi yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya.

"Den Raden, nggak sarapan dulu," tanya Bibi Rumi.

"Nggak bi, aku sarapan nanti di kantor aja sekalian juga mau jenguk Nadira di rumah sakit bi," kata Raden membalas ucapan Bibi Rumi.

"Kalau gitu Raden pamit bi," cakap Raden.

"Ohh gitu den, semoga non Dira cepat sadar dari komanya," kata Bibi Rumi.

"Aminn bi, doakan selalu iya bi," ujar Raden, Bibi Rumi pun hanya mengagukan kepalanya sebagai jawaban dan hatinya pun terus berdoa supaya majikannya cepat sembuh dan sadar dari komanya dan bisa kembali bersama keluarga dan suaminya.

***

Di Rumah sakit.

Raden kini melangkah masuk ke dalam ruang inap sang istri dengan tangannya membawa sebuket bunga dandelion, dengan senyum yang manis ia berjalan ke arah Nadira.

"Assalamualaikum, istrinya Raden Arsen yang paling cantik di dunia ini, bidadari surganya Arsen, disini mas nungguin kamu bukan mas aja yang nunggu kamu tapi banyak yang nungguin kamu sayang, ada keluarga kamu, sahabat kamu, Bibi Rumi, semua orang yang sayang sama kamu, terutama mas selalu nungguin kamu sayang, mas mohon jangan tinggalin mas hiks, mas janji setelah kamu sadar mas akan bawa kamu jalan sesuka hati kamu yang terpenting istrinya Arsen ini bahagia, mas sakit banget pas mas nggak sengaja membaca isi buku diary permintaan kamu cukup sederhana tapi mas malah nggak sama sekali peduli sama kamu, maafkan mas sayang, mas nyesel hiks," Cakap Raden, Karena semalam Raden memutuskan untuk tidur di kamar Nadira untuk melepas kerinduannya kepada sang istri, ia pun mengambil baju muslim milik istrinya itu untuk ia peluk sepanjang tidurnya tanpa sengaja ada sebuah buku diary milik istrinya itu yang tersimpan itu terjatuh saat Raden mengambil baju muslim milik Nadira, ia pun membuka langsung buku diary tersebut dan membacanya, setelah ia selesai membaca isi dairy Nadira, ia pun menangis histeris sampai dadanya terasa sesek, ternyata selama ini ia begitu kejam dan jahat kepada istri sebaik dan selembut Nadira.

"Flashback."

"Brag, suara beda jatuh, Raden langsung mengambil benda tersebut ternyata buku diary sang istri, ia pun membukanya.

Bukan Aku Yang Suamiku InginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang