Chapter 14

4 1 0
                                    


SUGAR MILK - CHAPTER 14

"Makasih ya Than. Lo udah bisa masuk gih. Gue bisa balik sendiri ke rumah. Lagian biasanya juga gue yang nganterin lo pulang" Luna aneh sendiri kerna Evan tak masuk ke rumahnya seperti menunggunya pulang padahal kan ia pulang naik mobil bukan berjalan kaki.

"Tapi Evan mau ikut" ucap Evan yang bersikap manja padanya sedari tadi. Bahkan Evan sempat cemburu pada Erlan yang telah mengambil alih perhatian Luna.

Luna tersenyum kecil melihat Evan yang begitu manja padanya.

"Masa lo mau tidur di rumah gue lagi sih Than. Emang lo gak kangen sama mami lo. Udah banyak malem tau gak lo tidur di rumah gue" tegur Luna.

"Tapi kan Evan juga nantinya sama aja kangen sama Luna" cemberutnya kesal.

"Yaudah gini aja malem ini lo disini aja. Lagian kan ada Erlan juga bisa nemenin lo. Lo gak nyesel besok mereka udah pulang lho. Masa lo harus kangenin lagi kaka lo sama Erlan?"

"Ih Evan tuh lebih kangen Luna dari mereka berdua"

"Heh gak boleh ngomong gitu. Besok aja ya Than. Lagian besok kan bakalan ketemu di sekolah juga. Ya?" tanya Luna sambil mengusap lembut pipi sang tunangan.

"Yaudah tapi nanti Luna harus nelfon Evan sebelum tidur ya" peringatnya agar ia tak terlalu galau malam ini. Waduh baru ditinggal semalaman aja galaunya udah segini gimana kalo ditinggalin Luna setahun. Udah mirip orgil gak sih?

"Iya Ethan. Yaudah gue pergi dulu ya nanti telat gue sampainya" pamit Luna.

"Dadah Luna. Inget ya telfon Evan" lantas Luna mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Evan dari dalam mobil.

"Evan cinta banget sama Luna. Evan gak mau jauh-jauh sama Luna" lirihnya setelah Luna sudah pergi. Evan memang tak mempunyai keberanian untuk mengutarakan perasaannya sendiri pada sang tunangan.

Di dalam mobil Luna mencoba untuk menelfon mamanya namun tak dijawab. Ia pikir mamanya pasti sudah tidur kali ya.

Setelah sampai di rumahnya Luna melangkahkan kakinya menuju ke rumah namun ia kaget saat melihat pintu rumahnya yang terbuka dan suara teriakan yang terdengar begitu jelas sekali dari dalam. Tanpa masuk pun ia bisa tau apa yang sedang terjadi saat ini.

Mama dan papanya sekali lagi berantem. Luna tak tau sudah untuk ke berapa kalinya mereka berantem. Terlalu sering sehingga bisa membuat rekor tersendiri.

Luna tak punya niat sedikitpun untuk masuk dan menghentikan pertengkaran mereka. Ia hanya akan mendengar dari luar seperti biasa yang ia lakukan. Kerna ia juga tak tau harus melakukan apa.

Hidup menjadi anak broken home tanpa punya adik atau kaka yang bisa menemaninya dimasa sukar. Luna jadi tak tau harus meluahkan atau melakukan hal apa jika situasi seperti ini berlaku padanya. Luna hanya bisa menunggu sehingga mereka menyelesaikan pertengkaran mereka saja.

"Kira-kira Ethan nyariin gue gak ya kalo gue gak nelfon dia malem ini?" tanya Luna pada dirinya sendiri.

Luna mencari tempat yang sedikit jauh dari rumahnya dan mula menelfon Evan.

"Haii Luna" sapa Evan yang begitu riang disana. Bisa Luna bayangkan bagaimana Evan sedang tersenyum lebar padanya saat ini. Hah membayangkannya saja sudah membuat Luna menjadi senang.

Seenggaknya ia bisa melupakan barang sejenak pertengkaran orang tuanya yang entah kapan kunjung selesai.

"Luna kok diam doang. Luna udah ngentuk ya?" Luna tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Evan.

SUGAR MILK (ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang