"Ayah, sudah selesai sholat Isya nya?" Tanya Aisyah sambil membawa makanan yang tadi Aisyah buat bersama Aldi dan alni.
"Sudah. Tadi jama'ah bareng sama anak-anak dan zayyan." Jawab pak Darmawan dengan senang hati.
"Yey! Ayah, ini masakan alni sama ka Asiyah loh!"
"Enak aja, Kaka juga kali!" Jawab Aldi tak mau kalah.
"Udah, gak usah berantem, gak boleh berantam di depan makanan." Sambung Aisyah dengan lembut.
"Zayyan!" Panggil pak Darmawan.
"Iya yah."
"Sini, makan bersama."
Zayyan duduk di kursi kosong yang ada di sebelah ayahnya.
"Kok kamu duduk di sebelah ayah?"
"Terus?" Tanya zayyan tak faham.
"Di sana dong, bareng istri kamu!"
Deg! Ucapan pak Darmawan membuat zayyan semangkin dag-dig-dug, detak jantung nya semangkin berdebar kencang.
"Gak apa-apa ayah, mungkin kak zayyan kangen. Selama ini kan, jauh dari ayah. Gak apa-apa kok yah."
Lagi-lagi Aisyah membela sang suami.
Ucapan Aisyah barusan membuat zayyan sangat terbantu. Karena, selama pernikahan mereka, mereka tidak pernah makan bersama, apalagi duduk bersandingan.
"Gak boleh, harus berdua. Ayah mau liat kebahagiaan kalian malam ini."
Zayyan terpaksa harus duduk bersebelahan dengan Aisyah."Gimana enak gak yah?"
Pak Darmawan mengangguk lambat.
"Enak, mirip masakan almarhumah mamah kamu zay! Apalagi perkedelnya." Ungkap jujur pak Darmawan.
Zayyan yang mendengar ucapan pak Darmawan barusan pun sedikit terkejut. Zayyan mengambil perkedel di hadapannya, lalu melahapnya.
Pandangan zayyan beralih menatap Aisyah setelah melahap perkedel buatannya.
"Gimana zay? Enakkan? Mirip sama perkedel buatan almarhumah mamah kamu."
Zayyan mengangguk jujur.
"Aisyah." Panggil pak Darmawan.
"Iya ayah?"
"Perkedel itu, makanan pavorit zayyan waktu masih kecil, setiap hari menu makanannya selalu perkedel, kalau di buatin menu lain, zayyan selalu tidak mau." Ungkap jujur pak Darmawan.
Aisyah mulai menoleh ke arah zayyan yang sedang asik makan.
Zayyan pun menoleh ke arah Aisyah yang sedari tadi menatap dirinya.
"Zayyan pasti bersyukur sekali punya istri seperti kamu, Asiyah."
Aisyah mengalihkan pandangannya pada pak Darmawan. Sambil mendengarkan cerita tentang suaminya.
"Kamu orang yang baik, cantik, dan sopan santun kamu pun tak kalah dengan kepintaran kamu. Perhatian sama suami kamu. Zayyan sudah cerita banyak tentang kamu."
Aisyah mulai menatap kembali zayyan.
"Dia bilang, kamu orang yang sangat sabar, dan selalu pengertian sama zayyan."
Bibir Aisyah mulai mengembang lebar.
"Papah cuma mau pesan. Pegang erat-erat tangan dan hati kalian. Setiap pernikahan pasti ada badai yang sangat besar datang di dalam pernikahan. Harus siap, berpegang teguh untuk menghadapi badai itu." Pesan pak Darmawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKA 8 // ZAYYAN XODIAC
Novela Juvenil[ZAYYAN UNIVERSE] " Sampai kapanpun gue gak akan pernah cinta dan sayang sama Lo! " Ucap tegas zayyan kepada Aisyah. _________________ Aisyah Nurullah yang di jodohkan dengan laki-laki tampan dan kaya raya, namun hatinya tidak se-kaya hartanya, yai...