𝐁𝐚𝐛 𝟖 ( 𝑫𝒊 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒈𝒆𝒍𝒊𝒔𝒂𝒉𝒂𝒏)

41 4 0
                                    

__𝐏𝐄𝐑𝐉𝐎𝐃𝐎𝐇𝐀𝐍 𝐆𝐔𝐒 & 𝐍𝐈𝐍𝐆__😱

__ 𝐇𝐚𝐢𝐢 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐧" 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐞𝐳𝐳 😄 𝐀𝐥𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐊𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 😁

_𝐀𝐤𝐮𝐧 𝐬𝐨𝐬𝐦𝐞𝐝 ( 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦, 𝐭𝐢𝐤𝐭𝐨𝐤, 𝐭𝐰𝐢𝐭𝐞𝐫)_
>> 𝐚𝐤𝐮𝐧𝐬𝐩𝐚𝐦𝐚𝐣𝐚_𝟐𝟕
>> 𝐢𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢𝐩𝐞𝐧𝐚_𝐳𝐡𝐫𝐚𝟐𝟕

__𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐠𝐮𝐲𝐬𝐬, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧__🤍👍🏻



---

Pagi itu, mentari mengintip malu-malu di balik awan kelabu. Langit seolah memantulkan perasaan Zahra yang masih diliputi kebingungan. Setelah percakapan intens dengan Gus Ryan dan nasihat dari Kyai Anwar semalam, hatinya tetap bimbang. Pikirannya bercampur aduk, antara keinginan untuk percaya dan ketakutan akan masa lalu Gus Ryan yang terus menghantuinya.

Zahra duduk di tepi jendela, menatap keluar ke halaman nadlem yang tampak sepi. Pikirannya melayang-layang, kembali ke masa-masa sebelum semua ini dimulai-ketika hidupnya masih sederhana, bebas dari kerumitan perasaan dan keputusan besar. Pernikahan, bagi Zahra, dulu hanyalah sebuah konsep. Kini, itu terasa seperti tali yang menjeratnya, menariknya lebih dalam ke dalam labirin takdir yang ia tak pernah bayangkan sebelumnya.

Di tengah lamunannya, ponsel Zahra bergetar. Sebuah pesan dari Gus Ryan.

"Selamat pagi, Zahra. Bolehkah aku bertemu denganmu hari ini? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Jantung Zahra berdetak lebih cepat. Pesan itu singkat, tetapi menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benaknya. Ia tak tahu apa yang Gus Ryan ingin bicarakan, namun firasatnya mengatakan ini akan menjadi pertemuan penting.

Tanpa berpikir panjang, Zahra membalas, "Baiklah. Di mana kita bisa bertemu?"

Beberapa menit kemudian, balasan datang. "Di taman belakang nadlem, nanti sore."

Zahra menarik napas panjang. Pertemuan di taman belakang nadlem, tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk, seolah menandakan pembicaraan yang tak akan mudah. Namun, mungkin inilah saatnya untuk mendapatkan kejelasan yang selama ini ia cari.

---

Saat matahari mulai tenggelam di balik cakrawala, Zahra berjalan perlahan menuju taman belakang ndalem. Di setiap langkahnya, hatinya terasa semakin berat. Taman itu sepi, hanya ada suara lembut angin yang berbisik di antara dedaunan.

Gus Ryan sudah menunggu di sana, duduk di bangku kayu di bawah pohon besar. Wajahnya tampak tenang, tetapi Zahra bisa melihat bayang-bayang kekhawatiran di matanya. Zahra mendekat, duduk di sebelahnya, namun menjaga jarak. Hening sejenak menyelimuti mereka berdua.

"Zahra," Gus Ryan memulai, suaranya terdengar berat. "Ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Aku tahu, pernikahan ini datang begitu tiba-tiba, dan mungkin kamu merasa terjebak dalam situasi yang tidak kamu harapkan."

Zahra menatapnya, tetapi tetap diam. Ia ingin mendengar apa yang akan Gus Ryan katakan.

Gus Ryan melanjutkan, "Aku... aku paham jika kamu merasa ragu terhadapku. Aku juga tahu masa laluku menjadi beban yang tak bisa kau abaikan begitu saja. Tapi, aku ingin kau tahu bahwa aku benar-benar ingin mencoba membangun sesuatu yang baru bersamamu."

𝑷𝒆𝒓𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒂𝒏 𝑮𝒖𝒔 & 𝑵𝒊𝒏𝒈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang