Happy reading :D
•
•
•
Pagi itu, Erine bangun dengan semangat, merasakan sinar matahari yang hangat menyusup ke dalam kamarnya. Ia melihat Oyin, yang sedang menggelengkan kepala dan mengibas-ngibaskan ekornya, seolah mengajaknya bermain.
"Selamat pagi, Oyin! Ayo kita pergi ke taman!" seru Erine seraya mengenakan sepatu olahraganya.
Tiba di taman, udara segar menyambut mereka. Erine melempar frisbee ke kejauhan, dan Oyin berlari cepat, seolah terbang.
"Kejar, Oyin! Ambil!" teriak Erine, matanya mengikuti Oyin yang melompat tinggi dan menangkap frisbee dengan mulutnya.
Setelah beberapa putaran permainan, mereka beristirahat di bawah naungan pohon. Erine mengambil air dari botol dan memberikan minum untuk Oyin.
"Minum dulu, ya. Kita masih punya banyak waktu bermain," kata Erine seraya mengelus kepala Oyin.
Oyin menatapnya dengan penuh cinta, lalu kembali berlari-lari kecil di sekitar Erine, seolah tak sabar untuk melanjutkan permainan. "Oke, kita lanjut! Kali ini, lempar jauh-jauh!" seru Erine.
Mereka terus bermain hingga waktu berlalu tanpa terasa. Setelah beberapa saat, Erine melihat jam di pergelangan tangannya. "Waktunya pulang, Oyin. Kita sudah cukup berolahraga."
Dengan langkah santai, mereka berjalan pulang. Oyin berjalan di samping Erine, kadang mengintip ke arah wajahnya seolah bertanya, apakah kita bermain lagi?
Sesampainya di rumah, Erine segera membersihkan diri. Ia mencuci wajahnya dan mengubah pakaian yang basah. Ia berjalan mendatangi oyin berada di ruang tamu.
"Hi my cutie ~" panggil erine nada gemas, oyin menggonggong seakan menjawab panggilan erine.
"Siapa yang ingin makan?" lagi lagi oyin menggonggong seraya melompat lompat, "haha gemasnya, tunggu sebentar." Erine mengelus lembut kepala oyin seraya pergi menuju dapur.
Ia membawa semangkuk makanan anjing, matanya melebar melihat orang asing menyusup kedalam rumahnya.
Prang!
Ia diam mematung, mangkuk kecil berisi makanan anjing, jatuh berceceran dimana mana. Ia menoleh mendengar suara keras menghantam lantai.
"L—lo siapa?" tanya erine terbata bata, ia tersenyum lebar melihat erine.
"Mommy!" panggil nya, erine mengerutkan keningnya. Mommy? Batin erine kebingungan.
"Mommy? Pala lo mommy!" sembur erine kesal, "lagian, oyin kemana deh? Kok tiba tiba ilang." erine mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tamu, seseorang itu mengangkat tangannya.