2. Rumah baru

330 43 11
                                    

kinda 🔞 yaa


H a p p y R e a d i n g

Jiro dan Kina sudah check–out dari kamar hotel yang mereka tempati semalam. Kini keduanya sudah memasuki mobil taksi dan hendak melenggang pergi dari kawasan hotel, dan akan segera pulang ke rumah.

Dalam perjalanan, Kina terus memandang ke arah luar, memperhatikan jalanan, hingga mengabaikan suaminya yang terus–terusan menatap ke arahnya tanpa memalingkan tatapannya.

Jiro berdeham, membuat Kina mengalihkan pandangannya ke arah suaminya.

"Fokus banget liatin jalanannya, jalanan lebih menarik kah dari suaminya ini?" Sarkas Jiro.

Kina terkekeh mendengar penuturan suaminya. Masa, cemburu sama jalanan? yang bener aja Jiro.

"Loh? serius ini kamu cemburu sama jalanan?" Olok Kina.

"Iya! suaminya ada di sebelah tapi dianggurin. Suaminya cemburu tau, karena istrinya lebih pilih liatin jalanan, ketimbang liatin suaminya sendiri." Ucap Jiro seraya memajukan bibir bawahnya.

Kina pusing sendiri, entah ini memang reflek keluar dari diri Jiro, atau Jiro sendiri yang membuat–buat dirinya menjadi menggemaskan seperti ini.

Kina tersenyum lebar, ia semakin mendekatkan duduknya ke sebelah Jiro. Kina mengubah posisinya menjadi menghadap ke samping mengarah pada suaminya. Wanita itu tersenyum gemas melihat wajah Jiro dari dekat hingga si empunya tersipu malu saat sang istri melihat wajahnya dari dekat.

"Iya deh ini istrinya sekarang udah liatin suaminya nih."

Cup!

"Jangan gitu banget liatinnya, malu aku." Ucap Jiro setelah mengecup singkat bibir Kina.

"Ye kamu ih! malu tau diliat supir taksinya nanti." Pekik Kina pelan.

Sang driver tampak melihat ke arah belakang melalui kaca spion yang ada di tengah dan mengarah ke kursi penumpang di belakang. "Pengantin baru ya Mas? Mbak?" tanyanya pelan.

Kina mengangguk kikuk, sedangkan Jiro tersenyum senang. "Iya Mas, baru nikah kemarin." Sahut Jiro yang memanggil driver tersebut dengan sebutan Mas karena sepertinya usianya tidak beda jauh dengan Jiro.

"Kok bisa tau ya?" Tanya Jiro penasaran.

Lagi–lagi driver itu melirik ke kaca spion tengah. "Itu, kelihatan dari leher Mbaknya."

Jawaban driver itu membuat mata Jiro membelalak, begitupun Kina yang langsung menutup lehernya dengan canggung.

Sorot mata Jiro menjadi tatapan seperti orang yang tidak suka pada manusia itu. "Berarti, Masnya dari tadi perhatiin leher istri saya?" Tanya Jiro mencekam.

"Berhenti deh Mas, saya sama istri saya turun di sini aja." Ucap Jiro selanjutnya.

Driver taksi itupun kebingungan. "Loh, tapi kita belum sampe Mas."

"Turun di sini." Tegas Jiro.

Driver taksi itu menghentikan mobilnya.

"Sayang udah, aku yang salah karena pake bajunya gak nutup leher, terus aku malah ikat rambut aku juga jadi keekspos." Bisik Kina menenangkan suaminya.

"Dia yang kurang ajar ngeliatin kamu sampe ke situ. Kita turun dan cari taksi lain." Tukas Jiro. Laki–laki itu sedang tidak ingin dibantah. Hingga Kina mau tidak mau menuruti laki–laki itu.

After Marriage | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang