Kina merasakan mual berkepanjangan, hingga setiap makanan yang masuk ke dalam perutnya memberontak untuk keluar lagi dari dalam perut.
Terhitung sudah 5 kali Kina mundar mandir ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
Untuk turun ke bawah menghampiri Bi Ani pun rasanya Kina tidak sanggup karena kakinya sudah cukup lemas untuk berjalan. Wanita itu berjalan mendekati nakas dan mengambil ponselnya. Jarinya bergerak melakukan panggilan pada salah satu kontak yang tertera di ponselnya.
Mama Syira
"Halo sayang, kenapa nak?" Tanya Mama dari seberang sana.
"Mama, aku kayak pusing dan mual banget kenapa ya Ma? Aku udah muntah 5 kali hari ini Ma." Eluh Kina pada Mama mertuanya, Syira.
"Telat datang bulan gak sayang?"
"Telat Ma, udah 2 bulan."
"Mama ke rumah kamu ya, sayang. Jiro pulang malem kah?"
"Iya Ma, aku gak enak mau suruh Jiro pulang. Takut kerjaan dia banyak. Tapi, Mama bener gak apa–apa dateng ke sini? Maaf ya Ma kalo aku ngerepotin Mama."
"Gak apa–apa sayang, gak ngerepotin kok. Mama ke sana ya, Mama tutup teleponnya."
"Iya Mama, makasih."
"Sama–sama sayangnya Mama."
Syira mengakhiri panggilan. Kina kembali meletakkan ponselnya ke atas nakas. Wanita itu memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur. Barang kali saat Mama mertuanya nanti datang, ia merasa lebih segar.
Syira masuk ke dalam kamar anak dan menantunya, diantar oleh Bi Ani. Setelahnya Bi Ani kembali turun dan hendak membuatkan teh hangat sesuai dengan perintah Syira.
Syira melihat Kina yang tengah berbaring di atas kasur seraya memegangi perutnya.
"Sayang," panggilan Syira membuat Kina bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. Syira berjalan mendekat dan duduk di atas kasur sebelah Kina.
"Mama," Kina mencium tangan Syira.
"Gimana, masih pusing sama mual?"
Kina mengganggukkan kepalanya. "Masih Ma, aku udah minum obat padahal."
Syira memberikan sebuah bungkusan berisi dua jenis testpack yang berbeda. "Kamu telat mens 2 bulan kan? Coba tes sayang, siapa tau positif."
"Ma, kayaknya gak perlu deh. Aku cuma masuk angin aja kayaknya." Elak Kina. Dalam dirinya ia sangat yakin kalau ia tidak mungkin hamil.
"Apa salahnya dicoba sayang? Mama beliin tespack dua. Kalo hasil pertama kamu kurang yakin, kamu bisa tes lagi pake yang satunya sayang." Syira mengusap lembut punggung tangan menantunya.
"Kalo hamil ya gak apa–apa, Kina kan punya suami." Ucap Syira menenangkan.
Kina menghela nafas, pada akhirnya ia menuruti apa yang Syira perintahkan. Ia berjalan memasuki kamar mandi dan mulai melakukan tes.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Marriage | Jihoon Treasure
Fanfictionsequelnya Dangerously. Istri prengat prengut? ❌ Suami prengat prengut? ✅ Kehidupan pernikahan Jiro dan Kina. 🔞 1 #jihoontreasure 20/11/24