7. HIS PLAN

14.5K 1.8K 5K
                                    

Halo semuanya mana lovee lovee ❤️❤️ dikasih dulu di sini

Inget juga buat vote dan komennya sampe sesuai target

Selamat membaca semuanya semoga suka part ini

Selamat membaca semuanya semoga suka part ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. HIS PLAN

Jihan melihat kartu dan juga kunci mobil yang berada di atas meja. Perempuan itu baru saja turun. Ia menatapnya bingung. Untuk siapa kartu dan kunci mobil itu? Bukannya di rumah ini mereka hanya berdua? Jihan memperhatikannya sekali. Di sana ada tulisan untuk Jihan. Yang semakin membuatnya bingung.

"Septian!" panggil Jihan. "Ini apa semuanya? Itu punya siapa?" tanya Jihan pada Septian.

Septian melirik card juga kunci mobil di atas meja yang bisa Jihan gunakan. "Mau pake yang mana?"

Jihan melongo karenanya. "MAKSUD KAMU? Itu buat aku?"

Septian menganggukan kepalanya. "Iya itu buat kamu."

Jihan menatapnya tak percaya. "Dari kamu?"

Septian bergumam karenanya. "Mau langsung dicobain?"

Jihan semakin bingung menatapnya. Perempuan itu tahu Septian punya koleksi mobil namun sepertinya ini.. Jihan sendiri tidak tahu harus bagaimana mendeskripsikannya.

"Pake uang aku Jihan. Mulai sekarang, uang aku uang kamu juga," begitulah kata Septian pada Jihan.

****

"Jadi maksud kak Jihan. Rafael nge-chat kakak?" tanya Arin pada Jihan.

Jihan bergumam karenanya. Perempuan itu mengaduk milkshake vanilanya dan menatap ke arah depan. Ia tak membalas chat Rafael. Yang benar saja! Kalau Septian tahu. Bisa benar-benar habis ia. Lagipula mungkin nanti Jihan akan membicarakannya dengan Septian. Itu juga kalau Jihan bisa melakukannya.

Melihat wajah Septian saja jika membahas Rafael membuat Jihan mengurungkan niatnya.

"Coba aku liat isi chat-nya kak."

Jihan memberikan ponselnya pada Arin untuk membacanya.

0858857xxx: Halo Jihan. Gue Rafael. Gampang ternyata nemu nomor telpon lo. Besok lo ada kemana?

"Dih sok oke banget langsung nanyain besok ada kemana?" Arin menggebu-gebu.

"Kenapa kok kaya gak suka gitu?" tanya Jihan.

"Iya enggaklah. Mukanya muka muka bandit gitu si Rafael. Ngeselin," Arin mengatakannya.

"Belum lagi waktu di acara orangtuanya Aaron. Inget kan kak? Dia kaya gimana? Mending dijauhin deh kak orang kaya gini. Soalnya keliatan ngincer banget."

"Ini sih dia ada maunya."

Jihan memikirkannya. Memang benar. Rafael begitu mungkin ada maunya. Entah apa namun Jihan sama sekali tidak tahu itu karena apa.

SEPTIANJIHAN: The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang