6. AFTER PARTY

17.1K 2K 5.1K
                                    

Haii semuanya part ini kalian bakal puas bacanya komen dulu loveee love❤️❤️ di sini yuk buat lanjutin bacaannya

Jam berapa kalian baca part ini💋

Sesuaikan target like dan komennya juga yaaa jadi selamat membaca cinta-cintaku

Sesuaikan target like dan komennya juga yaaa jadi selamat membaca cinta-cintaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. AFTER PARTY

"Jangan ganggu Jihan. Dia itu pasangan gue," Septian mengatakannya pada Rafael.

"Cinta banget lo sama dia?" Rafael ingin tahu.

"Cinta. Bahkan lebih besar dari apa yang lo tau. Jadi jangan sembarangan pegang-pegang milik seseorang," jawab Septian, dengan tegas. Ia lalu menarik tangan Jihan yang tadi hendak menghentikannya.

"Ayo kita pulang Jihan." Ajaknya.

Kalau saja tidak dihentikan oleh Jihan. Mungkin sekarang Septian sudah meninju habis muka songong Rafael yang ada di depannya ini.

Rafael begitu berani karena semua orang melihatnya. Semua orang juga menyaksikannya bagaimana inginnya ia berkenalan dengan Jihan. Bagaimana inginnya ia mengamit tangan perempuan itu.

Namun hanya sebentar, karena Septian sudah lebih dulu mendatanginya.

****

Pagi-pagi sekali semua orang sudah melihat Septian hadir di ruangannya. Itu membuat mereka terkaget lalu dengan bergegas untuk langsung menuju ke kubikel dan bekerja padahal beberapanya lagi tadi sedang make up, sedang catokan dan ada pula yang sedang sarapan. Namun sangat kaget melihat kehadiran atasannya itu, Septian.

Septian Aidan Nugroho memang sudah disiapkan untuk duduk di kursi ini sebagai atasan mereka. Sejak kecil, Kakeknya memang selalu berambisi agar Septian mengambil alihnya.

Dan tidak melanjutkan bisnisnya sendiri. Namun Septian memberikan syarat. Jika ia duduk di kursi ini dan memimpin. Ia masih terus bisa melanjutkan bisnis baju yang sudah ia geluti sejak remaja itu.

"Pagi pak," sapa Robi, sekertarisnya.

"Pagi, ada di mana berkas yang kemarin Robi?"

Robi tampak takut mendengarnya tapi ia berusaha menjawab, "Ada Pak saya ambilkan dulu."

Robi lalu langsung mengambilkannya keluar dan memberikannya pada Septian. Septian akhirnya membaca bagian depannya dan hendak membaca di bagian dalamnya. Robi sudah lama bekerja dengan Septian. Meskipun begitu ia tetap saja takut dengan atasannya itu.

Septian membalikan dokumen tersebut. Sudah menjadi pembicaraan publik jika perusahaannya memang bekerjasama dengan perusahaan Byan. Maka dengan itu, ada beberapa saham yang Septian taruh di sana untuk temannya itu.

"Thank you, Robi. Saya baca dulu."

"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi dulu."

Robi akhirnya keluar dengan terbirit-birit dan memperhatikan teman-temannya. Ia menghela napas lega ketika melihat mereka yang bertanya-tanya tanpa suara.

SEPTIANJIHAN: The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang