Ramein tiap paragraf biar aku makin semangat updatenya Inget vote dan komennya jangan jadi silent readers happy reading
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10. SAVE YOUR LIFE
"Tempat terbaik adalah di mana kita dilihat, didengarkan dan juga dimengerti." — Jihan Halana
I know you will be safe You will be heal as you want And trust me you always doing great things
Septian datang. Ketika melihat Rafael ada di depannya. Laki-laki yang biasanya terlihat tenang tanpa banyak bicara itu menarik kerah milik Rafael. Ingin segera memukulnya dengan satu kepalan tangan namun tiba-tiba saja temannya, Jordan menghentikannya.
"Jangan Sep!" ujar Jordan.
Kepalan tangan Septian berhenti. Septian bisa mengendalikan apa saja. Termasuk emosinya.
Namun jika itu tentang Jihan. Apalagi sampai menganggu perempuan itu. Septian tak akan bisa mencegahnya.
"Gue dari tadi ada di sini. Tapi pas ngeliat lo. Gue tau lo bakal langsung mukulin dia."
Septian melirik pada Jordan.
"Ayolah lo udah capek-capek ke sini. Satu pukulan gak masalah," Rafael justru menantangnya.
Septian hanya diam saja melihat Rafael.
"Gue tau lo mau mukulin gue. Kenapa cuman segitu aja?"
Rafael terus menerus memancing Septian untuk segera melakukannya.
Jordan menggelengkan kepalanya di samping, mencegahnya. "Jangan Sep. Terlalu berbahaya. Di sini banyak CCTV."
"Tenang aja gue gak akan laporin lo. Ayo pukul."
Septian lalu mendorong Rafael. Tiba-tiba saja pengendalian dirinya kembali. Ia lalu mengingatnya. Sebenarnya sejak tadi Septian sudah berpikir sebelum bertindak. Ia bahkan juga sudah melihat satu demi satu CCTV yang ada di tempat ini. Ini bukan rumah Timo—ayah Rafael. Namun ini adalah tempat di mana Rafael menghabiskan waktunya.
"Well, ternyata yang gue denger dari orang itu bener. Pengendalian diri lo kuat juga." Rafael menatap Septian.
"Jangan ganggu Jihan," hanya itu yang keluar dari mulut Septian.
"C'mon gue baru aja mulai. Ibaratnya bahkan belum sampe garis start."
"Gue pastiin lo gak sampe garis start," kata Septian.
"Ayolah gue cuman pengen main-main."
"Jihan bukan tempat buat main-main."
"Gue tau keluarga gue sama lo gak akur dari bertahun-tahun lamanya. Tapi kalau gue sama lo bisa. Trus berbagi perempuan itu juga gak masalah. Lagipula lo bisa kan cari yang lainnya sebagai tambahan?" tanya Rafael.