2. Awal dari Dua Kehidupan

12 0 0
                                    

Awal dari Dua Kehidupan

Dua bulan telah berlalu sejak Eleanor dan Seraphine mengetahui bahwa mereka mengandung. Bagi Eleanor, istri sah Dio, kabar ini membawa kegembiraan dan rasa bangga. Dia akan melahirkan seorang ahli waris yang sangat diharapkan oleh bangsawan dan rakyat di bawah pemerintahan Dio. Namun, ada ketegangan yang tidak bisa dihindari di balik senyum Eleanor. Kehamilannya terasa lebih berat dari yang diperkirakan, dengan rasa sakit yang sudah muncul terlalu awal.

Sementara itu, di sisi lain, Seraphine menghadapi ketakutan yang lebih dalam. Sebagai seorang *saint* yang dihormati oleh Gereja, kehamilan di luar nikah adalah dosa besar, apalagi dari seorang pria seperti Dio. Gereja tidak akan pernah menerima seorang *saint* yang ternoda, dan jika rahasianya terbongkar, dia bisa kehilangan segalanya—termasuk nyawanya. Dengan tubuhnya yang mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan, Seraphine harus menyembunyikannya dengan segala cara, bahkan dari para biarawati yang tinggal bersamanya.

### Eleanor dan Kehamilan Kerajaan

Di kastil, Eleanor menjalani kehidupan bangsawan yang sempurna di mata orang-orang sekitar. Setiap hari dia dikelilingi oleh pelayan, tabib, dan para ksatria yang menjaga kehormatan keluarga. Dalam balutan gaun sutra yang indah, perut Eleanor mulai sedikit menonjol. Meski baru dua bulan, kehamilan ini tampak jauh lebih maju daripada yang seharusnya.

"Aku tidak mengerti," gumam Eleanor saat duduk di tepi tempat tidurnya, tangannya mengusap perutnya yang terasa kencang. "Mengapa rasanya bayi ini tumbuh begitu cepat?"

Dio, yang baru kembali dari rapat dengan para bangsawan, duduk di sampingnya, berusaha menenangkan istrinya. "Eleanor, mungkin ini hanya kehamilan yang unik. Para tabib mengatakan semuanya baik-baik saja, bukan?"

Eleanor mengangguk, tetapi kekhawatiran masih tergambar jelas di wajahnya. "Ya, tapi rasanya... Aku sudah merasakan nyeri di punggung dan perutku terlalu kencang. Seharusnya ini belum terjadi secepat ini."

Dio menarik napas panjang, tidak tahu harus berkata apa. Ia sendiri merasa ada sesuatu yang tidak wajar, tapi tidak mungkin dia membagikan kecurigaan itu kepada istrinya. Lagipula, perannya sebagai seorang suami dan tuan tanah adalah menjaga agar semuanya tampak terkendali, bahkan ketika di dalam hatinya dia merasa cemas.

Di siang hari, Eleanor berjalan-jalan di taman kastil, ditemani para pelayan yang setia mengikutinya. Mereka berbicara tentang persiapan untuk kelahiran, nama untuk bayi yang akan datang, dan bagaimana rakyat akan merayakan kehadiran ahli waris. Namun, di balik semua percakapan itu, Eleanor merasakan tekanan yang tidak bisa ia bagikan kepada siapapun. Tubuhnya seolah tidak mampu menanggung beban yang semakin berat ini.

### Seraphine dan Rahasia yang Menjerat

Di sisi lain, di dalam biara yang dingin dan sunyi, Seraphine berjuang melawan ketakutannya sendiri. Kehamilannya mulai tampak, meski masih bisa ia sembunyikan dengan pakaian biaranya yang longgar. Namun, dalam beberapa minggu ke depan, ia tahu bahwa ini tidak akan mudah. Di dalam Gereja, kehadirannya dihormati, bahkan dianggap suci, tapi jika mereka mengetahui bahwa dia sedang mengandung anak Dio, hidupnya akan berubah drastis—dari seorang *saint* menjadi pendosa yang dicemooh dan dihakimi.

Setiap malam, Seraphine berdoa sendirian di kapel kecil biara, meminta petunjuk kepada Tuhan. "Ampunilah aku, Tuhan, atas dosa yang kulakukan," bisiknya dalam doa yang penuh penyesalan. "Aku tahu ini salah, tapi hatiku tidak bisa melawan perasaan ini."

Hubungannya dengan Dio dimulai dari percakapan-percakapan panjang tentang iman, tentang hidup, dan perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam. Kini, dia merasa terjebak. Seraphine tidak bisa mengabaikan cinta yang ia rasakan, tetapi dia juga tahu betapa besar konsekuensi dari pilihan ini.

Suatu malam, ketika biara sudah sepi dan para biarawati lain telah tidur, Dio menyelinap ke kapel untuk bertemu dengan Seraphine. Mereka bertemu di bawah bayang-bayang lilin yang berkelap-kelip, seperti dua jiwa yang terikat dalam takdir yang suram.

"Kita tidak bisa terus begini, Dio," kata Seraphine, suaranya bergetar. "Aku tak bisa menyembunyikan ini lebih lama. Orang-orang di biara mulai curiga."

Dio, meski tahu betapa berbahayanya situasi ini, menggenggam tangan Seraphine dengan lembut. "Aku akan melindungimu, Seraphine. Tidak ada yang akan tahu. Kita hanya perlu berhati-hati. Jika ada yang mencurigai sesuatu, aku akan memastikan mereka diam."

Seraphine menarik napas panjang, matanya penuh dengan kekhawatiran. "Bagaimana jika mereka tahu? Gereja tidak akan mengampuni seorang *saint* yang ternoda, Dio. Aku akan kehilangan segalanya... termasuk dirimu."

Dio terdiam, merasakan beban yang kian berat di pundaknya. Hubungan ini adalah rahasia yang harus dia lindungi dengan segala cara, tetapi juga beban yang bisa menghancurkan semuanya jika terungkap. Sementara Eleanor berada di kastil dengan segala kemewahannya, Seraphine terjebak dalam ketakutan dan kesepian di biara, menunggu saat-saat di mana kehamilannya tidak bisa lagi disembunyikan.

Pertanda-pertanda Aneh

Saat bulan kedua kehamilan mereka berlalu, tanda-tanda aneh mulai muncul. Eleanor sering merasa lelah lebih cepat daripada yang diharapkan untuk kehamilan dua bulan. Sering kali dia harus berbaring di tempat tidur karena rasa berat di perutnya, yang mulai menonjol terlalu cepat.

"Dokter-dokter itu bodoh!" seru Eleanor suatu malam, frustrasi dengan rasa sakit yang dirasakannya. "Mereka terus mengatakan semuanya normal, tapi aku bisa merasakan ada sesuatu yang salah."

Dio, yang duduk di samping tempat tidurnya, mencoba menenangkan istrinya, meski dalam hatinya dia pun merasa ada sesuatu yang tak wajar. "Mungkin tubuhmu hanya bereaksi lebih kuat, Eleanor. Setiap kehamilan berbeda."

Di saat yang sama, di biara, Seraphine mulai merasa mual yang semakin parah. Pagi hari, dia hampir tidak bisa berdoa dengan tenang tanpa harus menahan rasa sakit. Kadang-kadang, ketika dia sendirian, dia merasakan gerakan yang aneh di perutnya, seperti sesuatu yang berkembang lebih cepat daripada seharusnya.

"Ini tidak mungkin," gumam Seraphine pada dirinya sendiri, tangannya mengusap perutnya yang terasa semakin membesar. "Aku baru dua bulan mengandung, tapi rasanya seperti bayi ini sudah lebih dari itu."

Meskipun kedua perempuan ini tidak saling mengetahui kondisi satu sama lain, kehamilan mereka tampak berjalan paralel, dan kutukan yang tersembunyi di dalam diri Dio mulai bekerja dalam diam. Setiap gerakan bayi di dalam rahim mereka adalah bukti bahwa kutukan itu semakin kuat, tapi tidak ada seorang pun, termasuk Dio, yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

---

Dengan kehidupan Eleanor di istana dan Seraphine di biara, dua kehamilan ini berjalan bersamaan, penuh dengan ketegangan dan misteri. Namun, mereka belum menyadari betapa besar bahaya yang menanti di masa depan. Bagaimana Dio akan menghadapi konsekuensi dari hubungannya dengan dua perempuan ini? Dan bagaimana kutukan yang tersembunyi dalam dirinya akan memengaruhi takdir mereka? Cerita ini terus berkembang, semakin dalam ke dalam intrik, cinta, dan keputusasaan.

Sang Penakluk WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang