Bab 7 "Kutukan Dio: Cinta yang Terabaikan"**

12 0 0
                                    

Bab 7 "Kutukan Dio: Cinta yang Terabaikan"**

Sebelum Dio meraih kekuasaan dan menikahi Eleanor, serta terlibat dalam hubungan rahasia dengan Seraphine, dia pernah memiliki cinta yang dalam dengan seorang perempuan biasa, seorang pelayan desa bernama **Amelia**. Pada masa itu, Dio hanyalah seorang petualang yang berjuang mencari tempatnya di dunia abad pertengahan, membawa ambisi besar dan pengetahuan dari dunia modern. Kehidupan keras yang Dio jalani membuatnya bertemu banyak orang, tapi hanya sedikit yang meninggalkan kesan sedalam Amelia.

Amelia adalah perempuan yang lembut, penuh perhatian, dan selalu mendukung impian Dio. Mereka pertama kali bertemu di sebuah penginapan desa, tempat Amelia bekerja. Kehangatan Amelia dan ketulusannya menarik Dio, dan dari percakapan sederhana, hubungan mereka berkembang menjadi cinta yang dalam. Amelia selalu percaya pada Dio, meskipun dia tahu ambisinya akan membawa Dio jauh darinya.

Malam-malam mereka dihabiskan dengan berbicara tentang masa depan, tentang harapan Dio untuk menjadi lebih dari sekadar petualang biasa. Dio selalu berbicara dengan penuh semangat tentang kekayaan, tanah, dan kekuasaan yang ingin dia raih. Namun, di balik semua impian itu, ada sesuatu yang lebih gelap—kutukan yang Dio sendiri tidak sadari.

Pada malam terakhir sebelum Dio pergi meninggalkan desa untuk mengejar ambisinya, mereka berbagi momen yang begitu intim. Amelia berharap Dio akan kembali suatu hari nanti, namun dalam hatinya, dia tahu kepergian Dio mungkin akan berlangsung lama. Dio mencintai Amelia, tapi dia lebih mencintai ambisinya.

"Amelia," bisik Dio malam itu, memegang tangan Amelia erat. "Aku akan kembali. Percayalah, ketika aku berhasil mencapai semua yang kuinginkan, aku akan mencarimu."

Amelia menatap Dio dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Aku akan menunggumu, Dio. Jangan lupakan aku."

Dio mencium kening Amelia, berjanji dalam hatinya untuk kembali. Namun, dia tidak pernah tahu bahwa perpisahan itu akan meninggalkan luka yang jauh lebih dalam bagi Amelia.

Tak lama setelah kepergian Dio, Amelia mulai merasa aneh. Tubuhnya terasa berat, mual datang setiap pagi, dan perutnya mulai membesar. Ketika dia akhirnya menyadari bahwa dia hamil, perasaan bahagia dan takut bercampur menjadi satu. Bahagia karena dia membawa anak dari pria yang sangat dia cintai, tapi takut karena Dio tidak ada di sisinya.

Namun, Amelia tidak pernah tahu bahwa kehamilannya bukanlah kehamilan biasa. Tanpa sepengetahuan Dio, yang berasal dari dunia modern, ada kutukan yang mengikutinya. Kutukan yang memengaruhi setiap perempuan yang mengandung anaknya di dunia abad pertengahan ini. Bayi yang dikandung oleh perempuan yang menjalin hubungan dengan Dio akan mengalami **makrosomia**—pertumbuhan bayi yang sangat besar, lebih cepat dan lebih besar dari ukuran normal. Dan, lebih buruk lagi, tubuh ibu yang mengandung bayi tersebut akan mengalami komplikasi luar biasa: **jalur lahir yang menyempit** dan durasi kehamilan yang lebih lama—hingga **11 bulan**.

Amelia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, tapi rasa sakit mulai menyerangnya lebih cepat dari yang seharusnya. Di bulan-bulan awal kehamilannya, Amelia mulai merasakan tekanan berat di perutnya. Bayinya tumbuh jauh lebih cepat dari yang normal, dan perutnya mulai membesar secara tidak wajar meskipun baru beberapa bulan. Setiap kali Amelia mencoba mendapatkan bantuan dari tabib desa, mereka hanya mengatakan bahwa bayinya sangat sehat, mungkin lebih besar dari rata-rata.

"Ini pertanda baik, Amelia," kata tabib tua di desa, sambil memeriksa perut Amelia yang sudah terlihat membuncit di usia kehamilan yang masih muda. "Bayi yang besar berarti kuat. Kau harus bersyukur."

Namun, hanya Amelia yang merasakan ketidakberesan. Setiap hari, rasa sakitnya semakin parah. Kadang-kadang, dia terbangun di tengah malam dengan rasa nyeri yang menusuk di punggung dan perutnya. Gerakan bayinya terlalu kuat, terlalu aktif, seolah ada kekuatan yang tidak wajar di dalam rahimnya.

"Sesuatu tidak benar," gumam Amelia pada dirinya sendiri suatu malam, meremas kain tempat tidur dengan erat saat rasa sakit menyerang. "Mengapa bayi ini terasa begitu besar dan berat?"

Amelia mencoba menjalani kehidupannya seperti biasa, tetapi kehamilannya membuat segalanya menjadi semakin sulit. Perutnya membesar dengan cepat, dan dia mulai merasa semakin sulit untuk bergerak. Di bulan keempat, perut Amelia sudah tampak seperti perempuan yang hampir siap melahirkan, padahal dia masih jauh dari waktu kelahirannya.

Tetangga-tetangga di desa mulai berbisik-bisik, melihat kehamilan Amelia yang tampak aneh. "Dia terlihat terlalu besar untuk kehamilan yang masih muda," gumam salah seorang tetangga. "Mungkin ada sesuatu yang tidak beres."

Namun, meskipun Amelia merasakan ada yang salah, dia tetap berusaha kuat. Dalam hatinya, dia masih berharap Dio akan kembali dan menemukannya, bahwa Dio akan mengerti apa yang terjadi dan membantunya melalui ini semua. Namun, hari-hari berlalu, bulan-bulan terus bergulir, dan Dio tidak pernah kembali.

Kehamilan Amelia memasuki bulan keenam, dan perutnya kini begitu besar hingga dia hampir tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Setiap langkah yang dia ambil terasa seperti beban berat yang menekannya. Dia merasa terjebak di tubuhnya sendiri, dengan rasa sakit yang semakin sering menyerangnya. Malam-malam terasa tak tertahankan, dengan bayi di dalam perutnya yang terus bergerak seolah tidak nyaman, mendorong dengan kekuatan yang tidak seharusnya dimiliki bayi yang belum lahir.

Amelia semakin menyadari bahwa sesuatu yang sangat buruk terjadi padanya. Perutnya kini terlalu besar untuk ukuran kehamilan enam bulan, dan rasa sakitnya sudah melebihi yang seharusnya dirasakan oleh perempuan hamil pada usia itu. Namun, di desa yang tidak memiliki pengetahuan medis yang memadai, Amelia hanya bisa mendengar jawaban yang sama dari para tabib: bahwa bayinya tumbuh sehat dan besar.

Meskipun tabib desa berusaha meyakinkannya bahwa semua baik-baik saja, Amelia tahu bahwa ini bukan kehamilan normal. Di dalam hatinya, dia mulai merasakan ketakutan yang semakin besar bahwa tubuhnya tidak akan sanggup menahan beban ini. Namun, tanpa Dio di sisinya, Amelia harus berjuang sendiri, melawan rasa sakit dan ketakutan yang semakin hari semakin menguasainya.

Di bulan kesembilan, Amelia sudah hampir tidak bisa bergerak. Bayinya terasa seperti telah tumbuh melampaui batas wajar, dan setiap gerakan bayi di dalam perutnya membuat Amelia merasakan nyeri yang luar biasa. Dan meskipun seharusnya dia mendekati waktu persalinan, tidak ada tanda-tanda air ketubannya pecah atau tubuhnya siap untuk melahirkan. Setiap malam, Amelia terbaring sendirian, berharap dan berdoa agar semua ini segera berakhir.

Kehamilan Amelia kini memasuki bulan ke-11. Perutnya begitu besar hingga tampaknya hampir tidak mungkin baginya untuk melahirkan. Rasa sakit yang dia rasakan terus menerus, tetapi tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa persalinan akan segera dimulai. Bayinya terus bergerak, semakin besar dan semakin kuat, tetapi Amelia semakin kehilangan harapan. Tubuhnya terasa seperti penjara yang menjeratnya dalam penderitaan yang tiada akhir.

---

Dengan kehamilan yangmembawa penderitaan luar biasa, Amelia terjebak dalam kutukan yang berasal dariDio—kutukan yang tidak pernah Dio ketahui atau sadari. Sementara Dio terusmengejar ambisi dan kekuasaannya, kehidupan Amelia terpuruk dalam rasa sakitdan ketidakpastian. Kehamilan yang seharusnya membawa kebahagiaan kini menjadikutukan yang menghancurkan hidup Amelia, yang tak berdaya menghadapi nasib yangtelah ditakdirkan untuknya.

Sang Penakluk WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang