Bab 9 Kutukan Dio: Kehidupan Amelia di Bulan Pertama

19 0 0
                                    


Bab 9 Kutukan Dio: Kehidupan Amelia di Bulan Pertama

Setelah menyadari bahwa dia mengandung anak Dio, Amelia menjalani bulan pertama kehamilannya dengan campuran emosi yang rumit. Sementara tubuhnya mulai memberikan tanda-tanda awal kehamilan, kehidupan sehari-hari Amelia di desa tetap berlangsung, meskipun ada perubahan kecil yang hanya dia yang merasakannya. Dalam lingkungan desa yang sederhana, Amelia menjalani hari-hari dengan beban yang hanya dia ketahui, mencoba menjalani kehidupan seperti biasa, namun dengan rahasia yang semakin berat.

### Kehidupan di Desa

Amelia tinggal di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh ladang dan hutan. Penduduknya kebanyakan adalah petani, pedagang kecil, dan pelayan, seperti Amelia sendiri yang bekerja di sebuah penginapan. Penginapan itu adalah tempat yang cukup sibuk, dengan para petualang, pedagang, dan pengelana yang datang dari berbagai penjuru untuk beristirahat. Kehidupan di desa itu berjalan lambat, dengan orang-orang yang saling mengenal satu sama lain, namun tetap penuh dengan desas-desus yang tersebar cepat.

Di awal kehamilannya, Amelia masih merahasiakan kondisinya dari orang-orang di sekitarnya. Dia tidak ingin tetangga-tetangganya mengetahui keadaannya, terutama karena kehamilannya terjadi di luar ikatan pernikahan, sesuatu yang dianggap tidak pantas oleh banyak orang di desa. Meski begitu, Amelia tetap menjalani pekerjaannya di penginapan, melayani tamu-tamu yang datang dengan senyuman, meskipun di balik senyum itu, dia mulai merasakan kelelahan yang terus menggerogoti tubuhnya.

### Kehidupan di Penginapan

Amelia bekerja di penginapan dari pagi hingga malam, melayani para tamu dengan membersihkan kamar, menyajikan makanan, dan memastikan penginapan berjalan dengan baik. Pekerjaannya cukup berat, terutama karena jumlah tamu yang sering kali ramai. Di bulan pertama kehamilannya, Amelia mulai merasa lelah lebih cepat dari biasanya. Setiap hari, dia merasakan mual di pagi hari yang sering kali datang tiba-tiba saat dia baru bangun untuk bekerja.

Pada suatu pagi, Amelia sedang membawa nampan penuh makanan ke ruang makan penginapan. Tiba-tiba, rasa mual yang sangat kuat menyerangnya. Dia hampir menjatuhkan nampan tersebut, namun berhasil menahannya tepat waktu. Dengan cepat, dia menaruh nampan di meja terdekat dan bergegas keluar untuk mengambil udara segar.

Di luar, Amelia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perutnya yang terasa bergejolak. **Mira**, salah satu pelayan di penginapan, melihat Amelia dari jendela dapur dan keluar untuk menemuinya.

"Amelia, kau baik-baik saja?" tanya Mira sambil mendekat.

Sang Penakluk WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang