Traumerei Seventeen

24 4 1
                                    


Lula menoleh sekilas kebelakang saat mendengar suara pintu rawat inapnya di geser, bisa dilihat Bona masuk seorang diri ke ruangannya. Lula acuh tak acuh dengan kehadiran Bona dengan tetap sibuk menyibukan diri, melipat baju pasien dan memakai jaket berwarna kream, lalu mengemasi barang untuk dimasukan kedalam tas.

"Kamu mau kemana?"

Lula menyampirkan tas berwarna hitam ke bahu sebelah kanannya, lalu memutar tubuh ke arah Bona.

"Hari ini aku mau ke kampus. Dan pulangnya aku mau langsung ke rumah." Jawab Lula tak acuh dan terkesan dingin.

Tak mau memusingkannya, Bona hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu mengiringi kepergian Lula dan ikut keluar dari ruangan. Tak ada salam perpisahan, Bona berdiri didepan pintu dalam diam sambil matanya fokus mengamati langkah Lula yang semakin menjauh. Baru, ketika punggung Lula sudah menghilang dari penglihatannya, Bona pergi dengan mengambil arah yang bertolak belakang dengan sang adik.

Tak langsung pergi dari rumah sakit, Lula menyempatkan mampir terlebih dulu ke taman depan sambil menunggu Lisa dan Rose yang akan menjemputnya, dengan duduk di salah satu kursi panjang dibawah pohon besar sembari menikmati musik yang dia dengarkan lewat earphone dan mengamati sekelilingnya yang cukup sepi.

Perhatian Lula tiba-tiba dicuri oleh seorang gadis kecil yang jatuh tersungkur dari kursi roda dihalaman rumah sakit, membuat Lula langsung cepat menghampiri gadis tersebut dengan kepanikan.

Lula membantu gadis kecil itu bangun dan membantunya untuk duduk di kursi roda. "Kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Tidak ada jawaban pasti, pertanyaan Lula hanya dijawab dengan ringisan penuh kesakitan dari sang gadis yang berhasil membuat Lula semakin panik.

Lula mengamati sang gadis dengan prihatin, kedua lutunya lecet begitu juga dengan dagunya yang berdarah.

Tanpa pikir panjang, Lula mengambil alih kendali kursi roda, lalu dengan segera mendorongnya masuk kedalam rumah sakit.

Karena tak tau harus membawa kemana, Lula berinisiatif membawa gadis di kursi roda untuk pergi ke ruangan Bona atau Logan agar ditangani. Tapi baru meninggalkan lobi rumah sakit, tiba-tiba seorang gadis dan seorang dokter laki-laki menghampiri mereka berdua dengan sangat panik yang tergambar sangat jelas di wajah keduanya.

"YUNA!"

Sang gadis langsung bersimpuh didepan kursi roda bersama isak tangis yang cukup jelas terdengar, lalu memeluk gadis kecil yang Lula yakini bernama Yuna.

Entah mengapa, mendengar suara tangis gadis yang memeluk Yuna yang wajahnya sudah sangat basah, membuat dada Lula tiba-tiba terasa sesak bersama hatinya yang berdenyut perih.

"Lebih baik bawa Yuna keruangan sekarang." Saran dokter lelaki yang berdiri dengan penuh kecemasan.

Lula pun mundur teratur, lalu mempersilahkan sang dokter untuk mengambil alih kendali kursi roda Yuna yang langsung didorong pergi.

Ketika Lula ingin mengikuti kemana sang dokter akan membawa Yuna pergi, kakinya yang baru saja maju selangkah langsung tertahan oleh suara dering dari balik saju jaketnya, membuat Lula diam sambil mengawasi dari jauh ketiganya yang baru saja berbelok, lalu mengambil ponselnya di saku dan mendapati nama Lisa yang tertera di layar sebagai pengirim beberapa pesan.

Karena tidak mau membuat Lisa dan Rose yang sudah datang untuk menunggu lama, Lula pun memutuskan untuk putar balik dan keluar lagi dari rumah sakit. Soal Yuna, bisa dia urus nanti sepulang dari kampus.


*****


"LULA MATTHEW!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRÄUMEREITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang