02.

15 4 3
                                    

"Arsha....Naomi...Luna..." pekik Lavanya dan menghampiri mereka yang sedang duduk di bangku kantin, "ihh kenapa gak nungguin?" tanyanya kesal.

"Lama, kita udah laper jadi yaudah. Udah jangan ngambek, duduk tuh udah kita pesenin" ucap Naomi, "iya tuh bener kita udah laper kalo nunggu kamu yang ada kita gak kebagian tempat" tambah Kaluna dan lanjut memakan nasi gorengnya dengan lahap.

"Sini" Arsha menepuk tempat di sebelah nya, menyuruh Lavanya untuk duduk si sana.

"Di suruh apa aja tadi?" tanya Kaluna memulai pembicaraan lagi setelah hening sesaat.

"Di suruh ngedata yang ikut camping bulan depan" jawab Lavanya sebari lanjut makan.

"Tempat camping na dimana?" tanya Naomi,

"kurang tau, aku mah cuman di suruh ngedata aja da. Tanya we ke si Arsha tau meren dia mah kan Deket sama si A'a OSIS itu" jawab Lavanya dan mendapat tatapan tajam dari Arshanna.

"Naon sih ai kamu" ujar Arshanna dan mencubit kecil lengan Lavanya, "alah ..... kamu kan emang lagi Deket sama dia" balas Lavanya sambil mengusap lengannya yang di cubit oleh Arshanna.

"Gak ihh cuman kenal doang gak deket" elak nya,

"iyain deh biar cepet" imbuh Naomi yang sudah terlalu malas mendengar alasan dari Arshanna yang bilangnya cuman kenal aja, tapi asli nya malah suka nyariin sama nanyain si cowo salah satu anggota osis itu.
.
.
.
.

Langit sudah mulai gelap padahal ini baru pukul 3 sore, pertanda akan turun hujan.

Semua murid SMA Fajar Bhakti sudah mulai memenuhi lahan parkir untuk mengambil kendaraan nya masing masing ada juga yang menunggu di halte dekat sekolah dan gerbang sekolah.

Lavanya bersama Arshanna berjalan menuju gerbang sekolah menunggu jemputan nya masing masing.

"Shan itu tuh si A'a" bisik Lavanya kepada Arshanna dan sedikit mendorong Arsha agar menghampiri seorang pria dengan  perawakan tinggi dan kulit sawo matang nya itu.

"Sana gih" cicit Lavanya, Arsha pun berjalan perlahan mendekat seorang pria yang sedang duduk di atas motornya dekat pos satpam.

"Punten A Gil" seru Arsha pelan tapi untungnya masih terdengar oleh pria yang di sebut Gil itu –Gilang–

”nya Aya naon? Arsha nya?" jawabnya dan bertanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah orang." Iya A, aku Arsha, mau tanya boleh?" ucap Arsha.

"Boleh, Bade naros naon?" Berinya izin

"Kalo nanti camping tempat nya dimana ya A? terus kapan?" tanya Arsha sedikit gugup, jujur saja dia merasa sedikit malu tapi dia senang karena bisa berbicara dengan pria ini.

"Buat tempat nya mah belum pasti juga ini teh, tapi kaya nya bakal di hutan pinus Mega tutupan deh mun teu salah teh, kalo buat tanggal na mah belum tau tapi yang pasti bulan depan abis ujian" jawabnya menjelaskan apa yang dia tau tentang informasi untuk camping nanti.

"oh iya, makasih A info nya" ucap Arsha, "tunggu, pulang sama siapa?" tanya Gilang menghentikan langkah Arsha yang tadi akan pergi.

"Sendiri A, pake angkot soalnya orang rumah lagi pada sibuk" jawab Arsha.

"Bareng aja hayu, searah ini. Udah mau ujan juga" ajak Gilang, "gapapa A gak usah bisi ngerepotin" tolak Arsha halus.

"Udah gapapa hayu, teu ngarepotkeun da" ajak nya kembali membujuk, Arsha menoleh ke arah dimana Lavanya berdiri meminta saran walau hanya lewat kontak mata.

"Yaudah A boleh, makasih sebelum nya" putus Arsha setelah tadi meminta saran kepada Lavanya lewat kontak mata, setelah Gilang dan Arsha pun pergi dan saat melewati Lavanya yang ada di dekat gerbang Arsha mengucapkan terimakasih walaupun hanya gerakan bibir tanpa suara.

( Temen kalo udah Deket pasti ngerti walaupun cuman tatapan doang, iyakan).

Lavanya yang melihat mereka berdua hanya tersenyum manis, akhirnya teman cerewet nya itu memberadikan diri untuk dekat dengan pria yang dia suka.

Di warung depan sekolah ada seorang remaja lelaki yang sedari tadi mengawasi Lavanya, sampai Lavanya pergi setelah ojol yang dia pesan tiba, pria itupun lantas pergi dari warung itu dan mengikuti Lavanya.

Pria itu benar benar mengikuti Lavanya sampai ke gang rumah Lavanya, saat Lavanya turun dari ojolnya dia juga ikut turun dari motornya.

Lavanya sama sekali tidak menyadari ataupun merasa curiga pada pria yang berjalan mengikuti nya itu, sampai di depan rumah Lavanya segera masuk.

Pria itu melihat Lavanya sudah masuk ke dalam rumah, terdiam sesaat kemudian dia pergi, menelusuri gang menuju jalan.

Menghampiri motornya dan mengenakan helm, lalu menaiki motor. Sebelum dia benar benar pergi dari daerah rumah Lavanya dia mengirim pesan kepada seseorang.


Sekian untuk chapter 2, kalo ada typo tolong beri tanda.

Terima kasih......



AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang