Calista berjalan kembali ke kamarnya dan membuka kotak itu dengan tergesa-gesa.
Di kehidupan sebelumnya, dia tidak ingat bahwa Denzel memberinya sebuah gaun.
Di kehidupan sebelumnya, Adelia adalah orang pertama yang memasuki ruangan... ‘Mungkin... Di kehidupan sebelumnya, Adelia melempar gaun itu sebelum aku sempat melihatnya?’ Ini adalah kesimpulan terdekat yang mungkin terjadi.
Calista mengeluarkan gaun itu dan matanya berbinar gembira. Gaun itu berwarna merah, warna gaun itu sangat cocok dengan warna kulitnya yang pucat.
Dia segera mengganti gaunnya dan seperti yang diharapkan, gaun itu sangat pas untuknya! Gaun itu terlihat elegan dan warnanya mencerahkan kulitnya. Desain gaun panjang yang sederhana membuatnya terlihat sangat elegan dan mewah.
Calista mengeriting ujung rambutnya dan memasang jepit rambut yang juga tersedia dalam satu set dari kotaknya. Ieqa mempercantik penampilannya dengan riasan ringan dan aksesoris yang disertakan dalam gaun dari Denzel.
Akhirnya berakhir dengan semburat warna koral di bibirnya, Calista berputar di depan cermin dengan ekspresi penuh kebahagiaan. Dia bertanya-tanya dalam benaknya, ‘Apa pendapat Denzel tentang gaun itu? Apakah cocok untukku?’ Calista terus menatap cermin dan sering tertawa kecil memikirkannya.
Ketukan pintu yang tak terduga menghentikannya berpose di depan cermin. Dia berlari untuk membuka pintu, “Ah!! Kakak!! “.
“Calista....” Ucapan saudara laki-laki Calista terhenti saat melihat Calista.
Dia berdiam di depan pinta untuk memeriksa adiknya. tanра diduga adik perempuannya yang manja itu telah berdandan dengan cantik. Sudut bibirnya terangkat karena melihat pemandangan itu dan menepuk kepala Calista dengan lembut. Dia selalu melihat adik perempuannya dengan riasan tebal seperti badut, jadi ini adalah pertama kalinya dia melihatnya mengenakan riasan tipis dan sederhana.
“Untuk siapa kamu berdandan secantik ini?” dia menggoda Calista dan terkekeh nakal.
Mendengar perkataan kakaknya, wajah Calista memerah seperti tomat. Calista memukul kakaknya pelan. “Astaga, Kak jangan menggodaku!”
“Lalu... apakah ini untuk Eric?” Mendengar perkataannya, wajah kakaknya berubah muram.
Sejak dulu, kakak Calista tidak menyukai Eric, hal ini juga yang menjadi alasan mengapa hubungan Calista dengan kakaknya menjadi renggang. Kakaknya tidak tahu rencana orang tua mereka untuk menjodohkan Calista dengan Denzel, tetapi seperti dulu, dia setuju jika Calista bertunangan dengan Denzel daripada dengan bajingan itu.
“Tidak! Itu bukan untuknya!” jawab Calista dengan ekspresi jijik.
Kakak Calista menatapnya dengan tercengang oleh ekspresinya. Ini adalah pertama kalinya Calista tidak meninggikan suaranya bahkan ketika dia menyebut Eric bajingan! Selain itu, dia tidak bisa melihat ekspresi yang sama seperti yang pernah ditunjukkan Calista setiap kali seseorang menyebut Eric. Seolah-olah mereka sedang membicarakan seekor lalat kecil yang mudah dilupakan.
Kakak beradik itu melanjutkan percakapan mereka sebentar.
“Ah! Lihat jamnya! Kakak turunlah! Kau harus bertemu tamu yang lain!” Calista melirik jam tangan di tangan kakaknya dan mengingatkannya.
“Ah! Benar juga, aku terlambat! Calista, jangan dekat-dekat dengan bajingan kecil itu, oke!” Meskipun merasa lega, Kakak Calista tetap mengingatkannya sekali lagi agar dia benar-benar menjauh dari Eric.
Alih-alih marah, Calista hanya tertawa, “Ya, Kakak aku mengerti, pergi saja!” la melambaikan tangannya ke arah punggung kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tunanganku! : Aku Kembali ke Masa Lalu dan Memilihmu!
FantasyDulu, Calista Evangeline pernah ditipu, dikhianati, dan di saat kematiannya, dia akhirnya mengerti betapa berliku-liku takdirnya. Orang tuanya telah meninggal dan kakak laki-lakinya dijebloskan ke penjara. Dia menyadari bahwa semuanya adalah kesala...